Upaya Melatihkan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Fisika Dengan Model Cooperative Problem Solving (CPS)

Main Author: Ratnaningdyah, Dwi
Format: Article info application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: STKIP Singkawang , 2017
Subjects:
Online Access: https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JIPF/article/view/194
https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JIPF/article/view/194/138
Daftar Isi:
  • Makalah ini merupakan hasil dari kajian literatur tentang model pembelajaran Cooperative Problem Solving (CPS) yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada mata pelajaran fisika. Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu karakter yang diharapkan dimiliki oleh siswa dalam menghadapi masalah di kehidupan bermasyarakat. Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Indonesia, menjadi peluang dan sekaligus tantangan bagi kita. MEA yang menganut sistem bebas melakukan perdagangan di negara-negara ASEAN ini menuntut kita untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Pendidikan menjadi pilar utama untuk menghasilkan insan yang dapat bertahan dengan segala hantaman permasalahan hidup. Oleh karenanya, diperlukan suatu upaya untuk melatihkan kemampuan pemecahan masalah sejak dini yaitu sejak berada di bangku sekolah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melatihkan kemampuan masalah itu melalui strategi pembelajaran CPS. Terdapat lima tahap strategi problem solving menurut Heller & Heller (2010) yaitu memahami permasalahan, mengubah permasalahan sehari-hari ke konsep fisika, merencanakan solusi, menggunakan solusi, dan mengevaluasi solusi. Dengan kondisi sekolah di Indonesia yang memiliki kelas dengan rombongan belajar yang besar, maka dapat menggunakan teknik pembelajaran berkelompok (cooperative learning). Telah banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat memotivasi siswa dalam belajar. Menurut Johnson & Smith dalam Heller (2010), di dalam pembelajaran kooperatif terdapat unsur-unsur pengembangan pribadi yaitu keterkaitan yang positif (Possitive interdepence), interaksi antarmuka (Face-to-face promotive interaction), tanggung jawab individu (Individual Accountability/Personal Responsibility), dan keterampilan berkolaborasi (Collaborative Skill).