Keadaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pekerja anak di Indonesia: analisis data Sakernas 1994
Main Authors: | Manurung, Dopang, author, Add author: Nachrowi Djalal Nachrowi, supervisor, Add author: Aris Ananta, supervisor, Add author: M. Djuhari Wirakartakusumah, supervisor |
---|---|
Format: | Masters Bachelors |
Terbitan: |
, 1998
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lontar.ui.ac.id/detail?id=77255 |
Daftar Isi:
- <b>ABSTRAK</b><br> Tesis ini bertujuan untuk melihat keadaan pekerja anak secara umum dan untuk mengetahui faktor-faktor sosio ekonomi demografi kepala keluarga yang dapat mempengaruhi anak untuk bekerja. Secara umum keberadaan pekerja anak ini tidak bisa dilepaskan dari keadaan ekonomi rumah tangga (kemiskinan). Data yang digunakan dalam analisis ini bersumber pada Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) tahun 1994. <br /> <br /> Pendekatan yang digunakan daiam menganalisis data adalah analisis deskriftip dan analisis inferensial dengan bantuan rega-esi logistik model penjumiahan. Berdasarkan analisis deskrifip yang dilakukan diketahui bahwa sebanyak 87,48% dari pekerja anak ini tinggal di daerah pedesaan dan 12,52% tinggal di daerah perkotaan. Kebanyakan dari pekerja anak tersebut adalah laki-laki yaitu sebanyak 58,59% dan perempuan sebanyak 41,41%. Pada umurnnya mereka bekerja di sektor pertanian yaitu sebesar 67,41%, sektor industri sebanyak 26,45% dan sektor jasa sebesar 6,14% dan kebanyakan bekerja dalam sektor informal. <br /> <br /> Dilihat berdasarkan jam kerja, secara umum sebanyak 80,36% bekerja antara 0-34 jam per minggu, 5,35% antara 35-40 dan 14,29% dengan jam kerja 41 jam keatas. Narnun jika dihubungkan dengan jam kerja bagi mereka yang manerima upah, maka yang bekerja dibawah jam kerja normal pekerja dewasa ada sebanyak 27,57%, sama dengan jam kerja normal sebesar 12,19% dan diatas jam kerja normal jauh Iebih banyak yaitu 60,24%. Dari seluruh pekerja anak, ternyata yang mendapat upah hanyalah 13,72%. Mereka yang mendapat upah dibawah rata-rata UMR tahun 1994 ada sebesar 81,36% yaitu upah antara Rp0-Rp40.000 dan Rp40.001 RpS0.000 per bulan, sama dengan UMR sebesar 11,90% (upah antara Rp80.001-Rp 120.000) dan diatas UMR. 6,74% (Rp I20.001 +}. Dilihat berdasarkan status pekerjaan utama maka sebanyak 77,28% adalah sebagai pekerja keluarga, 13,72% sebagai buruh/karyawan dan sisanya adalah untuk tiga status lainnya. <br /> <br /> Selanjutnya jika keadaan pekerja anak ini dihubungkan dengan tingkat pendidikan kepala keluarga ternyata yang tidak sekolah atau tidak tamat SD ada sebanyak 55,16%; 34,61 tamat SD; 5,91% tamat SLTP dan 4,32% tamat SLTA keatas. Kepala Keluarga ini kebanyakan menerima upah lebih kecil atau sama dengan Rpl00.000 (58,16%) dan 35,92% dengan upah antara Rpl00.001-Rp200.000 per bulan, sedangkan yang menerima upah diatas Rp200.000 per bulan hanya sebesar 5,92%. Jika sektor lapangan usaha kepala keluarga dihubungkan dengan lapangan pekerjaan anak maka kebanyakan mereka bekerja dalam sektor lapangan usaha yang sama dan kebanyakan bekerja di sektor informal. Mereka pada umumnya datang dari keluarga miskin. <br /> <br /> Berdasarkan uji statistik regresi logistik penjumlahan maka faktor-faktor sosio ekonomi demograf kepala keluarga yang mempengaruhi pekerja anak adalah: tempat tinggal, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan, status pekerjaan (formal, informal) dan upah/gaji. <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br />