Strategi Penganekaragaman Konsumsi Pangan Menuju Pola Pangan Harapan Tahun 2015 di Kota Jambi
Main Author: | Prathivi, , Marina Noor |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/1/R44-01-Marina-Cover.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/2/R44-02-Marina-Abstrak.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/3/R44-03-Marina-RingkasanEksekutif.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/4/R44-04-Marina-DaftarIsi.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/5/R44-05-Marina-BabIPendahuluan.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/ http://elibrary.mb.ipb.ac.id |
ctrlnum |
1537 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/</relation><title>Strategi Penganekaragaman Konsumsi Pangan Menuju Pola Pangan Harapan Tahun 2015 di Kota Jambi</title><creator>Prathivi, , Marina Noor</creator><subject>Manajemen Strategi</subject><description>MARINA NOOR PRATHIVI. Strategi Penganekaragaman Konsumsi Pangan Menuju Pola Pangan Harapan Tahun 2015 di Kota Jambi. Dibimbing oleh RIZAL SYARIEF dan AGUS MAULANA.

Hak asasi atas pangan telah menjadi komitmen pemerintah, yang dinyatakan dalam UU No 7 Tahun 1996, dimana ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Ketahanan pangan telah menjadi prasyarat dasar yang harus dimiliki oleh daerah otonom sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007. Kinerja pembangunan ketahanan pangan diatur oleh Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 mengenai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan. Terdapat empat jenis pelayanan dasar SPM bidang ketahanan pangan, yaitu (a) ketersediaan dan cadangan pangan; (b) distribusi dan akses pangan; (c) penganekaragaman dan keamanan pangan; serta (d) penanganan kerawanan pangan. 
Kota Jambi sebagai daerah otonom memiliki kewajiban dalam menyelenggarakan urusan ketahanan pangan, salah satunya yaitu upaya pencapaian SPM bidang penganekaragaman dan keamanan konsumsi pangan. Indikator SPM tersebut yaitu minimal 90% dari AKE 2000 kkal/kapita/hari dan skor PPH 100 harus tercapai pada tahun 2015. Hal ini menjadi isu strategis karena konsumsi pangan penduduk merupakan output pembangunan ketahanan pangan di suatu wilayah. Berdasarkan data Susenas tahun 2010, diketahui bahwa rata-rata penduduk Kota Jambi baru mengonsumsi energi sebesar 81,7% dari AKE atau setara dengan 1.634 kkal/kapita/hari dengan skor PPh 76,9. Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah dan mutu konsumsi penduduk Kota Jambi masih belum memenuhi SPM. 
Penelitian ini dilakukan di lingkup pemerintahan daerah terkait ketahanan pangan wilayah Kota Jambi pada bulan Januari 2012 hingga Februari 2012. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif melalui FGD (Focus Group Discussion) dan pengisian kuesioner. Perumusan faktor internal eksternal yang berpengaruh menggunakan matriks IFE-EFE. Perumusan strategi penganekaragaman konsumsi pangan menggunakan analisis SWOT, sedangkan untuk menentukan prioritas strategi dilakukan dengan menggunakan AHP. Teknik pengambilan contoh dilakukan dengan cara sengaja (Purposive Sampling). Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa narasumber yang bersangkutan memiliki kompetensi dan kewenangan di bidangnya. Jumlah narasumber untuk FGD sebanyak 4 orang sedangkan narasumber untuk pengisian kuesioner sebanyak 12 orang.
Analisis lingkungan internal dilaksanakan untuk mengkaji berbagai faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan penganekaragaman konsumsi pangan di Kota Jambi. Identifikasi faktor-faktor internal tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu kekuatan dan kelemahan. Faktor kekuatan yaitu komitmen pemerintah Kota Jambi dalam ketahanan pangan (0,369) diikuti oleh daya beli masyarakat terhadap pangan (0,324), terdapatnya kelembagaan ketahanan pangan daerah (0,287), tingkat pendidikan masyarakat (0,286), kondisi infrastruktur yang memadai (0,276), dan terakhir adalah adanya sosialisasi penganekaragaman konsumsi pangan yang baik (0,271). Faktor kelemahan yaitu masih lemahnya koordinasi lintas sektoral (0,129), pola konsumsi masyarakat yang belum beragam (0,125), alokasi program dan anggaran yang belum optimal (0,124), ketergantungan pasokan pangan (0,116), kelembagaan masyarakat belum optimal (0,114), dan ketersediaan pangan lokal yang belum kontinu (0,096). Total skor matriks IFE yang diperoleh dari penjumlahan skor faktor kekuatan dan kelemahan adalah 2,518.
Analisis lingkungan eksternal terdiri dari peluang yang dapat mendorong penganekaragaman konsumsi pangan dan ancaman, yaitu kondisi eksternal yang dapat menghambat dan harus diantisipasi oleh Kota Jambi. Faktor peluang yaitu perkembangan teknologi pengolahan pangan lokal (0,403), keberadaan jalan negara dan jalan provinsi (0,383), posisi Kota Jambi yang strategis (0,381), dan adanya dasar hukum dan kebijakan tentang penganekaragaman konsumsi pangan di Indonesia (0,353). Faktor ancaman yaitu perubahan situasi politik daerah (0,351), yang diikuti oleh harga komoditas pangan strategi fluktuatif (0,327), perubahan iklim (0,296), dan regulasi pangan masih belum terpadu (0,266). Total skor matriks EFE yang diperoleh dari penjumlahan skor faktor peluang dan ancaman adalah 2,76
Alternatif strategi dilakukan berdasarkan pada analisis terhadap faktor internal dan eksternal yang berpengaruh. Berdasarkan matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi, yaitu strategi Strengths-Opportunities (SO) adalah optimalisasi fungsi dewan ketahanan pangan dan penguatan SDM aparatur daerah, strategi Weaknesses-Opportunities (WO) adalah menjamin pasokan pangan dan pengembangan kelompok pengolah pangan lokal, strategi Strengths-Threats (ST) adalah gerakan masyarakat menuju gizi seimbang aman berbasis pangan lokal, dan strategi Weaknesses-Threats (WT) adalah integrasi SPM ketahanan pangan ke dalam RPJMD/Renstra SKPD.
Hasil analisis gabungan menggunakan AHP diperoleh hasil yaitu faktor prioritas dalam penganekaragaman konsumsi pangan adalah daya beli masyarakat (0,211), aktor prioritas adalah Dinas Industri dan Perdagangan (0,232), tujuan prioritas yang ingin dicapai adalah meningkatkan pendapatan masyarakat (0,365), dan strategi prioritas yang ingin dicapai adalah pengembangan kelompok pengolah pangan lokal (0,198). 
Implikasi manajerial diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan di Kota Jambi. Penganekaragaman konsumsi pangan memiliki potensi untuk dicapai di Kota Jambi karena telah dijabarkan dalam visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan Kota Jambi tahun 2008-2013. Landasan kebijakan yang telah diletakkan tersebut kemudian dioperasionalkan menjadi program/kegiatan masing-masing SKPD teknis yang dikoordinasikan oleh Dewan Ketahanan Pangan dengan Sekretariat berada di Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan. Selanjutnya program/kegiatan tersebut perlu disinergikan dengan strategi yang telah dirumuskan dalam penelitian ini serta dilaksanakan secara sinergis dan bertahap meunju SPM tahun 2015. 
</description><date>2012</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>File:application/pdf</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/1/R44-01-Marina-Cover.pdf</identifier><type>File:application/pdf</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/2/R44-02-Marina-Abstrak.pdf</identifier><type>File:application/pdf</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/3/R44-03-Marina-RingkasanEksekutif.pdf</identifier><type>File:application/pdf</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/4/R44-04-Marina-DaftarIsi.pdf</identifier><type>File:application/pdf</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/5/R44-05-Marina-BabIPendahuluan.pdf</identifier><identifier> Prathivi, , Marina Noor (2012) Strategi Penganekaragaman Konsumsi Pangan Menuju Pola Pangan Harapan Tahun 2015 di Kota Jambi. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor. </identifier><relation>http://elibrary.mb.ipb.ac.id</relation><recordID>1537</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview File:application/pdf File |
author |
Prathivi, , Marina Noor |
title |
Strategi Penganekaragaman Konsumsi Pangan Menuju Pola Pangan Harapan Tahun 2015 di Kota Jambi |
publishDate |
2012 |
topic |
Manajemen Strategi |
url |
http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/1/R44-01-Marina-Cover.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/2/R44-02-Marina-Abstrak.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/3/R44-03-Marina-RingkasanEksekutif.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/4/R44-04-Marina-DaftarIsi.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/5/R44-05-Marina-BabIPendahuluan.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/1537/ http://elibrary.mb.ipb.ac.id |
contents |
MARINA NOOR PRATHIVI. Strategi Penganekaragaman Konsumsi Pangan Menuju Pola Pangan Harapan Tahun 2015 di Kota Jambi. Dibimbing oleh RIZAL SYARIEF dan AGUS MAULANA.
Hak asasi atas pangan telah menjadi komitmen pemerintah, yang dinyatakan dalam UU No 7 Tahun 1996, dimana ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Ketahanan pangan telah menjadi prasyarat dasar yang harus dimiliki oleh daerah otonom sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007. Kinerja pembangunan ketahanan pangan diatur oleh Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 mengenai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan. Terdapat empat jenis pelayanan dasar SPM bidang ketahanan pangan, yaitu (a) ketersediaan dan cadangan pangan; (b) distribusi dan akses pangan; (c) penganekaragaman dan keamanan pangan; serta (d) penanganan kerawanan pangan.
Kota Jambi sebagai daerah otonom memiliki kewajiban dalam menyelenggarakan urusan ketahanan pangan, salah satunya yaitu upaya pencapaian SPM bidang penganekaragaman dan keamanan konsumsi pangan. Indikator SPM tersebut yaitu minimal 90% dari AKE 2000 kkal/kapita/hari dan skor PPH 100 harus tercapai pada tahun 2015. Hal ini menjadi isu strategis karena konsumsi pangan penduduk merupakan output pembangunan ketahanan pangan di suatu wilayah. Berdasarkan data Susenas tahun 2010, diketahui bahwa rata-rata penduduk Kota Jambi baru mengonsumsi energi sebesar 81,7% dari AKE atau setara dengan 1.634 kkal/kapita/hari dengan skor PPh 76,9. Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah dan mutu konsumsi penduduk Kota Jambi masih belum memenuhi SPM.
Penelitian ini dilakukan di lingkup pemerintahan daerah terkait ketahanan pangan wilayah Kota Jambi pada bulan Januari 2012 hingga Februari 2012. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif melalui FGD (Focus Group Discussion) dan pengisian kuesioner. Perumusan faktor internal eksternal yang berpengaruh menggunakan matriks IFE-EFE. Perumusan strategi penganekaragaman konsumsi pangan menggunakan analisis SWOT, sedangkan untuk menentukan prioritas strategi dilakukan dengan menggunakan AHP. Teknik pengambilan contoh dilakukan dengan cara sengaja (Purposive Sampling). Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa narasumber yang bersangkutan memiliki kompetensi dan kewenangan di bidangnya. Jumlah narasumber untuk FGD sebanyak 4 orang sedangkan narasumber untuk pengisian kuesioner sebanyak 12 orang.
Analisis lingkungan internal dilaksanakan untuk mengkaji berbagai faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan penganekaragaman konsumsi pangan di Kota Jambi. Identifikasi faktor-faktor internal tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu kekuatan dan kelemahan. Faktor kekuatan yaitu komitmen pemerintah Kota Jambi dalam ketahanan pangan (0,369) diikuti oleh daya beli masyarakat terhadap pangan (0,324), terdapatnya kelembagaan ketahanan pangan daerah (0,287), tingkat pendidikan masyarakat (0,286), kondisi infrastruktur yang memadai (0,276), dan terakhir adalah adanya sosialisasi penganekaragaman konsumsi pangan yang baik (0,271). Faktor kelemahan yaitu masih lemahnya koordinasi lintas sektoral (0,129), pola konsumsi masyarakat yang belum beragam (0,125), alokasi program dan anggaran yang belum optimal (0,124), ketergantungan pasokan pangan (0,116), kelembagaan masyarakat belum optimal (0,114), dan ketersediaan pangan lokal yang belum kontinu (0,096). Total skor matriks IFE yang diperoleh dari penjumlahan skor faktor kekuatan dan kelemahan adalah 2,518.
Analisis lingkungan eksternal terdiri dari peluang yang dapat mendorong penganekaragaman konsumsi pangan dan ancaman, yaitu kondisi eksternal yang dapat menghambat dan harus diantisipasi oleh Kota Jambi. Faktor peluang yaitu perkembangan teknologi pengolahan pangan lokal (0,403), keberadaan jalan negara dan jalan provinsi (0,383), posisi Kota Jambi yang strategis (0,381), dan adanya dasar hukum dan kebijakan tentang penganekaragaman konsumsi pangan di Indonesia (0,353). Faktor ancaman yaitu perubahan situasi politik daerah (0,351), yang diikuti oleh harga komoditas pangan strategi fluktuatif (0,327), perubahan iklim (0,296), dan regulasi pangan masih belum terpadu (0,266). Total skor matriks EFE yang diperoleh dari penjumlahan skor faktor peluang dan ancaman adalah 2,76
Alternatif strategi dilakukan berdasarkan pada analisis terhadap faktor internal dan eksternal yang berpengaruh. Berdasarkan matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi, yaitu strategi Strengths-Opportunities (SO) adalah optimalisasi fungsi dewan ketahanan pangan dan penguatan SDM aparatur daerah, strategi Weaknesses-Opportunities (WO) adalah menjamin pasokan pangan dan pengembangan kelompok pengolah pangan lokal, strategi Strengths-Threats (ST) adalah gerakan masyarakat menuju gizi seimbang aman berbasis pangan lokal, dan strategi Weaknesses-Threats (WT) adalah integrasi SPM ketahanan pangan ke dalam RPJMD/Renstra SKPD.
Hasil analisis gabungan menggunakan AHP diperoleh hasil yaitu faktor prioritas dalam penganekaragaman konsumsi pangan adalah daya beli masyarakat (0,211), aktor prioritas adalah Dinas Industri dan Perdagangan (0,232), tujuan prioritas yang ingin dicapai adalah meningkatkan pendapatan masyarakat (0,365), dan strategi prioritas yang ingin dicapai adalah pengembangan kelompok pengolah pangan lokal (0,198).
Implikasi manajerial diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan di Kota Jambi. Penganekaragaman konsumsi pangan memiliki potensi untuk dicapai di Kota Jambi karena telah dijabarkan dalam visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan Kota Jambi tahun 2008-2013. Landasan kebijakan yang telah diletakkan tersebut kemudian dioperasionalkan menjadi program/kegiatan masing-masing SKPD teknis yang dikoordinasikan oleh Dewan Ketahanan Pangan dengan Sekretariat berada di Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan. Selanjutnya program/kegiatan tersebut perlu disinergikan dengan strategi yang telah dirumuskan dalam penelitian ini serta dilaksanakan secara sinergis dan bertahap meunju SPM tahun 2015.
|
id |
IOS3669.1537 |
institution |
Institut Pertanian Bogor |
institution_id |
20 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Sekolah Bisnis |
library_id |
692 |
collection |
Repositori Sekolah Bisnis IPB |
repository_id |
3669 |
subject_area |
Business/Bisnis Marketing, Management of Distribution/Marketing, Manajemen Distribusi |
city |
BOGOR |
province |
JAWA BARAT |
repoId |
IOS3669 |
first_indexed |
2016-11-17T00:05:32Z |
last_indexed |
2016-11-17T00:05:32Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1686002695398227968 |
score |
17.608934 |