Tradisi dalam struktur masyarakat Jawa kerajaan dan pedesaan

Main Authors: P.M. Laksono, author, Add author: Josselin de Jong, J.P.B. de, supervisor, Add author: R.M. Koentjaraningrat, 1923-1999, supervisor
Format: Masters Doctoral
Terbitan: Program Pascasarjana Universitas Indonesia , 1984
Subjects:
Online Access: http://lontar.ui.ac.id/detail?id=102053
ctrlnum 102053
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><type>Thesis:Masters</type><title>Tradisi dalam struktur masyarakat Jawa : kerajaan dan pedesaan</title><creator>P.M. Laksono, author</creator><creator>Add author: Josselin de Jong, J.P.B. de, supervisor</creator><creator>Add author: R.M. Koentjaraningrat, 1923-1999, supervisor</creator><publisher>Program Pascasarjana Universitas Indonesia</publisher><date>1984</date><subject>Anthropology</subject><subject>Javanese (Indonesian people)</subject><description>Pemahaman mengenai struktur masyarakat Jawa dirasakan sangat perlu bagi penelitian tentang pengaruh terobosan unsur-unsur sosial budaya Barat terhadap Jawa. Berkenaan dengan hal ini, maka abad XIX merupakan periode yang sangat penting diperhatikan. Sebab pada masa ini berlangsung perubahan-perubahan di dalam masyarakat Jawa yang digerakkan oleh penumpangan kekuasaan langsung kolonial Belanda di Jawa. Untuk menjelaskan masalah di atas dari segi perekonomian, J.H. Boeke (1910) mengajukan konsep dualisme ekonomi. Konsep ini telah membawanya sampai pada suatu anggapan bahwa penetrasi kolonial terhadap Jawa sebagai suatu ekspansi yang statis. Artinya di Jawa secara barsarnaan ada ekonomi Timur (Jawa) yang tetap tidak berkembang dan ekonomi Barat (Belanda) Kapitalistik yang berkembang tanpa menyerap yang pertama. Dalam hal ini Jawa menanggapi ekspansi ekonomi Barat dengan ledakan penduduk sambil mempertahankan nafkah per kepalanya, sehingga ekonomi Jawa dikatakan statis. Konsep Boeke itu banyak mendapat serangan justeru pada dasar metodenya. Karena ia telah melihat pertemuan antara Jawa dan Belanda dengan dua tolok ukur yang berbeda, yang pertama dengan standar hubungan sosial dan yang kedua dengan standar ekonomi kapitalistik, sehingga disimpulkan bahwa Jawa dilandasi mentalitas homososial dan Belanda dilandasi homoeconomicus. Dengan demikian ia telah menyatakan bahwa ekonomi Belanda berbeda dengan ekonomi Jawa menurut alat analisa yang berbeda.</description><identifier>http://lontar.ui.ac.id/detail?id=102053</identifier><recordID>102053</recordID></dc>
format Thesis:Masters
Thesis
Thesis:Doctoral
author P.M. Laksono, author
Add author: Josselin de Jong, J.P.B. de, supervisor
Add author: R.M. Koentjaraningrat, 1923-1999, supervisor
title Tradisi dalam struktur masyarakat Jawa : kerajaan dan pedesaan
title_sub kerajaan dan pedesaan
publisher Program Pascasarjana Universitas Indonesia
publishDate 1984
topic Anthropology
Javanese (Indonesian people)
url http://lontar.ui.ac.id/detail?id=102053
contents Pemahaman mengenai struktur masyarakat Jawa dirasakan sangat perlu bagi penelitian tentang pengaruh terobosan unsur-unsur sosial budaya Barat terhadap Jawa. Berkenaan dengan hal ini, maka abad XIX merupakan periode yang sangat penting diperhatikan. Sebab pada masa ini berlangsung perubahan-perubahan di dalam masyarakat Jawa yang digerakkan oleh penumpangan kekuasaan langsung kolonial Belanda di Jawa. Untuk menjelaskan masalah di atas dari segi perekonomian, J.H. Boeke (1910) mengajukan konsep dualisme ekonomi. Konsep ini telah membawanya sampai pada suatu anggapan bahwa penetrasi kolonial terhadap Jawa sebagai suatu ekspansi yang statis. Artinya di Jawa secara barsarnaan ada ekonomi Timur (Jawa) yang tetap tidak berkembang dan ekonomi Barat (Belanda) Kapitalistik yang berkembang tanpa menyerap yang pertama. Dalam hal ini Jawa menanggapi ekspansi ekonomi Barat dengan ledakan penduduk sambil mempertahankan nafkah per kepalanya, sehingga ekonomi Jawa dikatakan statis. Konsep Boeke itu banyak mendapat serangan justeru pada dasar metodenya. Karena ia telah melihat pertemuan antara Jawa dan Belanda dengan dua tolok ukur yang berbeda, yang pertama dengan standar hubungan sosial dan yang kedua dengan standar ekonomi kapitalistik, sehingga disimpulkan bahwa Jawa dilandasi mentalitas homososial dan Belanda dilandasi homoeconomicus. Dengan demikian ia telah menyatakan bahwa ekonomi Belanda berbeda dengan ekonomi Jawa menurut alat analisa yang berbeda.
id IOS18069.102053
institution Universitas Indonesia
institution_id 51
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Indonesia
library_id 492
collection Repository Disertasi (Open) Universitas Indonesia
repository_id 18069
city KOTA DEPOK
province JAWA BARAT
repoId IOS18069
first_indexed 2022-12-14T04:36:13Z
last_indexed 2022-12-14T04:36:13Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1752207981905182720
score 17.611225