Sembonyo di Karanggongso. Studi mengenai makna dan fungsi upacara dalam kehidupan nelayan
Main Authors: | Yohanes Hanan Pamungkas, author, Add author: Melalatoa, Muhammad Junus, supervisor, Add author: Achmad Fedyani Saifuddin, supervisor, Add author: Masinambow, Eduard Karel Markus, examiner, Add author: S. Boedhisantoso, examiner, Add author: Meutia Farida Hatta Swasono, examiner |
---|---|
Format: | Masters Bachelors |
Terbitan: |
Universitas Indonesia
, 1998
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lontar.ui.ac.id/detail?id=77218 |
ctrlnum |
77218 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><type>Thesis:Masters</type><title>Sembonyo di Karanggongso. Studi mengenai makna dan fungsi upacara dalam kehidupan nelayan</title><creator>Yohanes Hanan Pamungkas, author</creator><creator>Add author: Melalatoa, Muhammad Junus, supervisor</creator><creator>Add author: Achmad Fedyani Saifuddin, supervisor</creator><creator>Add author: Masinambow, Eduard Karel Markus, examiner</creator><creator>Add author: S. Boedhisantoso, examiner</creator><creator>Add author: Meutia Farida Hatta Swasono, examiner</creator><publisher>Universitas Indonesia</publisher><date>1998</date><subject>Rites and ceremonies</subject><description>Sembonyo adalah upacara bersih laut yang dilakukan nelayan di dusun Karanggongso, desa Tasik Madu, Kecamatan Prigi, kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Dalam upacara tersebut dilakukan berbagai kegiatan yang disertai dengan beberapa sesaji. Sekalipun dalam skala kecil (di tingkat dusun) upacara ini cukup menarik untuk dikaji. Selain bentuk sesajinya unik, upacara ini cenderung untuk dipertahankan. Mengacu pada Geertz dan Turner, fenomena simbolik dalam upacara semacam itu merupakan gambaran nilai-nilai sosial yang ideal dan menjadi pusat pendorong Bari berbagai kegiatan sosial ekomoni masyarakatnya. Sementara itu warga masyarakat menginterpretasikan "teks-teks simbolik" dalam upacara itu sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan demikian permasalahan penelitian ini adalah apa sebenarnya makna simbol sembonyo, bagaimanakah warga masyarakat menginterpretasikan makna simbol upacara tersebut, serta apa fungsi upacara bagai masyarakat Karanggongso.
Melalui analisa simbol seperti yang dilakukan Turner, yakni dengan menganalisis simbol dominan dan instrumental dalam upacara Sembonyo, maka diketahui adanya perpaduan unsur pemujaan kesuburan dan pemujaan nenek moyang sebagai konsep utama dari upacara. Tema besar dari upacara Sembonyo adalah slametan yang oleh Geertz dilukiskan sebagai terciptanya keseimbangan psikososial manusia Jawa dalam hubungan antar manusia dan alam. Tatanan ideal ini diperlukan masyarakat, mengingat keterbatasan pengetahuan dan teknologi nelayan dalam mengatasi krisis alam (laib) serta adanya krisis sosial sebagai akibat konflik diantara warga masyarakat nelayan di luar upacara. Karena itulah Sembonyo berfungsi sebagai "pembersih" warga masyarakat dari ganguan alam maupun ganguan moral. Selain memiliki fungsi integratif semacam itu, sembonyo juga berfungsi memperkokoh peranan elit dusun, melalui rangkian upacara yang diciptakan. Setiap tahunnya upacara sembonyo, yang oleh Turner disebut "drama sosial", diperingati agar nilai-nilai yang ideal itu teraktualisasikan. Tidak semua warga memberi makna sakral kepada simbol upacara sembonyo tidak lebih dari kegiatan rekreatif.</description><identifier>http://lontar.ui.ac.id/detail?id=77218</identifier><recordID>77218</recordID></dc>
|
format |
Thesis:Masters Thesis Thesis:Bachelors |
author |
Yohanes Hanan Pamungkas, author Add author: Melalatoa, Muhammad Junus, supervisor Add author: Achmad Fedyani Saifuddin, supervisor Add author: Masinambow, Eduard Karel Markus, examiner Add author: S. Boedhisantoso, examiner Add author: Meutia Farida Hatta Swasono, examiner |
title |
Sembonyo di Karanggongso. Studi mengenai makna dan fungsi upacara dalam kehidupan nelayan |
publisher |
Universitas Indonesia |
publishDate |
1998 |
topic |
Rites and ceremonies |
url |
http://lontar.ui.ac.id/detail?id=77218 |
contents |
Sembonyo adalah upacara bersih laut yang dilakukan nelayan di dusun Karanggongso, desa Tasik Madu, Kecamatan Prigi, kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Dalam upacara tersebut dilakukan berbagai kegiatan yang disertai dengan beberapa sesaji. Sekalipun dalam skala kecil (di tingkat dusun) upacara ini cukup menarik untuk dikaji. Selain bentuk sesajinya unik, upacara ini cenderung untuk dipertahankan. Mengacu pada Geertz dan Turner, fenomena simbolik dalam upacara semacam itu merupakan gambaran nilai-nilai sosial yang ideal dan menjadi pusat pendorong Bari berbagai kegiatan sosial ekomoni masyarakatnya. Sementara itu warga masyarakat menginterpretasikan "teks-teks simbolik" dalam upacara itu sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan demikian permasalahan penelitian ini adalah apa sebenarnya makna simbol sembonyo, bagaimanakah warga masyarakat menginterpretasikan makna simbol upacara tersebut, serta apa fungsi upacara bagai masyarakat Karanggongso.
Melalui analisa simbol seperti yang dilakukan Turner, yakni dengan menganalisis simbol dominan dan instrumental dalam upacara Sembonyo, maka diketahui adanya perpaduan unsur pemujaan kesuburan dan pemujaan nenek moyang sebagai konsep utama dari upacara. Tema besar dari upacara Sembonyo adalah slametan yang oleh Geertz dilukiskan sebagai terciptanya keseimbangan psikososial manusia Jawa dalam hubungan antar manusia dan alam. Tatanan ideal ini diperlukan masyarakat, mengingat keterbatasan pengetahuan dan teknologi nelayan dalam mengatasi krisis alam (laib) serta adanya krisis sosial sebagai akibat konflik diantara warga masyarakat nelayan di luar upacara. Karena itulah Sembonyo berfungsi sebagai "pembersih" warga masyarakat dari ganguan alam maupun ganguan moral. Selain memiliki fungsi integratif semacam itu, sembonyo juga berfungsi memperkokoh peranan elit dusun, melalui rangkian upacara yang diciptakan. Setiap tahunnya upacara sembonyo, yang oleh Turner disebut "drama sosial", diperingati agar nilai-nilai yang ideal itu teraktualisasikan. Tidak semua warga memberi makna sakral kepada simbol upacara sembonyo tidak lebih dari kegiatan rekreatif. |
id |
IOS18065.77218 |
institution |
Universitas Indonesia |
institution_id |
51 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Indonesia |
library_id |
492 |
collection |
Repository Skripsi (Membership) Universitas Indonesia |
repository_id |
18065 |
city |
KOTA DEPOK |
province |
JAWA BARAT |
repoId |
IOS18065 |
first_indexed |
2022-12-14T03:07:39Z |
last_indexed |
2022-12-14T03:07:39Z |
recordtype |
dc |
merged_child_boolean |
1 |
_version_ |
1752206297077383168 |
score |
17.611225 |