PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA LEMBAGA KESEHATAN PADA SEKTOR PELAYANAN PENGOBATAN TRADISIONAL DI KABUPATEN PURWAKARTA

Main Authors: Putra, Risa Kota, Ratnasari, Dewi, Septiwi, Rizki Eka
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik , 2019
Subjects:
Online Access: http://jhhs.stikesholistic.ac.id/index.php/jhhs/article/view/33
http://jhhs.stikesholistic.ac.id/index.php/jhhs/article/view/33/33
Daftar Isi:
  • Background: Indonesia has a variety of traditional medical heritage that has the potential to be developed, ironically the Indonesian market is flooded with imported traditional medicine from various countries from mainland Asia, especially from China and India. Government in the field of regulation has sufficiently provided a legal basis, legal certainty, legal protection, quality improvement, safety, and benefits for traditional empirical health services and complementary traditional health services. But the reality of its implementation in the regency / city has not been felt by the side of the health institutions towards the Indonesian traditional medicine, especially in Purwakarta Regency. Objective: Exploring public perceptions related to the performance of health institutions in the field of traditional medicine based on gender diversity, education level, health / non-health profession and respondent age. Method: This research is a type of qualitative associative explanative research in communities that are connected with health care facilities. Subjects were 137 people in Purwakarta Regency, West Java Province. The selection and sampling uses the conditional sampling method, which is analyzed according to the Ridwan scale (2009). Retrieval of data using a questionnaire. Results: The results of this study showed that the performance of health institutions in Purwakarta was explosively associative perceived as weak in the traditional medicine sector with the highest score (strong: 70.35% or cumulative 78%) on the Ridwan scale (2009) by female respondents aged 40 years above, education has never gone to college, and is a non-health profession, when compared to respondents with other criteria. Conclusion: All groups of respondents perceive with a strong score on the Ridwan-2009 scale (62.5% or cumulative 74.0%), namely the weak performance of health institutions based on all variables assessed explosively associative that includes impartiality, scarcity of higher education and research, not yet standardized and weak guidance in the traditional medicine sector in Purwakarta Regency.
  • Latar Belakang: Indonesia memiliki beragam warisan pengobatan tradisional yang potensial untuk dikembangkan, ironinya pasar Indonesia dibanjiri oleh pengobatan tradisional impor asal berbagai negara dari daratan Asia, terutama dari Cina dan India. Pemerintah di bidang regulasi telah cukup memberi landasan hukum, kepastian hukum, pelindungan hukum, peningkatan mutu, keamanan, dan kemanfaatan bagi pelayanan kesehatan tradisional empiris dan pelayanan kesehatan tradisional komplementer. Namun kenyataan implementasinya di kabupaten/kota belum kunjung dirasakan keberpihakan dari lembaga kesehatan terhadap pengobatan tradisional Indonesia tersebut, khususnya di Kabupaten Purwakarta. Tujuan Penelitian: Mengeksplorasi persepsi masyarakat terkait dengan kinerja lembaga kesehatan di bidang pengobatan tradisional berdasarkan keberagaman jenis kelamin, tingkat pendidikan, profesi kesehatan/non-kesehatan dan  usia responden. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatif asosiatif yang bersifat kualitatif terhadap masyarakat yang terhubung dengan sarana pelayanan kesehatan. Subjek penelitian adalah masyarakat Kabupaten Purwakarta Propinsi Jawa Barat yang berjumlah 137 orang. Pemilihan dan pengambilan sampel menggunakan metode conditional sampling, yang dianalisis menurut skala Ridwan (2009). Pengambilan data menggunakan kuesioner. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan kinerja lembaga kesehatan di Kabupaten Purwakarta secara eksplanatif asosiatif dipersepsikan lemah pada sektor pengobatan tradisional dengan skore paling tinggi (kuat: 70,35% atau kumulatif 78%) pada skala Ridwan (2009) oleh responden wanita berusia dari 40 tahun keatas, pendidikan tidak pernah kuliah, dan berprofesi non-kesehatan, jika dibandingkan terhadap responden dengan kriteria lainnya. Simpulan: Semua kelompok responden mempersepsikan dengan skore kuat pada skala Ridwan-2009 (62,5% atau kumulatif 74,0%) yaitu lemahnya kinerja lembaga kesehatan berdasarkan pada semua variabel yang dinilai secara eksplanatif asosiatif yang mencakup ketidakberpihakan, kelangkaan pendidikan tinggi dan riset, belum terstandarisasi dan pembinaan yang lemah pada sektor pengobatan tradisional di Kabupaten Purwakarta.