Komunitas perokok di kedai kopi: tantangan untuk promosi kesehatan

Main Authors: Setiawan, Dedy, Supriyati, Supriyati, Tri Ratnawati, Atik
Other Authors: -
Format: Article info application/msword Journal
Bahasa: ind
Terbitan: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada , 2018
Subjects:
Online Access: https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/26085
https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/26085/16388
ctrlnum article-26085
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="id-ID">Komunitas perokok di kedai kopi: tantangan untuk promosi kesehatan</title><title lang="en-US">The challenge in promoting a smoke-free environment at traditional coffee shops in Bengkalis</title><creator>Setiawan, Dedy</creator><creator>Supriyati, Supriyati</creator><creator>Tri Ratnawati, Atik</creator><subject lang="id-ID">Intensi, merokok, minum kopi, perilaku</subject><subject lang="en-US"/><description lang="id-ID">Tujuan: Merokok sambil minum kopi di kedai kopi setiap pagi merupakan kebiasaan masyarakat di Bengkalis. Kebiasaan tersebut merupakan media untuk berinteraksi antara pengunjung yang satu dengan yang lainnya. Tar dan nikotin yang yang ada di dalam rokok dan kafein yang terkandung di dalam kopi secara bersamaan dapat merusak kesehatan, khususnya pada sistem kardiovaskuler. Studi kualitatif perlu untuk dilakukan untuk mengeksplorasi intensi pengunjung untuk datang ke kedai kopi.Metode: jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 5 orang pengunjung kedai kopi yang merokok dan minum kopi, 2 orang pengunjung yang tidak merokok dan tidak minum kopi, 2 orang pemilik kedai kopi dan 1 orang karyawan kedai kopi. Sampel diambil dengan purposive sampling. Pengumpulan data terus dilakukan hingga mencapai titik saturasi jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Analisis data dilakukan dengan analisis konten.Hasil Penelitian: Hasil penelitian memaparkan intensi yang melatarbelakangi pengunjung untuk datang ke kedai kopi, yaitu: untuk sarapan (minum, makan, merokok), bertemu rekan (ngobrol, diskusi, lobi, kampanye), dan mencari peluang berupa (informasi, relasi, promosi). Intensi tersebut dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku. Sikap pengunjung terhadap kedai kopi: datang ke kedai kopi merupakan kebiasaan, kegiatan yang penting, dan merupakan kebutuhan, sehingga pengunjung dengan antusias datang ke kedai kopi; norma subjektif pengunjung datang ke kedai kopi: menganggap penting interaksi sosial untuk mendapatkan informasi dan relasi di kedai kopi; dan kontrol perilaku: istri pengunjung yang tidak mendukung kebiasaan datang ke kedai kopi, nasihat dari dokter untuk tidak merokok, dan larangan PNS di kedai kopi saat jam kerja.Kesimpulan: Intensi pengunjung untuk datang ke kedai kopi dipengaruhi oleh sikap pengunjung yang antusias dan mendukung terhadap kebiasaan datang ke kedai kopi, persepsi tentang dorongan sosial dan kontrol perilaku untuk datang ke kedai kopi.</description><description lang="en-US">Background: Health promotion has been concerned with the control of smoking in public places. Many public places have been introduced as free smoking areas. However, the health promoters give less attention to pockets of smokers in traditional coffee shops in small towns and countrysides. Objective: The purpose of this paper is to capture the contradiction between smoke-free campaign with a culture of social gatherings at coffee shops where a culture of smoking exists. Method: This descriptive exploratory study interviewed 5 coffee shop visitors who smoked and drank coffee, 2 visitors who did not smoke and did not drink coffee, 2 coffee shop owners and 1 coffee shop employee. Result: This study found that breakfast (eating, drinking coffee, smoking), meeting colleagues (chatting, discussion, lobbying, campaigning), and looking for opportunities (information, relations, and job promotion) were important reasons for coffee shop visitors. From their perspective, visiting a coffee shop is a habit. Indeed, it has become a social need to promote social interactions, to share information, and to build a partnership, In spite of disagreement among their spouses, non-smoking campaign among the public, and not going out to the coffee shop during office hours among those who were public servants. Conclusion:&#xA0;Visitors to traditional local coffee shops support the culture of smoking. Health promotion experts need to consider the coffee shop as a place to remind the dangers of smoking.</description><publisher lang="en-US">Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada</publisher><contributor lang="id-ID">-</contributor><contributor lang="en-US"/><date>2018-12-12</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Other:</type><type>File:application/msword</type><identifier>https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/26085</identifier><identifier>10.22146/bkm.26085</identifier><source lang="en-US">Berita Kedokteran Masyarakat; Vol 34, No 9 (2018)</source><source lang="id-ID">Berita Kedokteran Masyarakat (BKM); Vol 34, No 9 (2018)</source><source>0215-1936</source><language>ind</language><relation>https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/26085/16388</relation><rights lang="en-US">Copyright (c) 2018 Berita Kedokteran Masyarakat</rights><rights lang="en-US">http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0</rights><recordID>article-26085</recordID></dc>
language ind
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
Other:
File:application/msword
File
Journal:Journal
author Setiawan, Dedy
Supriyati, Supriyati
Tri Ratnawati, Atik
author2 -
title Komunitas perokok di kedai kopi: tantangan untuk promosi kesehatan
publisher Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
publishDate 2018
topic Intensi
merokok
minum kopi
perilaku
url https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/26085
https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/26085/16388
contents Tujuan: Merokok sambil minum kopi di kedai kopi setiap pagi merupakan kebiasaan masyarakat di Bengkalis. Kebiasaan tersebut merupakan media untuk berinteraksi antara pengunjung yang satu dengan yang lainnya. Tar dan nikotin yang yang ada di dalam rokok dan kafein yang terkandung di dalam kopi secara bersamaan dapat merusak kesehatan, khususnya pada sistem kardiovaskuler. Studi kualitatif perlu untuk dilakukan untuk mengeksplorasi intensi pengunjung untuk datang ke kedai kopi.Metode: jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 5 orang pengunjung kedai kopi yang merokok dan minum kopi, 2 orang pengunjung yang tidak merokok dan tidak minum kopi, 2 orang pemilik kedai kopi dan 1 orang karyawan kedai kopi. Sampel diambil dengan purposive sampling. Pengumpulan data terus dilakukan hingga mencapai titik saturasi jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Analisis data dilakukan dengan analisis konten.Hasil Penelitian: Hasil penelitian memaparkan intensi yang melatarbelakangi pengunjung untuk datang ke kedai kopi, yaitu: untuk sarapan (minum, makan, merokok), bertemu rekan (ngobrol, diskusi, lobi, kampanye), dan mencari peluang berupa (informasi, relasi, promosi). Intensi tersebut dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku. Sikap pengunjung terhadap kedai kopi: datang ke kedai kopi merupakan kebiasaan, kegiatan yang penting, dan merupakan kebutuhan, sehingga pengunjung dengan antusias datang ke kedai kopi; norma subjektif pengunjung datang ke kedai kopi: menganggap penting interaksi sosial untuk mendapatkan informasi dan relasi di kedai kopi; dan kontrol perilaku: istri pengunjung yang tidak mendukung kebiasaan datang ke kedai kopi, nasihat dari dokter untuk tidak merokok, dan larangan PNS di kedai kopi saat jam kerja.Kesimpulan: Intensi pengunjung untuk datang ke kedai kopi dipengaruhi oleh sikap pengunjung yang antusias dan mendukung terhadap kebiasaan datang ke kedai kopi, persepsi tentang dorongan sosial dan kontrol perilaku untuk datang ke kedai kopi.
Background: Health promotion has been concerned with the control of smoking in public places. Many public places have been introduced as free smoking areas. However, the health promoters give less attention to pockets of smokers in traditional coffee shops in small towns and countrysides. Objective: The purpose of this paper is to capture the contradiction between smoke-free campaign with a culture of social gatherings at coffee shops where a culture of smoking exists. Method: This descriptive exploratory study interviewed 5 coffee shop visitors who smoked and drank coffee, 2 visitors who did not smoke and did not drink coffee, 2 coffee shop owners and 1 coffee shop employee. Result: This study found that breakfast (eating, drinking coffee, smoking), meeting colleagues (chatting, discussion, lobbying, campaigning), and looking for opportunities (information, relations, and job promotion) were important reasons for coffee shop visitors. From their perspective, visiting a coffee shop is a habit. Indeed, it has become a social need to promote social interactions, to share information, and to build a partnership, In spite of disagreement among their spouses, non-smoking campaign among the public, and not going out to the coffee shop during office hours among those who were public servants. Conclusion: Visitors to traditional local coffee shops support the culture of smoking. Health promotion experts need to consider the coffee shop as a place to remind the dangers of smoking.
id IOS115.article-26085
institution Universitas Gadjah Mada
institution_id 19
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada
library_id 488
collection Berita Kedokteran Masyarakat
repository_id 115
subject_area Farmasi
city SLEMAN
province DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
repoId IOS115
first_indexed 2019-02-09T19:46:39Z
last_indexed 2019-02-09T19:46:39Z
recordtype dc
_version_ 1722433243605630976
score 17.610468