Faktor-faktor yang memengaruhi risiko mortalitas selama 3 tahun pada pasien infark miokard akut dengan elevasi segmen ST/ ST-segment myocardial infarction (STEMI) di RS Jantung dan pembuluh darah Harapan Kita tahun 2011 -2012 = The factors that affect risk of mortality for 3 years in st segment elevation myocardial infarction (STEMI) post primary percutaneous coronary intervention in heart and vascular hospital Harapan Kita year 2011-2012 / Andriyani Risma Sanggul
Main Author: | Andriyani Risma Sanggul, author |
---|---|
Format: | Masters Thesis |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20433175-T46531-Andriyani Risma Sanggul.pdf |
ctrlnum |
20433175 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title>Faktor-faktor yang memengaruhi risiko mortalitas selama 3 tahun pada pasien infark miokard akut dengan elevasi segmen ST/ ST-segment myocardial infarction (STEMI) di RS Jantung dan pembuluh darah Harapan Kita tahun 2011 -2012 = The factors that affect risk of mortality for 3 years in st segment elevation myocardial infarction (STEMI) post primary percutaneous coronary intervention in heart and vascular hospital Harapan Kita year 2011-2012 / Andriyani Risma Sanggul</title><creator>Andriyani Risma Sanggul, author</creator><type>Thesis:Masters</type><place/><publisher/><date>2016</date><description><b>ABSTRAK</b><br>
Infark Miokard Akut dengan elevasi segmen ST/ ST-Segment Elevation
Myocardial Infarction (STEMI) adalah bagian dari sindrom koroner akut yang
berat dan menetap akibat oklusi total arteri koroner sehingga diperlukan tindakan
revaskularisasi segera untuk mengembalikan aliran darah dan reperfusi miokard
secepatnya. Tindakan revaskularisasi dilakukan dalam 12 jam onset serangan
angina pektoris dan didapatkan elevasi segmen ST yang menetap atau ditemukan
Left Bundle Branch Block (LBBB). Tatalaksana Intervensi Koroner Perkutan
primer lebih disarankan dibandingkan fibrinolisis. Penelitian mengenai mortalitas
selama 3 tahun pada pasien pasca STEMI dengan IKP primer belum pernah
dilakukan di Indonesia sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tersebut. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan waktu
pengamatan selama 3 tahun. Populasi studi adalah adalah semua pasien diagnosis
STEMI dengan terapi IKP primer berusia &#8805; 18 tahun dan keluar rawat hidup
Tahun 2011-2012 di RSJPD Harapan Kita. Kriteria inklusi sampel adalah pasien
didiagnosa STEMI dan keluar rawat dalam keadaan hidup 01 Januari 2011- 31
Desember 2012 dan Pasien STEMI yang berusia &#8805; 18 tahun dengan total sampel
sebanyak 466 orang. Data pasien diperoleh dari Jakarta Acute Coronary
Syndromes (JACS) dan rekam medis. Analisis data dilakukan dengan Stata 12.
Pada analisis multivariat dengan menggunakan uji cox regression time
independent, didapatkan pasien STEMI dengan IKP primer yang tidak teratur
kontrol memiliki risiko kematian lebih tinggi dibandingkan kontrol teratur ( Adj
HR = 5,7 ; 2,447 ? 13,477 ; p value = 0,0001). Pasien STEMI yang DM memiliki
risiko kematian lebih tinggi dibandingkan tidak DM ( Adj HR = 2,66 ; 1,149 -
6,150; p value = 0,034). Pasien STEMI dengan kelas killip II memiliki risiko
kematian lebih tinggi dibandingkan kelas killip I (Adj HR = 2,31 ; 0,99 ? 5,363
; p value = 0,05). Model estimasi risiko hazard: H(1095h,t)=ho (1095h)
exp [(0,91DM )+ (0,84
x Killip Admisi) + ( 1,75 x Kontrol)]. Keteraturan kontrol, diabetes mellitus dan kelas killip
admisi memengaruhi risiko mortalitas pasien STEMI dengan IKP primer di
RSJPD Harapan Kita.
<hr>
<b>ABSTRACT</b><br>
ST -Segment Elevation Myocardial Infarction ( STEMI ) is a part of the heavy
acute coronary syndromes and settled due to total occlusion of the coronary
arteries that required immediate revascularization to restore blood flow and
myocardial reperfusion as soon as possible . Revascularization performed within
12 hours of onset of angina pectoris and ST segment elevation obtained were
settled or discovered Left Bundle Branch Block ( LBBB ) . Primary Percutaneous
Coronary Intervention (PPCI) Procedures more advisable than fibrinolysis. The
purpose of this study to determine the factors that affect the risk of 3 years
mortality and resulted in a scoring system STEMI patients with primary IKP
based on demographic and clinical patients at the Hospital Cardiovascular
Harapan Kita . This study used a retrospective cohort design with observation
time for 3 years . The study population was is all STEMI patients with a diagnosis
of PPCI &#8805; 18 years old and alive at discharge at 2011-2012 in RSJPD Harapan
Kita . The inclusion criteria were patients diagnosed STEMI alive at discharge at
January 2011 - December 2012 and STEMI patients &#8805; 18 years old with a total
sample of 466 people . Data obtained from the patient Jakarta Acute Coronary
Syndromes ( JACS ) and medical records . Data analysis was performed with Stata
12. In multivariate analysis using Cox regression test time independent , STEMI
patients with PPCI who irregular control have a higher mortality risk than regular
controls ( Adj HR = 5.3 ; 2.345 to 13.026 ; p value = 0.0001 ) . STEMI patients
with DM have a higher mortality risk than not DM ( Adj HR = 2,66 ; 1,149 to
6,150 ; p value = 0,034 ) . STEMI patients with killip class II had a higher
mortality risk than Killip class I ( Adj HR = 2,31 ; 0,991 to 5,363 ; p value =
0,035 ) . Hazard risk estimation model : H(1095h,t)=ho (1095h)
exp [(0,91DM )+ (0,84 x Killip
Admisi) + ( 1,75 x Kontrol)].</description><subject>Mortality</subject><subject>Segment Elevation Myocardial Infarction</subject><subject>Myocardial infarction</subject><identifier>20433175</identifier><source>http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20433175-T46531-Andriyani Risma Sanggul.pdf</source><recordID>20433175</recordID></dc>
|
format |
Thesis:Masters Thesis Thesis:Thesis |
author |
Andriyani Risma Sanggul, author |
title |
Faktor-faktor yang memengaruhi risiko mortalitas selama 3 tahun pada pasien infark miokard akut dengan elevasi segmen ST/ ST-segment myocardial infarction (STEMI) di RS Jantung dan pembuluh darah Harapan Kita tahun 2011 -2012 = The factors that affect risk of mortality for 3 years in st segment elevation myocardial infarction (STEMI) post primary percutaneous coronary intervention in heart and vascular hospital Harapan Kita year 2011-2012 / Andriyani Risma Sanggul |
publishDate |
2016 |
topic |
Mortality Segment Elevation Myocardial Infarction Myocardial infarction |
url |
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20433175-T46531-Andriyani Risma Sanggul.pdf |
contents |
<b>ABSTRAK</b><br>
Infark Miokard Akut dengan elevasi segmen ST/ ST-Segment Elevation
Myocardial Infarction (STEMI) adalah bagian dari sindrom koroner akut yang
berat dan menetap akibat oklusi total arteri koroner sehingga diperlukan tindakan
revaskularisasi segera untuk mengembalikan aliran darah dan reperfusi miokard
secepatnya. Tindakan revaskularisasi dilakukan dalam 12 jam onset serangan
angina pektoris dan didapatkan elevasi segmen ST yang menetap atau ditemukan
Left Bundle Branch Block (LBBB). Tatalaksana Intervensi Koroner Perkutan
primer lebih disarankan dibandingkan fibrinolisis. Penelitian mengenai mortalitas
selama 3 tahun pada pasien pasca STEMI dengan IKP primer belum pernah
dilakukan di Indonesia sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tersebut. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan waktu
pengamatan selama 3 tahun. Populasi studi adalah adalah semua pasien diagnosis
STEMI dengan terapi IKP primer berusia ≥ 18 tahun dan keluar rawat hidup
Tahun 2011-2012 di RSJPD Harapan Kita. Kriteria inklusi sampel adalah pasien
didiagnosa STEMI dan keluar rawat dalam keadaan hidup 01 Januari 2011- 31
Desember 2012 dan Pasien STEMI yang berusia ≥ 18 tahun dengan total sampel
sebanyak 466 orang. Data pasien diperoleh dari Jakarta Acute Coronary
Syndromes (JACS) dan rekam medis. Analisis data dilakukan dengan Stata 12.
Pada analisis multivariat dengan menggunakan uji cox regression time
independent, didapatkan pasien STEMI dengan IKP primer yang tidak teratur
kontrol memiliki risiko kematian lebih tinggi dibandingkan kontrol teratur ( Adj
HR = 5,7 ; 2,447 ? 13,477 ; p value = 0,0001). Pasien STEMI yang DM memiliki
risiko kematian lebih tinggi dibandingkan tidak DM ( Adj HR = 2,66 ; 1,149 -
6,150; p value = 0,034). Pasien STEMI dengan kelas killip II memiliki risiko
kematian lebih tinggi dibandingkan kelas killip I (Adj HR = 2,31 ; 0,99 ? 5,363
; p value = 0,05). Model estimasi risiko hazard: H(1095h,t)=ho (1095h)
exp [(0,91DM )+ (0,84
x Killip Admisi) + ( 1,75 x Kontrol)]. Keteraturan kontrol, diabetes mellitus dan kelas killip
admisi memengaruhi risiko mortalitas pasien STEMI dengan IKP primer di
RSJPD Harapan Kita.
<hr>
<b>ABSTRACT</b><br>
ST -Segment Elevation Myocardial Infarction ( STEMI ) is a part of the heavy
acute coronary syndromes and settled due to total occlusion of the coronary
arteries that required immediate revascularization to restore blood flow and
myocardial reperfusion as soon as possible . Revascularization performed within
12 hours of onset of angina pectoris and ST segment elevation obtained were
settled or discovered Left Bundle Branch Block ( LBBB ) . Primary Percutaneous
Coronary Intervention (PPCI) Procedures more advisable than fibrinolysis. The
purpose of this study to determine the factors that affect the risk of 3 years
mortality and resulted in a scoring system STEMI patients with primary IKP
based on demographic and clinical patients at the Hospital Cardiovascular
Harapan Kita . This study used a retrospective cohort design with observation
time for 3 years . The study population was is all STEMI patients with a diagnosis
of PPCI ≥ 18 years old and alive at discharge at 2011-2012 in RSJPD Harapan
Kita . The inclusion criteria were patients diagnosed STEMI alive at discharge at
January 2011 - December 2012 and STEMI patients ≥ 18 years old with a total
sample of 466 people . Data obtained from the patient Jakarta Acute Coronary
Syndromes ( JACS ) and medical records . Data analysis was performed with Stata
12. In multivariate analysis using Cox regression test time independent , STEMI
patients with PPCI who irregular control have a higher mortality risk than regular
controls ( Adj HR = 5.3 ; 2.345 to 13.026 ; p value = 0.0001 ) . STEMI patients
with DM have a higher mortality risk than not DM ( Adj HR = 2,66 ; 1,149 to
6,150 ; p value = 0,034 ) . STEMI patients with killip class II had a higher
mortality risk than Killip class I ( Adj HR = 2,31 ; 0,991 to 5,363 ; p value =
0,035 ) . Hazard risk estimation model : H(1095h,t)=ho (1095h)
exp [(0,91DM )+ (0,84 x Killip
Admisi) + ( 1,75 x Kontrol)]. |
id |
IOS18066.20433175 |
institution |
Universitas Indonesia |
institution_id |
51 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Indonesia |
library_id |
492 |
collection |
contoh Repository Tesis (Open) Universitas Indonesia |
repository_id |
18066 |
city |
KOTA DEPOK |
province |
JAWA BARAT |
repoId |
IOS18066 |
first_indexed |
2022-12-14T02:36:56Z |
last_indexed |
2022-12-14T02:36:56Z |
recordtype |
dc |
merged_child_boolean |
1 |
_version_ |
1752201792597262336 |
score |
17.610533 |