Karakterisasi Perakaran Tebu (Saccharum officinarum L.) Sistem Turun Tanah Dan Sistem Keprasan Pada Lahan Kering Di Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang
Main Author: | AbdiTriWahyono |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/128566/1/051000164.pdf http://repository.ub.ac.id/128566/ |
ctrlnum |
128566 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/128566/</relation><title>Karakterisasi Perakaran Tebu (Saccharum officinarum L.) Sistem Turun Tanah Dan Sistem Keprasan Pada Lahan Kering Di Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang</title><creator>AbdiTriWahyono</creator><subject>551 Geology, hydrology, meteorology</subject><description>Budidaya tanaman tebu saat ini mengalami pergeseran dari lahan sawah ke lahan kering. Teknik budidaya tebu pada lahan kering banyak diusahakan dengan sistem keprasan yang memiliki ketersediaan air, kedalaman efektif , drainase, kemasaman tanah (pH tanah), dan kandungan hara yang rendah. Penurunan produktivitas tebu sebesar 224 ton /ha dilahan kering dipengaruhi oleh kebiasaan para petani melakukan keprasan 8-10 kali keprasan dengan bibit yang sama. Hal ini berdampak pada perubahan sistem penanaman dari sistem keprasan menjadi sistem turun tanah. Dimana sistem turun tanah yang dilakukan mempengaruhi pola disribusi akar, sifat fisik, dan sifat kimia tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola distribusi akar (kedalaman dan sebaran) tanaman tebu keprasan dan tanaman tebu sistem turun tanah, serta mengetahui pengaruh pola distribusi akar tanaman tebu terhadap hasil (bobot) tebu. Hipotesis penelitian adalah pola distribusi akar tebu sistem turun tanah (setelah dikepras 5 kali) mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibandingkan dengan pola distribusi akar tanaman tebu keprasan 6 kali, dan perakaran yang baik dapat meningkatkan hasil (bobot) tanaman tebu. 
Penelitian dilakukan di Desa Kebon Agung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang di lahan kering pada sistem keprasan 3 dan 6 kali kepras, dan sistem turun tanah masing-masing tiga kali ulangan. Untuk analisis laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Parameter karakteristik akar yaitu total panjang akar pervolume (Lrv), berat kering akar pervolume (Drv), dan berat basah dimana metode pengambilan akar dengan metode Papan Berpaku dan metode pengamatan akar dengan Plastik Berskala. Analisis data menggunakan Anova (5%) dan uji Korelasi untuk mengetahui keeratan hubungan antar perlakuan terhadap variabel pengamatan. 
Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi perubahan pola distribusi akar tanaman, sifat fisik, dan sifat kimia tanah dari sistem keprasan dengan sistem turun tanah. Nilai total panjang akar (Lrv), berat basah dan berat kering akar (Drv) pada sistem turun tanah memiliki nilai paling tinggi yaitu 2,76 cm/cm3, 53,40 g, dan 0,00639 g/cm3. Nilai terendah yaitu sistem keprasan 3 kali 0,03 cm/cm3, 0,13 g, dan 0,00003 g/cm3. Nilai tersebut tidak diikuti dengan tingginya nilai hasil produksi pada sistem 3 kali kepras (160 ton batang/ha). Namun demikian nilai produksi sistem turun tanah sudah mampu memperbaiki nilai produktivitas (118,4 ton batang/ha). Pengaruh sifat fisik tanah (berat isi, porositas, penetrasi tanah) dan sifat kimia tanah (ketersediaan dan serapan hara) dapat menjadi penyebab perbedaan peningkatan hasil produksi tersebut.</description><date>2010-01-07</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/128566/1/051000164.pdf</identifier><identifier> AbdiTriWahyono (2010) Karakterisasi Perakaran Tebu (Saccharum officinarum L.) Sistem Turun Tanah Dan Sistem Keprasan Pada Lahan Kering Di Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FP/2010/5/051000164</relation><recordID>128566</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
AbdiTriWahyono |
title |
Karakterisasi Perakaran Tebu (Saccharum officinarum L.) Sistem Turun Tanah Dan Sistem Keprasan Pada Lahan Kering Di Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang |
publishDate |
2010 |
topic |
551 Geology hydrology meteorology |
url |
http://repository.ub.ac.id/128566/1/051000164.pdf http://repository.ub.ac.id/128566/ |
contents |
Budidaya tanaman tebu saat ini mengalami pergeseran dari lahan sawah ke lahan kering. Teknik budidaya tebu pada lahan kering banyak diusahakan dengan sistem keprasan yang memiliki ketersediaan air, kedalaman efektif , drainase, kemasaman tanah (pH tanah), dan kandungan hara yang rendah. Penurunan produktivitas tebu sebesar 224 ton /ha dilahan kering dipengaruhi oleh kebiasaan para petani melakukan keprasan 8-10 kali keprasan dengan bibit yang sama. Hal ini berdampak pada perubahan sistem penanaman dari sistem keprasan menjadi sistem turun tanah. Dimana sistem turun tanah yang dilakukan mempengaruhi pola disribusi akar, sifat fisik, dan sifat kimia tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola distribusi akar (kedalaman dan sebaran) tanaman tebu keprasan dan tanaman tebu sistem turun tanah, serta mengetahui pengaruh pola distribusi akar tanaman tebu terhadap hasil (bobot) tebu. Hipotesis penelitian adalah pola distribusi akar tebu sistem turun tanah (setelah dikepras 5 kali) mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibandingkan dengan pola distribusi akar tanaman tebu keprasan 6 kali, dan perakaran yang baik dapat meningkatkan hasil (bobot) tanaman tebu.
Penelitian dilakukan di Desa Kebon Agung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang di lahan kering pada sistem keprasan 3 dan 6 kali kepras, dan sistem turun tanah masing-masing tiga kali ulangan. Untuk analisis laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Parameter karakteristik akar yaitu total panjang akar pervolume (Lrv), berat kering akar pervolume (Drv), dan berat basah dimana metode pengambilan akar dengan metode Papan Berpaku dan metode pengamatan akar dengan Plastik Berskala. Analisis data menggunakan Anova (5%) dan uji Korelasi untuk mengetahui keeratan hubungan antar perlakuan terhadap variabel pengamatan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi perubahan pola distribusi akar tanaman, sifat fisik, dan sifat kimia tanah dari sistem keprasan dengan sistem turun tanah. Nilai total panjang akar (Lrv), berat basah dan berat kering akar (Drv) pada sistem turun tanah memiliki nilai paling tinggi yaitu 2,76 cm/cm3, 53,40 g, dan 0,00639 g/cm3. Nilai terendah yaitu sistem keprasan 3 kali 0,03 cm/cm3, 0,13 g, dan 0,00003 g/cm3. Nilai tersebut tidak diikuti dengan tingginya nilai hasil produksi pada sistem 3 kali kepras (160 ton batang/ha). Namun demikian nilai produksi sistem turun tanah sudah mampu memperbaiki nilai produktivitas (118,4 ton batang/ha). Pengaruh sifat fisik tanah (berat isi, porositas, penetrasi tanah) dan sifat kimia tanah (ketersediaan dan serapan hara) dapat menjadi penyebab perbedaan peningkatan hasil produksi tersebut. |
id |
IOS4666.128566 |
institution |
Universitas Brawijaya |
affiliation |
mill.onesearch.id fkp2tn.onesearch.id |
institution_id |
30 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Brawijaya |
library_id |
480 |
collection |
Repository Universitas Brawijaya |
repository_id |
4666 |
subject_area |
Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia* |
city |
MALANG |
province |
JAWA TIMUR |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS4666 |
first_indexed |
2021-10-25T02:02:22Z |
last_indexed |
2021-10-28T07:18:03Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1751455092673871872 |
score |
17.617323 |