Analisis Naratif Laporan Utama Majalah Tempo Bertema “Saverisma” (Penelitian terhadap Narasi Laporan Utama Majalah Mingguan Tempo Edisi 17-23 Februari 2014)
Main Author: | Penny Yuniasri, Penny (1210405075) |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.uinsgd.ac.id/516/1/1_cover.pdf http://digilib.uinsgd.ac.id/516/2/2_abstrak.pdf http://digilib.uinsgd.ac.id/516/3/3_daftarisi.pdf http://digilib.uinsgd.ac.id/516/4/4_bab1.pdf http://digilib.uinsgd.ac.id/516/5/5_bab2.pdf http://digilib.uinsgd.ac.id/516/6/6_bab3.pdf http://digilib.uinsgd.ac.id/516/7/7_bab4.pdf http://digilib.uinsgd.ac.id/516/8/8_daftarpustaka.pdf http://digilib.uinsgd.ac.id/516/ |
Daftar Isi:
- Narasi sudah dikenal sejak berabad-abad tahun dan narasi selalu dikaitkan dengan cerita mitos atau cerita rakyat. Orang lebih tertarik terhadap narasi cerita ketimbang argumen yang baik menurut Walter Fisher dalam paradigma narasinya. Perkembangan zaman dan ilmu juga membuat berita kini disajikan secara naratif. Realitas yang kompleks dan luas tidak mungkin diberitakan oleh jurnalis sama persis. Berita tanpa disadari juga mengikuti logika cara bercerita, agar khalayak bisa mengikuti peristiwa yang disajikan oleh jurnalis sebagai suatu cerita. Berita yang disajikan dengan cara narasi dinilai lebih menarik ketimbang berita 5W+1H yang statis. Tempo merupakan salah satu majalah yang menggunakan teknik ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana narasi disusun dan dijalin oleh jurnalis dalam laporan utama majalah Tempo edisi 17-23 Februari 2014 melalui bedah plot, struktur narasi, karakter, posisi narator dan oposisi biner. Metode yang digunakan adalah analisis naratif. Menggunakan analisis naratif berarti menempatkan teks berita sebagai sebuah cerita (narasi) sesuai dengan karakteristik narasi. Teks dilihat sebagai rangkaian peristiwa, logika, dan tata urutan peristiwa, bagian dari peristiwa yang dipilih dan dibuang. Analisis naratif dikembangkan oleh beberapa tokoh seperti Tzvetan Todorov, Vladimir Propp dan Claude Levi-Strauss. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan, pertama, secara keseluruhan empat narasi berita pada laporan utama majalah Tempo memiliki kerangka cerita tidak kronologis. Titik fokus plot berada pada perseteruan Risma dan PDIP. Jurnalis secara sengaja mengambil bagian tertentu untuk ditampilkan di awal yang menarik ke bagian tidak menarik di akhir. Kedua, struktur narasi dari keempat narasi berita laporan utama majalah Tempo ini memiliki struktur rata-rata satu hingga empat tahapan, rata-rata tahapan dimulai dari gangguan, karena dalam jurnalistik gangguan (konflik) merupakan nilai berita (news value) dan selalu menarik perhatian khalayak. Ketiga, karakter dalam keempat narasi secara konsisten menggambarkan sosok Risma sebagai pahlawan (hero), melalui penggambaran ini juga terungkap tentang stereotip perempuan di media massa yang masih ada. Keempat, posisi narator dalam keempat narasi adalah narator dramatis (dramatized narrator). Terakhir, oposisi biner yang muncul secara konsisten dalam narasi, terungkap nalar atau jalan pikiran jurnalis tentang perbedaan orang-orang yang masuk partai politik dan tidak masuk partai politik.