The Dynamics of Organic Farming Institution Towards Sustainable Development

Main Authors: Indriana, Hana, A Kinseng, Rilus, Adriana, Galuh
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Communication and Community Department, Faculty of Human Ecology , 2016
Online Access: http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/view/13652
http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/view/13652/10264
ctrlnum article-13652
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="en-US">The Dynamics of Organic Farming Institution Towards Sustainable Development</title><creator>Indriana, Hana</creator><creator>A Kinseng, Rilus</creator><creator>Adriana, Galuh</creator><subject lang="en-US"/><description lang="en-US">The development of organic agriculture is significant both at local, national, regional, and global in the last two decades and organic farming has matured enough to offer lesson. In the process, these developments characterized by a variety of internal and external conflicts such as conflict of interest, the data conflicts, resource conflicts, and structural conflicts. Products from various conflicts between the actors who are related, ultimately forming institutional arrangements. This study aims to explain the mechanisms that made the actors involved in organic farming in managing conflicts by placing community as an important actor. This study uses a constructivist paradigm that seeks to understand the meaning construction management of conflicts of various actors. The study was conducted in three locations namely Tasikmalaya District, West Java, Boyolali, Central Java, and Malang in East Java. Conflict management model that has been built by the institutional organic farming in Tasikmalaya, Boyolali, and Malang a lesson learned for other lowland rice farming locations that could potentially be the location of the development of organic rice. In the development phase, while this institutional organic farming that have been built are encouraged to ensure food security where production is not only oriented to meet export demand, but also meet the needs of organic food at the local and national levels.Keywords: conflict management, organic farming, sustainability, food securityABSTRAKPerkembangan pertanian organik cukup signifikan baik di level lokal, nasional, regional, maupun global dalam dua dekade terakhir ini dan organic farming has matured enough to offer lesson. Pada prosesnya, perkembangan tersebut diwarnai oleh beragam konflik baik internal maupun eksternal berupa konflik kepentingan, konflik data, konflik sumber daya, maupun konflik struktural. Produk dari beragam konflik diantara aktor-aktor yang terkait tersebut, pada akhirnya membentuk aturan-aturan kelembagaan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mekanisme yang dilakukan para aktor yang terlibat dalam pertanian organik dalam melakukan manajemen konflik dengan menempatkan komunitas sebagai aktor penting. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yang berupaya untuk memahami konstruksi makna manajemen konflik dari berbagai aktor. Penelitian dilakukan di tiga lokasi yaitu Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, dan Kabupaten Malang Jawa Timur. Model manajemen konflik yang telah dibangun oleh kelembagaan pertanian organik di Tasikmalaya, Boyolali, dan Malang menjadi pembelajaran bagi lokasi pertanian padi sawah lainnya yang berpotensi menjadi lokasi pengembangan padi organik. Pada fase pengembangan sementara ini, kelembagaan pertanian organik yang berhasil dibangun didorong untuk menjamin ketahanan pangan dimana produksi bukan hanya diorientasikan untuk memenuhi permintaan ekspor namun juga dapat memenuhi kebutuhan pangan organik di tingkat lokal dan nasional.Kata kunci: manajemen konflik, pertanian organik, keberlanjutan, ketahanan pangan</description><publisher lang="en-US">Communication and Community Department, Faculty of Human Ecology</publisher><contributor lang="en-US"/><date>2016-12-17</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Journal:Article</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/view/13652</identifier><identifier>10.22500/sodality.v4i2.13652</identifier><source lang="en-US">Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan; Vol 4, No 2 (2016): Sodality</source><source>2302-7525</source><source>2302-7517</source><language>eng</language><relation>http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/view/13652/10264</relation><rights lang="en-US">Copyright (c) 2016 Sodality :: Jurnal Sosiologi Pedesaan</rights><recordID>article-13652</recordID></dc>
language eng
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
File:application/pdf
File
Journal:eJournal
author Indriana, Hana
A Kinseng, Rilus
Adriana, Galuh
title The Dynamics of Organic Farming Institution Towards Sustainable Development
publisher Communication and Community Department, Faculty of Human Ecology
publishDate 2016
url http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/view/13652
http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/view/13652/10264
contents The development of organic agriculture is significant both at local, national, regional, and global in the last two decades and organic farming has matured enough to offer lesson. In the process, these developments characterized by a variety of internal and external conflicts such as conflict of interest, the data conflicts, resource conflicts, and structural conflicts. Products from various conflicts between the actors who are related, ultimately forming institutional arrangements. This study aims to explain the mechanisms that made the actors involved in organic farming in managing conflicts by placing community as an important actor. This study uses a constructivist paradigm that seeks to understand the meaning construction management of conflicts of various actors. The study was conducted in three locations namely Tasikmalaya District, West Java, Boyolali, Central Java, and Malang in East Java. Conflict management model that has been built by the institutional organic farming in Tasikmalaya, Boyolali, and Malang a lesson learned for other lowland rice farming locations that could potentially be the location of the development of organic rice. In the development phase, while this institutional organic farming that have been built are encouraged to ensure food security where production is not only oriented to meet export demand, but also meet the needs of organic food at the local and national levels.Keywords: conflict management, organic farming, sustainability, food securityABSTRAKPerkembangan pertanian organik cukup signifikan baik di level lokal, nasional, regional, maupun global dalam dua dekade terakhir ini dan organic farming has matured enough to offer lesson. Pada prosesnya, perkembangan tersebut diwarnai oleh beragam konflik baik internal maupun eksternal berupa konflik kepentingan, konflik data, konflik sumber daya, maupun konflik struktural. Produk dari beragam konflik diantara aktor-aktor yang terkait tersebut, pada akhirnya membentuk aturan-aturan kelembagaan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mekanisme yang dilakukan para aktor yang terlibat dalam pertanian organik dalam melakukan manajemen konflik dengan menempatkan komunitas sebagai aktor penting. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yang berupaya untuk memahami konstruksi makna manajemen konflik dari berbagai aktor. Penelitian dilakukan di tiga lokasi yaitu Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, dan Kabupaten Malang Jawa Timur. Model manajemen konflik yang telah dibangun oleh kelembagaan pertanian organik di Tasikmalaya, Boyolali, dan Malang menjadi pembelajaran bagi lokasi pertanian padi sawah lainnya yang berpotensi menjadi lokasi pengembangan padi organik. Pada fase pengembangan sementara ini, kelembagaan pertanian organik yang berhasil dibangun didorong untuk menjamin ketahanan pangan dimana produksi bukan hanya diorientasikan untuk memenuhi permintaan ekspor namun juga dapat memenuhi kebutuhan pangan organik di tingkat lokal dan nasional.Kata kunci: manajemen konflik, pertanian organik, keberlanjutan, ketahanan pangan
id IOS1732.article-13652
institution Institut Pertanian Bogor
institution_id 20
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Institut Pertanian Bogor
library_id 96
collection Jurnal Matematika dan Aplikasinya
repository_id 1732
subject_area Matematika
city BOGOR
province JAWA BARAT
repoId IOS1732
first_indexed 2017-02-25T13:05:02Z
last_indexed 2017-02-25T13:05:02Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1722682016507363328
score 17.203468