Analisis pengaruh rasio keuangan terhadap risiko sistematik saham (studi kasus pada saham perbankan LQ45, periode Januari 2004 - September 2006)
Main Authors: | Wiedyantari, author, Add author: Firman Djunasien, supervisor, Add author: Mochamad Muslich, examiner, Add author: Ancella Anitawati Hermawan, examiner |
---|---|
Format: | Masters Bachelors |
Terbitan: |
Universitas Indonesia
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lontar.ui.ac.id/detail?id=111334 |
ctrlnum |
111334 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><type>Thesis:Masters</type><title>Analisis pengaruh rasio keuangan terhadap risiko sistematik saham (studi kasus pada saham perbankan LQ45, periode Januari 2004 - September 2006)</title><creator>Wiedyantari, author</creator><creator>Add author: Firman Djunasien, supervisor</creator><creator>Add author: Mochamad Muslich, examiner</creator><creator>Add author: Ancella Anitawati Hermawan, examiner</creator><publisher>Universitas Indonesia</publisher><date>2007</date><subject>Stocks</subject><description>Saham merupakan instrumen investasi yang digemari karena adanya kemungkinan investor mendapatkan keuntungan dalam jumlah besar dan dalam waktu yang cenderung singkat. Bersamaan dengan adanya kemungkinan keuntungan dalam jumlah besar tersebut, terdapat pula kemungkinan kerugian yang tak kalah besar. Hal inilah yang menyebabkan investor yang telah memilih saham sebagai instrumen investasinya hams mampu mengelola risiko yang menyertai perdagangan saham.
Secara umum, harga saham yang dibentuk di pasar modal dipengaruhi oleh kondisi perusahaan. Jika performa yang ditunjukkan perusahaan baik, maka terdapat kecenderungan harga saham perusahaan terkait meningkat begitupula sebaliknya. Beberapa kondisi yang mampu mempengaruhi fluktuasi harga saham adalah kinerja perusahaan, kredibilitas susunan pengurus, iklim ekonomi negara, regulasi secara makro dan masih banyak Iagi.
Penelitian yang dilakukan pada karya akhir ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh rasio keuangan terhadap beta yang merupakan risiko sistematik sebuah saham. Risiko sistematik perusahaan adalah risiko yang terkait erat dengan kondisi pasar dan tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi saham. Penelitian yang dilakukan Tandelilin (1997) menemukan bahwa rasio keuangan mampu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap risiko sistematik saham. Rasio keuangan merupakan bagian dari tampilan kondisi keuangan perusahaan. Bagi perusahaan publik, terdapat kewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan tersebut secara periodik yakni secara triwulanan dan tahunan. Tujuannya adalah untuk mempertanggungjawabkan perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh publik. Obyek penelitian yang dipilih pada penelitian ini adalah saham-saham perusahaan industri perbankan yang memiliki volume perdagangan tertinggi selama periode Januari 2004 hingga September 2006. Bank yang termasuk dalam penelitian ini adalah Bank Central Asia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank Niaga, Bank Internasional Indonesia, Bank Lippo dan Bank Panin. Selain memiliki volume perdagangan tertinggi di lantai bursa, kedelapan saham ini memiliki aset lebih besar dan Rp. 20 Triliun, sehingga dapat dikategorikan sebagai bank besar. Diharapkan kriteria obyek penelitian ini mampu mewakili kondisi perbankan Indonesia secara umum.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat kesehatan sebuah bank mencakup permodalan, kualitas aset, manajemen, pendapatan dan likuiditas, maka variabel yang dipilih untuk diteliti adalah Return on Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NFL) dan Earnings Per Share (EPS). ROE dan EPS dapat mewakili faktor pendapatan (earnings), sementara faktor likuiditas diwakili oleh rasio LDR, NPL dan CAR. Rasio-rasio tersebut merupakan rasio yang penting dalam dunia perbankan. Berdasarkan pengalaman di masa lalu, maka Bank Indonesia juga telah mengeluarkan ketetapan yang mewajibkan pihak bank memenuhi sejumlah tertentu nilai rasio tersebut, antara lain CAR dan NPL. Tujuannya tak lain adalah untuk memastikan tingkat kesehatan perbankan nasional.
Data-data yang didapat berupa harga saham mingguan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mingguan dan informasi rasio keuangan yang didapat dari laporan keuangan kwartalan perusahaan. Selanjutnya, semua data tersebut diolah dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah mencari return indidual dan return market. Tahap kedua, dilakukan pencarian beta masing-masing saham melalui regresi indeks tunggal antara return individual dengan return market. Tahap terakhir adalah mencari bentuk regresi yang dapat mewakili hubungan antara beta saham dengan rasio-rasio keuangan dengan bantuan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE dan CAR memiliki hubungan yang berlawanan dengan beta. Rasio LDR, NPL dan EPS menunjukkan hubungan yang searah dengan beta. Hal ini berati kenaikan variabel ROE dan CAR akan berdampak pada penurunan nilai beta. Kenaikan pada LDR, NPL dan EPS akan dapat meningkatkan risiko sistematik saham. Nilai risiko sistematik rata-rata cukup besar, yakni 1.32. Artinya risiko kepemilikan saham ini berkaitan erat dengan kondisi pasar.
Uji elastisitas yang dilakukan pada beta dan rasio-rasio keuangan menunjukkan bahwa kepekaan beta tertinggi disebabkan justru oleh variabel CAR. Hal ini mungkin terjadi disebabkan sejarah masa lalu. Kejatuhan dunia perbankan di masa lampau disebabkan minimnya cadangan dana di bank sendiri yang akhirnya mengakibatkan kesulitan likuiditas bagi bank.
Hasil akhir dari penelitian menunjukkan bahwa regresi multi-index yang didapatkan belum dapat menjelaskan seluruhnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi beta saham. Walaupun demikian, persamaan ini dapat dijadikan salah satu indikator alternatif dalam menilai kondisi perbankan dan saham-saham perusahaan perbankan.
<hr>Stocks, one of the investment's instruments were chosen by investor because of the attractiveness of return gained in large amount and in shorter time compared to other instruments. The consequence of high return that an investor might get was the risk. This is the reason why an investor must be able to manage the risk that come along with the investment decision in stocks.
Stock?s price formed in the market, were influenced by the condition of the company itself. In detail, the conditions that might influence a company's stock price volatility are the company's performance, staffs credibility, regulation, macro economic and many more.
The research's purpose is to find out how the financial ratios influence the systematic risk (beta) of a stock. Systematic risk of a company is a risk that related to market condition and can not be eliminated through portfolio diversification. This research based on Tandelilin study on 1997 that finds macro indicator such inflation rate and GDP does not significantly influence systematic risk, financial ratios do. Financial ratios revealed the financial condition of a company. There was an obligation for the public corporation to publish their financial report periodically, quarterly and yearly. The purpose of this obligation is to be responsible to the public that own the company through their shares. The research objects chosen are banking company stocks that had the highest selling volume during January 2004 until September 2006. Those banks are Bank Central Asia (BCA). Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank Niaga, Bank Internasional Indonesia (BII), Bank Panin, and Lippo Bank. These banks also had assets for more than Rp. 20 Billions and categorized as Capital, asset quality, management, earnings and liquidity were the main factors to form a credible bank, according to the Indonesian Bank (BI). That is, the financial ratios chosen in this research are Return on Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) and Earnings Per Share (EPS). ROE and EPS represent the earnings factor, while LDR, NPL and CAR represent the liquidity factor. Those five ratios were the most important ratios in banking industry. Based on history and to maintain the credibility of national banking industry, Indonesian Bank had defined several minimum percentages of CAR and NPL.
Data used in this research are weekly stock's price, weekly Jakarta's Composite Index and financial ratios that taken from quarterly financial report. It was calculated in three steps. The first step is to calculate market return and stock's individual return by using stock price and composite index data. The second step is to calculate beta, using single index regression of market return and individual return. The last step is to form a multi regression that could represent the influence of each financial ratio to systematic risk. All the calculations were done using Microsoft Excel and SPSS 13 program.
The results show that ROE and CAR influence systematic risk negatively. LDR, NPL and EPS ratios influence systematic risk positively. This means that the increasing of ROE and CAR will decrease the level of systematic risk. Increasing LDR, NPL and EPS point will increase the level of systematic risk. From this research, we find out that the systematic risk of sample is above I or high enough (average 1.32). It means that the stock's risk strongly related to the market risk.
Elasticity test that also done in this research shows that the highest sensitivity of was beta caused by CAR variable. This might explain that liquidity is the most important thing in banking industry. The research's results also show that multi-index regression still unable to explain the whole factors that influence systematic risk. Despite, the regression can be used as the alternative indicator to control banking industry and also banks' stocks.</description><identifier>http://lontar.ui.ac.id/detail?id=111334</identifier><recordID>111334</recordID></dc>
|
format |
Thesis:Masters Thesis Thesis:Bachelors |
author |
Wiedyantari, author Add author: Firman Djunasien, supervisor Add author: Mochamad Muslich, examiner Add author: Ancella Anitawati Hermawan, examiner |
title |
Analisis pengaruh rasio keuangan terhadap risiko sistematik saham (studi kasus pada saham perbankan LQ45, periode Januari 2004 - September 2006) |
publisher |
Universitas Indonesia |
publishDate |
2007 |
topic |
Stocks |
url |
http://lontar.ui.ac.id/detail?id=111334 |
contents |
Saham merupakan instrumen investasi yang digemari karena adanya kemungkinan investor mendapatkan keuntungan dalam jumlah besar dan dalam waktu yang cenderung singkat. Bersamaan dengan adanya kemungkinan keuntungan dalam jumlah besar tersebut, terdapat pula kemungkinan kerugian yang tak kalah besar. Hal inilah yang menyebabkan investor yang telah memilih saham sebagai instrumen investasinya hams mampu mengelola risiko yang menyertai perdagangan saham.
Secara umum, harga saham yang dibentuk di pasar modal dipengaruhi oleh kondisi perusahaan. Jika performa yang ditunjukkan perusahaan baik, maka terdapat kecenderungan harga saham perusahaan terkait meningkat begitupula sebaliknya. Beberapa kondisi yang mampu mempengaruhi fluktuasi harga saham adalah kinerja perusahaan, kredibilitas susunan pengurus, iklim ekonomi negara, regulasi secara makro dan masih banyak Iagi.
Penelitian yang dilakukan pada karya akhir ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh rasio keuangan terhadap beta yang merupakan risiko sistematik sebuah saham. Risiko sistematik perusahaan adalah risiko yang terkait erat dengan kondisi pasar dan tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi saham. Penelitian yang dilakukan Tandelilin (1997) menemukan bahwa rasio keuangan mampu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap risiko sistematik saham. Rasio keuangan merupakan bagian dari tampilan kondisi keuangan perusahaan. Bagi perusahaan publik, terdapat kewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan tersebut secara periodik yakni secara triwulanan dan tahunan. Tujuannya adalah untuk mempertanggungjawabkan perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh publik. Obyek penelitian yang dipilih pada penelitian ini adalah saham-saham perusahaan industri perbankan yang memiliki volume perdagangan tertinggi selama periode Januari 2004 hingga September 2006. Bank yang termasuk dalam penelitian ini adalah Bank Central Asia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank Niaga, Bank Internasional Indonesia, Bank Lippo dan Bank Panin. Selain memiliki volume perdagangan tertinggi di lantai bursa, kedelapan saham ini memiliki aset lebih besar dan Rp. 20 Triliun, sehingga dapat dikategorikan sebagai bank besar. Diharapkan kriteria obyek penelitian ini mampu mewakili kondisi perbankan Indonesia secara umum.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat kesehatan sebuah bank mencakup permodalan, kualitas aset, manajemen, pendapatan dan likuiditas, maka variabel yang dipilih untuk diteliti adalah Return on Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NFL) dan Earnings Per Share (EPS). ROE dan EPS dapat mewakili faktor pendapatan (earnings), sementara faktor likuiditas diwakili oleh rasio LDR, NPL dan CAR. Rasio-rasio tersebut merupakan rasio yang penting dalam dunia perbankan. Berdasarkan pengalaman di masa lalu, maka Bank Indonesia juga telah mengeluarkan ketetapan yang mewajibkan pihak bank memenuhi sejumlah tertentu nilai rasio tersebut, antara lain CAR dan NPL. Tujuannya tak lain adalah untuk memastikan tingkat kesehatan perbankan nasional.
Data-data yang didapat berupa harga saham mingguan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mingguan dan informasi rasio keuangan yang didapat dari laporan keuangan kwartalan perusahaan. Selanjutnya, semua data tersebut diolah dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah mencari return indidual dan return market. Tahap kedua, dilakukan pencarian beta masing-masing saham melalui regresi indeks tunggal antara return individual dengan return market. Tahap terakhir adalah mencari bentuk regresi yang dapat mewakili hubungan antara beta saham dengan rasio-rasio keuangan dengan bantuan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE dan CAR memiliki hubungan yang berlawanan dengan beta. Rasio LDR, NPL dan EPS menunjukkan hubungan yang searah dengan beta. Hal ini berati kenaikan variabel ROE dan CAR akan berdampak pada penurunan nilai beta. Kenaikan pada LDR, NPL dan EPS akan dapat meningkatkan risiko sistematik saham. Nilai risiko sistematik rata-rata cukup besar, yakni 1.32. Artinya risiko kepemilikan saham ini berkaitan erat dengan kondisi pasar.
Uji elastisitas yang dilakukan pada beta dan rasio-rasio keuangan menunjukkan bahwa kepekaan beta tertinggi disebabkan justru oleh variabel CAR. Hal ini mungkin terjadi disebabkan sejarah masa lalu. Kejatuhan dunia perbankan di masa lampau disebabkan minimnya cadangan dana di bank sendiri yang akhirnya mengakibatkan kesulitan likuiditas bagi bank.
Hasil akhir dari penelitian menunjukkan bahwa regresi multi-index yang didapatkan belum dapat menjelaskan seluruhnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi beta saham. Walaupun demikian, persamaan ini dapat dijadikan salah satu indikator alternatif dalam menilai kondisi perbankan dan saham-saham perusahaan perbankan.
<hr>Stocks, one of the investment's instruments were chosen by investor because of the attractiveness of return gained in large amount and in shorter time compared to other instruments. The consequence of high return that an investor might get was the risk. This is the reason why an investor must be able to manage the risk that come along with the investment decision in stocks.
Stock?s price formed in the market, were influenced by the condition of the company itself. In detail, the conditions that might influence a company's stock price volatility are the company's performance, staffs credibility, regulation, macro economic and many more.
The research's purpose is to find out how the financial ratios influence the systematic risk (beta) of a stock. Systematic risk of a company is a risk that related to market condition and can not be eliminated through portfolio diversification. This research based on Tandelilin study on 1997 that finds macro indicator such inflation rate and GDP does not significantly influence systematic risk, financial ratios do. Financial ratios revealed the financial condition of a company. There was an obligation for the public corporation to publish their financial report periodically, quarterly and yearly. The purpose of this obligation is to be responsible to the public that own the company through their shares. The research objects chosen are banking company stocks that had the highest selling volume during January 2004 until September 2006. Those banks are Bank Central Asia (BCA). Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank Niaga, Bank Internasional Indonesia (BII), Bank Panin, and Lippo Bank. These banks also had assets for more than Rp. 20 Billions and categorized as Capital, asset quality, management, earnings and liquidity were the main factors to form a credible bank, according to the Indonesian Bank (BI). That is, the financial ratios chosen in this research are Return on Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) and Earnings Per Share (EPS). ROE and EPS represent the earnings factor, while LDR, NPL and CAR represent the liquidity factor. Those five ratios were the most important ratios in banking industry. Based on history and to maintain the credibility of national banking industry, Indonesian Bank had defined several minimum percentages of CAR and NPL.
Data used in this research are weekly stock's price, weekly Jakarta's Composite Index and financial ratios that taken from quarterly financial report. It was calculated in three steps. The first step is to calculate market return and stock's individual return by using stock price and composite index data. The second step is to calculate beta, using single index regression of market return and individual return. The last step is to form a multi regression that could represent the influence of each financial ratio to systematic risk. All the calculations were done using Microsoft Excel and SPSS 13 program.
The results show that ROE and CAR influence systematic risk negatively. LDR, NPL and EPS ratios influence systematic risk positively. This means that the increasing of ROE and CAR will decrease the level of systematic risk. Increasing LDR, NPL and EPS point will increase the level of systematic risk. From this research, we find out that the systematic risk of sample is above I or high enough (average 1.32). It means that the stock's risk strongly related to the market risk.
Elasticity test that also done in this research shows that the highest sensitivity of was beta caused by CAR variable. This might explain that liquidity is the most important thing in banking industry. The research's results also show that multi-index regression still unable to explain the whole factors that influence systematic risk. Despite, the regression can be used as the alternative indicator to control banking industry and also banks' stocks. |
id |
IOS18065.111334 |
institution |
Universitas Indonesia |
institution_id |
51 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Indonesia |
library_id |
492 |
collection |
Repository Skripsi (Membership) Universitas Indonesia |
repository_id |
18065 |
city |
KOTA DEPOK |
province |
JAWA BARAT |
repoId |
IOS18065 |
first_indexed |
2022-12-14T03:04:53Z |
last_indexed |
2022-12-14T03:04:53Z |
recordtype |
dc |
merged_child_boolean |
1 |
_version_ |
1752203265787822080 |
score |
17.611225 |