PENGARUH PEMBER1AN AIR PERASAN DAUN PEPAYA PADA AYAM1. RESPON PATOFISIOLOG1K DUODENUM

Main Author: Kamaruddin, Mufti
Format: Article info eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI , 2012
Online Access: https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/404
ctrlnum article-404
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="en-US">PENGARUH PEMBER1AN AIR PERASAN DAUN PEPAYA PADA AYAM1. RESPON PATOFISIOLOG1K DUODENUM</title><creator>Kamaruddin, Mufti</creator><description lang="en-US">Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian air perasan daun pepaya dengan berbagai tingkatan dosis terhadap respon patofisiologik duodenum ayam buras. Penelitian menggunakan 20 ekor ayam buras yang berumur 3 bulan dengan berat badan rata-rata (&#xB1; SD) 577 &#xB1; 69,97 g. Hewan percobaan dilcelompokkan secara acak merata dalam lima kelompok perlalcuan, tiap-tiap kelompok terdiri dari empat ekor. Kelompok pertarna sebagai kontrol hanya diberi akuades (Po); kelompok kedua sampai kelompok' lima diberi air perasan daun papaya dosis tunggal sebagai berilait: 1,5 ml (P1), 2,0 ml (P2), 2,5 nil (P3) dan 3,0 ml (P4). Untuk pembuatan perasan daun papaya digunakan 400 g daun pepaya dan diekstraksi secara sederhana. Empat had setelah perlakuan ayam dikorbankan, dibedah bangkai, dilalcukan pemeriksaan duodenum. Pemeriksaan dilakukan secara makroskopik dan mikroskopik. Preparat mikroskopik dibuat dengan metode paraffin dan diwarnai dengan hematoksilin-eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan perubahan patologik pada duodenum pada kelompok perlakuan P2, P3 dan P4. Secara makroskopik pada duodenum terlihat gambaran hiperemi dan hemoragi difusa. Sedangkan secara mikroskopik duodenum ayam pada ketiga kelompok perlakuan P2, P3 dan P4 terjadi erosi pada lapisan epitel mukosa, hiperemi, dan hemoragi pada lamina propria. Sedangkan pada kelompok kontrol dan Pi tidak terlihat adanya perubahan makroskopik maupun mikroskopik. Dari hash penelitian dapat disimpulkan bahwa dosis air perasan daun papaya 1,5 ml tidak menimbulkan perubahan patofisiologik, sedangkan pemberian pada dosis 2,0 ml, 2,5 ml dan 3,0 ml memperlihatkan perubahan patofisiologik pada duodenum ayam buras. Sernakin tinggi dosis pemberian air perasan daun pepaya yang diberikan semakin besar perubahannya.</description><publisher lang="en-US">Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI</publisher><contributor lang="en-US"/><date>2012-03-16</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Journal:Article</type><identifier>https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/404</identifier><source lang="en-US">Jurnal Sain Veteriner; Vol 18, No 1 (2000)</source><source>2407-3733</source><source>0126-0421</source><language>eng</language><rights lang="en-US">Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner</rights><rights lang="en-US">http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0</rights><recordID>article-404</recordID></dc>
language eng
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
Journal:eJournal
author Kamaruddin, Mufti
title PENGARUH PEMBER1AN AIR PERASAN DAUN PEPAYA PADA AYAM1. RESPON PATOFISIOLOG1K DUODENUM
publisher Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI
publishDate 2012
url https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/view/404
contents Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian air perasan daun pepaya dengan berbagai tingkatan dosis terhadap respon patofisiologik duodenum ayam buras. Penelitian menggunakan 20 ekor ayam buras yang berumur 3 bulan dengan berat badan rata-rata (± SD) 577 ± 69,97 g. Hewan percobaan dilcelompokkan secara acak merata dalam lima kelompok perlalcuan, tiap-tiap kelompok terdiri dari empat ekor. Kelompok pertarna sebagai kontrol hanya diberi akuades (Po); kelompok kedua sampai kelompok' lima diberi air perasan daun papaya dosis tunggal sebagai berilait: 1,5 ml (P1), 2,0 ml (P2), 2,5 nil (P3) dan 3,0 ml (P4). Untuk pembuatan perasan daun papaya digunakan 400 g daun pepaya dan diekstraksi secara sederhana. Empat had setelah perlakuan ayam dikorbankan, dibedah bangkai, dilalcukan pemeriksaan duodenum. Pemeriksaan dilakukan secara makroskopik dan mikroskopik. Preparat mikroskopik dibuat dengan metode paraffin dan diwarnai dengan hematoksilin-eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan perubahan patologik pada duodenum pada kelompok perlakuan P2, P3 dan P4. Secara makroskopik pada duodenum terlihat gambaran hiperemi dan hemoragi difusa. Sedangkan secara mikroskopik duodenum ayam pada ketiga kelompok perlakuan P2, P3 dan P4 terjadi erosi pada lapisan epitel mukosa, hiperemi, dan hemoragi pada lamina propria. Sedangkan pada kelompok kontrol dan Pi tidak terlihat adanya perubahan makroskopik maupun mikroskopik. Dari hash penelitian dapat disimpulkan bahwa dosis air perasan daun papaya 1,5 ml tidak menimbulkan perubahan patofisiologik, sedangkan pemberian pada dosis 2,0 ml, 2,5 ml dan 3,0 ml memperlihatkan perubahan patofisiologik pada duodenum ayam buras. Sernakin tinggi dosis pemberian air perasan daun pepaya yang diberikan semakin besar perubahannya.
id IOS1961.article-404
institution Universitas Gadjah Mada
institution_id 19
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada
library_id 488
collection Jurnal Sain Veteriner
repository_id 1961
subject_area Peternakan
city SLEMAN
province DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
repoId IOS1961
first_indexed 2017-01-24T01:35:41Z
last_indexed 2017-01-24T01:35:41Z
recordtype dc
_version_ 1685747255870488576
score 17.605686