Identifikasi spesies malassezia pada pasien pitiriasis versikolor dengan cara pemeriksaan morfologi dan sifat biokimia di Departemen Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2005

Main Authors: Roro Inge Ade Krisanty, author, Add author: Kusmarinah Bramono, supervisor, Add author: I Made Wisnu, supervisor
Format: Masters Thesis
Terbitan: Universitas Indonesia , 2005
Subjects:
Online Access: http://lontar.ui.ac.id/detail?id=107982
ctrlnum 107982
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><type>Thesis:Masters</type><title>Identifikasi spesies malassezia pada pasien pitiriasis versikolor dengan cara pemeriksaan morfologi dan sifat biokimia di Departemen Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2005</title><creator>Roro Inge Ade Krisanty, author</creator><creator>Add author: Kusmarinah Bramono, supervisor</creator><creator>Add author: I Made Wisnu, supervisor</creator><publisher>Universitas Indonesia</publisher><date>2005</date><subject>Skin -- Diseases</subject><description>Gupta dkk (2000) melakukan uji in vitro suseptibilitas spesies Malassezia terhadap obat antijamur ketokonazol, itrakonazol, vorikonazol dan terbinafin. Hasil uji memperlihatkan adanya varfasi suseptibiilitas spesies Malassezia terhadap antijamur tersebut. Walaupun masih harus dibuktikan lebih lanjut dengan pengamatan in vivo, data ini mungkin dapat menjelaskan perbedaan rata-rata kesembuhan mikofogis pada pasien PV dengan terapi antijamur. Savin di New york dan Budimulja di Jakarta melakukan penelitian efektivitas pengobatan solusio terbinafin 1% yang digunakan 2 kali sehari seiama 1 minggu pada pasien PV. Budimulja dkk melaporkan angka kesembuhan sebesar 65%, sedangkan Savin 70-80%. Belum diketahui secara pasti apakah perbedaan ini semata-mata terkait dengan faktor geografik atau melibatkan faktor-faktor lain. Selain menggunakan metode biomolekular, identifikasi spesies Malassezia dapat dilakukan dengan teknik biokimia. Guillot memperkenalkan metode biokimia praktis dengan memanfaatkan perbedaan morfologi, toleransi terhadap suhu tinggi, kemampuan aktivitas katalase, serta kemampuan tumbuh pada berbagai media Tweenn. Faergemann melakukan modifikasi metoda Guillot dengan cara menghilangkan tahapan biakan pada media Tween&#xAE;, dan menggantikannya dengan pemeriksaan difusi Cremophor EL&#xAE; dan pengamatan aktivitas 13 - g l u kos idase. Sejauh pengetahuan peneliti, di Indonesia belum pernah dilakukan identifikasi spesies Malassezia pada pasien PV. Hal tersebut menjadikan dorongan bagi peneliti untuk melakukan penelitian RUMUSAN MASALAH Di antara tujuh spesies Malassezia, spesies manakah yang ditemukan pada Iesi PV di Poliklinik Divisi Dermatomikologi 1KKK FKUI 1 RSCM ? TUJUAN PENELITIAN Identifikasi spesies Malassezia pada pasien PV yang berobat di Poliklinik Divisi Dermatomikologi 1KKK FKUI 1 RSCM.</description><identifier>http://lontar.ui.ac.id/detail?id=107982</identifier><recordID>107982</recordID></dc>
format Thesis:Masters
Thesis
Thesis:Thesis
author Roro Inge Ade Krisanty, author
Add author: Kusmarinah Bramono, supervisor
Add author: I Made Wisnu, supervisor
title Identifikasi spesies malassezia pada pasien pitiriasis versikolor dengan cara pemeriksaan morfologi dan sifat biokimia di Departemen Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2005
publisher Universitas Indonesia
publishDate 2005
topic Skin -- Diseases
url http://lontar.ui.ac.id/detail?id=107982
contents Gupta dkk (2000) melakukan uji in vitro suseptibilitas spesies Malassezia terhadap obat antijamur ketokonazol, itrakonazol, vorikonazol dan terbinafin. Hasil uji memperlihatkan adanya varfasi suseptibiilitas spesies Malassezia terhadap antijamur tersebut. Walaupun masih harus dibuktikan lebih lanjut dengan pengamatan in vivo, data ini mungkin dapat menjelaskan perbedaan rata-rata kesembuhan mikofogis pada pasien PV dengan terapi antijamur. Savin di New york dan Budimulja di Jakarta melakukan penelitian efektivitas pengobatan solusio terbinafin 1% yang digunakan 2 kali sehari seiama 1 minggu pada pasien PV. Budimulja dkk melaporkan angka kesembuhan sebesar 65%, sedangkan Savin 70-80%. Belum diketahui secara pasti apakah perbedaan ini semata-mata terkait dengan faktor geografik atau melibatkan faktor-faktor lain. Selain menggunakan metode biomolekular, identifikasi spesies Malassezia dapat dilakukan dengan teknik biokimia. Guillot memperkenalkan metode biokimia praktis dengan memanfaatkan perbedaan morfologi, toleransi terhadap suhu tinggi, kemampuan aktivitas katalase, serta kemampuan tumbuh pada berbagai media Tweenn. Faergemann melakukan modifikasi metoda Guillot dengan cara menghilangkan tahapan biakan pada media Tween®, dan menggantikannya dengan pemeriksaan difusi Cremophor EL® dan pengamatan aktivitas 13 - g l u kos idase. Sejauh pengetahuan peneliti, di Indonesia belum pernah dilakukan identifikasi spesies Malassezia pada pasien PV. Hal tersebut menjadikan dorongan bagi peneliti untuk melakukan penelitian RUMUSAN MASALAH Di antara tujuh spesies Malassezia, spesies manakah yang ditemukan pada Iesi PV di Poliklinik Divisi Dermatomikologi 1KKK FKUI 1 RSCM ? TUJUAN PENELITIAN Identifikasi spesies Malassezia pada pasien PV yang berobat di Poliklinik Divisi Dermatomikologi 1KKK FKUI 1 RSCM.
id IOS18066.107982
institution Universitas Indonesia
institution_id 51
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Indonesia
library_id 492
collection contoh Repository Tesis (Open) Universitas Indonesia
repository_id 18066
city KOTA DEPOK
province JAWA BARAT
repoId IOS18066
first_indexed 2022-12-14T02:37:53Z
last_indexed 2022-12-14T02:37:53Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1752202822513852416
score 17.610487