Regenerasi Pelumas Bekas Menggunakan Proses Ekstraksi Pelarut Biner (N-Heksana Dan Aseton)
Format: | Bachelors |
---|---|
Terbitan: |
#CREATOR_ORGNAME#
, 2017
|
Subjects: |
ctrlnum |
ai-jbptppolban-gdl-ritainayah-7203 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title>Regenerasi Pelumas Bekas Menggunakan Proses Ekstraksi Pelarut Biner (N-Heksana Dan Aseton)</title><subject>waste lubricating oil, base oil, impurities, binary solvent, hexane, acetone</subject><subject>limbah minyak pelumas bekas, base oil, pengotor, pelarut biner, n-heksana, aseton</subject><publisher>#CREATOR_ORGNAME#</publisher><date>2017</date><language>Bahasa Indonesia</language><type>Thesis:Bachelors</type><identifier>jbptppolban-gdl-ritainayah-7203</identifier><description>Pelumas bekas merupakan jenis limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun), sehingga dalam pengelolaannya tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan. Pemanfaatan pelumas bekas, dapat dilakukan dengan proses regenerasi dengan merecovery base oil dan memisahkan pengotor tersuspensi dalam pelumas bekas tersebut. Base oil yang terkandung dalam pelumas bekas dapat digunakan sebagai bahan dasar minyak pelumas. Regenerasi pelumas bekas digunakan proses ekstraksi dengan pelarut biner n-heksana dan aseton. Proses regenerasi pelumas bekas dilakukan dengan memvariasikan perbandingan volume pelumas terhadap pelarut biner yaitu 1:3, 1:6, dan 1:9. Perbandingan volume pelarut biner n-heksana dan aseton pada setiap variasi yaitu 0%:100%, 20%:80%, 40%:60%, 60%:40%, 80%:20%, dan 100%:0%. Proses ekstraksi pelumas bekas dengan pelarut biner ini dilakukan pada suhu 56&#8451; selama 30 menit dengan kecepatan pengadukan 600 rpm. Metode analisis yang digunakan untuk karakterisasi sampel limbah meliputi analisa gravimetri untuk menentukan kandungan pengotor dan base oil dalam sampel pelumas bekas, specific gravity dan viskositas pada 40&#8451;. Pengukuran specific gravity pada 40&#8451; dan viskositas 40&#8451; juga dilakukan pada base oil hasil regenerasi perbandingan volume pelumas terhadap pelarut biner terbaik. Proses ekstraksi terbaik ada pada perbandingan volume pelumas terhadap pelarut biner 1:9 dengan komposisi 80%aseton dan 20% n-heksana dengan perolehan recovery base oil 96,35%, kemurnian 81,31%, dan recovery pelarut biner 70,59%. Kata kunci: limbah minyak pelumas bekas, base oil, pengotor, pelarut biner, n-heksana, aseton.</description><recordID>ai-jbptppolban-gdl-ritainayah-7203</recordID></dc>
|
format |
Thesis:Bachelors Thesis |
title |
Regenerasi Pelumas Bekas Menggunakan Proses Ekstraksi Pelarut Biner (N-Heksana Dan Aseton) |
publisher |
#CREATOR_ORGNAME# |
publishDate |
2017 |
topic |
waste lubricating oil base oil impurities binary solvent hexane acetone limbah minyak pelumas bekas pengotor pelarut biner n-heksana aseton |
contents |
Pelumas bekas merupakan jenis limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun), sehingga dalam pengelolaannya tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan. Pemanfaatan pelumas bekas, dapat dilakukan dengan proses regenerasi dengan merecovery base oil dan memisahkan pengotor tersuspensi dalam pelumas bekas tersebut. Base oil yang terkandung dalam pelumas bekas dapat digunakan sebagai bahan dasar minyak pelumas. Regenerasi pelumas bekas digunakan proses ekstraksi dengan pelarut biner n-heksana dan aseton. Proses regenerasi pelumas bekas dilakukan dengan memvariasikan perbandingan volume pelumas terhadap pelarut biner yaitu 1:3, 1:6, dan 1:9. Perbandingan volume pelarut biner n-heksana dan aseton pada setiap variasi yaitu 0%:100%, 20%:80%, 40%:60%, 60%:40%, 80%:20%, dan 100%:0%. Proses ekstraksi pelumas bekas dengan pelarut biner ini dilakukan pada suhu 56℃ selama 30 menit dengan kecepatan pengadukan 600 rpm. Metode analisis yang digunakan untuk karakterisasi sampel limbah meliputi analisa gravimetri untuk menentukan kandungan pengotor dan base oil dalam sampel pelumas bekas, specific gravity dan viskositas pada 40℃. Pengukuran specific gravity pada 40℃ dan viskositas 40℃ juga dilakukan pada base oil hasil regenerasi perbandingan volume pelumas terhadap pelarut biner terbaik. Proses ekstraksi terbaik ada pada perbandingan volume pelumas terhadap pelarut biner 1:9 dengan komposisi 80%aseton dan 20% n-heksana dengan perolehan recovery base oil 96,35%, kemurnian 81,31%, dan recovery pelarut biner 70,59%. Kata kunci: limbah minyak pelumas bekas, base oil, pengotor, pelarut biner, n-heksana, aseton. |
id |
IOS17601.ai-jbptppolban-gdl-ritainayah-7203 |
institution |
Politeknik Negeri Bandung |
institution_id |
2033 |
institution_type |
library:university library |
library |
UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Bandung |
library_id |
1640 |
collection |
Repository Polban |
repository_id |
17601 |
city |
BANDUNG BARAT |
province |
JAWA BARAT |
repoId |
IOS17601 |
first_indexed |
2022-08-31T03:16:57Z |
last_indexed |
2022-08-31T03:16:57Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1742648120822464512 |
score |
17.610468 |