Faktor Risiko Baby Blues Syndrome di BPS Lusia Sandaden Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan

Main Authors: Abbas, Hasriwiani Habo, Gobel, Fatmah Afrianty, Hasma, Hasma
Format: Article PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: LLDIKTI (Kopertis wil.IX) , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.umi.ac.id/252/2/FAKTOR%20RISIKO%20BABY%20BLUES%20SYNDROME%20DI%20BPS%20LUSIA%20SANDADEN%20KELURAHAN%20SUDIANG%20RAYA%20KECAMATAN%20BIRINGKANAYA.pdf
http://repository.umi.ac.id/252/4/MERGER%20PEER%20REVIEW%20BABY%20BLUS%20SINDROM.pdf
http://repository.umi.ac.id/252/5/NEW%20PEER%20REVIEW%20BABY%20BLUES.pdf
http://repository.umi.ac.id/252/
Daftar Isi:
  • Baby blues syndrome, atau sering juga disebut postpartum distress syndrome adalah perasaan sedih dan gundah yang dialami oleh sekitar 50-80% wanita setelah melahirkan bayinya. Prevalensi kejadian baby blues syndrome dari berbagai penelitian berbeda di tiap Negara, berkisar antara 10%-34%. Setelah memberikan kuesioner EPDS (Edinburgh Postnatal Depression Scale) pada ibu-ibu yang telah melahirkan di BPS Lusia Sandaden ditemukan kasus baby blues syndrome dengan jumlah kasus yaitu 37. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besar risiko kejadian baby blues syndrome di BPS Lusia Sandaden Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2012 berdasarkan umur, paritas, riwayat depresi, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, dukungan seuami. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan Case Control Study. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan dan terdaftar pada bagian rekam medik di BPS Lusia Sandaden Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2012 selama penelitian berlangsung. Cara pengambilan sampel kasus yaitu Total Sampling dan cara pengambilan sampel kontrol dengan cara Simple Random Sampling, dengan besar sampel yang diperoleh 111 orang. Pengolahan data menggunakan program SPSS 16.0. Analsis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah univariat dan bivariat dengan uji kemaknaan Odds ratio. Hasil penelitian diperoleh bahwa umur OR=3.10 95%CI.1.22-7.87, paritas dengan OR=1.18 95%CI.0.53- 2.63, riwayat depresi dengan OR=5.19 95%CI.1.85-14.53, komplikasi kehamilan OR=6.48 95%CI.1.87-22.43, komplikasi persalinan OR=5.52 95%CI.1.34-22.81, dukungan suami dengan OR=7.61 95%CI.1.92-30.17. Agar baby blues syndrome dapat diminimalisir pada ibu hamil yang berumur muda maka yang pertama harus dipersiapkan oleh sebuah keluarga yang akan menginginkan seorang anak adalah kehamilan yang terencana yang didukung oleh kesiapan mental yaitu kesabaran dan kematangan dalam menjalani hidup yang baru sebagai seorang ibu, persiapkan pula pengetahuan dasar calon ibu tentang kehamilan, proses melahirkan, sampai dengan cara merawat si kecil. Sedangkan untuk minimalisir baby blues syndrome pada ibu hamil yang berumur tua sebaiknya diperlukan asisten dalam membantu mengurus rumah tangga. Selain itu diskusikan juga tentang pembagian kerja antara ibu dan ayah pada saat kehamilan hingga si kecil dilahirkan sehingga ibu mempunyai waktu yang cukup untuk beristirahat. Perlunya peningkatan perhatian terhadap ibu-ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu dalam keadaan nifas dari pihak suami maupun keluarga yang pernah mengalami trauma selama kehamilan hingga persalinan guna menghindarkan sang ibu dari gejala baby blues syndrome. Meningkatkan pelayanan Antenatal care agar ibu-ibu hamil dapat memeriksakan dirinya secara rutin mulai dari trisemester 1, trisemester 2, dan trisemester 3 dalam rangka menangani komplikasi kehamilan dan persalinan sedini mungkin. Kata Kunci : Baby Blues Syndrome, Postpartum Distress Syndrome