Studi Ketahanan Melon (Cucumis melo L) Terhadap Layu Fusarium Secara In Vitro dan Kaitannya dengan Asam Salisilat

Main Author: Sujatmiko, Endang Sulistyaningsih, dan Rudi Hari Murti, Bambang
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada jointly with PISPI , 2013
Online Access: https://journal.ugm.ac.id/jip/article/view/2511
https://journal.ugm.ac.id/jip/article/view/2511/2247
Daftar Isi:
  • INTISARILayu fusarium adalah penyakit utama melon yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. melonis (Fom). Pemuliaan tanaman secara in-vitro melalui variasi somaklonal telah digunakan selama beberapa dekade untuk perbaikan karakter ketahanan tanaman. Asam salisilat diketahui sebagai salah satu senyawa yang berperan penting terhadap ketahanan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi optimal dari asam fusarat yang dapat digunakan untuk tujuan skrining ketahanan layu fusarium secara in-vitro, mendapatkan tanaman tahan melalui seleksi in-vitro dan mengetahui hubungan kandungan asam salisilat dengan ketahanan tanaman melon terhadap layu fusarium. Kalus lima galur melon dipaparkan pada empat konsentrasi asam fusarat yaitu 0 ppm, 15 ppm, 30 ppm, dan 60 ppm. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan kalus melon pada media dengan konsentrasi 0 dan 15 ppm tidak berbeda, penurunan pertumbuhan kalus mulai terlihat pada konsentrasi 30 ppm dan berlanjut pada konsentrasi 60 ppm. Galur paling tahan adalah galur M-21, sedangkan galur yang paling responsif saat regenerasi adalah galur M-13. Pertumbuhan kalus pada media seleksi dipengaruhi oleh genotipe masing-masing. Kalus yang mampu beregenerasi dan menghasilkan plantlet kemudian dinyatakan sebagai plantlet yang tahan pada tingkat in-vitro. Tanaman tahan memiliki kandungan asam salisilat alami (endogenous) lebih tinggi.Kata kunci: Fusarium oxysporum f.sp. melonis, Cucumis melo L., asam fusarat, skrining in- vitro, asam salisilat, ketahanan.