Proyeksi Penduduk Indonesia 1995-2025 Dengan Pendekatan Demografi multiregional
Main Authors: | Putera, Rufiansyah, author, Add author: M. Djuhari Wirakartakusumah, supervisor, Add author: Aris Ananta, supervisor, Add author: Rajagukguk, Omas Bulan, supervisor, Add author: Sugiharso Safuan, supervisor |
---|---|
Format: | Masters Thesis |
Terbitan: |
, 1998
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lontar.ui.ac.id/detail?id=77210 |
ctrlnum |
77210 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><type>Thesis:Masters</type><title>Proyeksi Penduduk Indonesia 1995-2025 Dengan Pendekatan Demografi multiregional</title><creator>Putera, Rufiansyah, author</creator><creator>Add author: M. Djuhari Wirakartakusumah, supervisor</creator><creator>Add author: Aris Ananta, supervisor</creator><creator>Add author: Rajagukguk, Omas Bulan, supervisor</creator><creator>Add author: Sugiharso Safuan, supervisor</creator><publisher/><date>1998</date><subject>DEMOGRAPHY</subject><description><b>ABSTRAK</b><br>
<br><br>
Untuk keperiuan perencanaan dan analisis yang berhubungan dengan kependudukan salah satunya dapat dipenuhi melalui proyeksi penduduk yang merupakan suatu perhitungan ilmiah dengan asumsi-asumsi tertentu mengenai kecenderungan dari tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk dimasa yang akan datang. Proyeksi penduduk yang dibuat saat ini adalah proyeksi dengan pendekatan demografi uniregional. Demografi uniregional adalah demografi yang membahas perubahan komposisi penduduk di suatu daerah tanpa mengkaitkan perubahan komposisi yang terjadi di daerah lain. Dengan pendekatan ini, maka proyeksi wilayah setingkat dibawah nasional dilakukan secara sendiri-sendiri. Akibatnya jika dilakukan perhitungan proyeksi penduduk pada tingkat nasional, maka jumlah penduduk yang dihasilkan tidak konsisten dengan jumlah penduduk dari proyeksi seluruh wilayah tersebut. Untuk menyajikan proyeksi penduduk nasional menurut wilayah setingkat di bawahnya, maka perlu dilakukan iterasi. Upaya seperti ini dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
<br><br>
Selain melalui iterasi, terdapat pendekatan lain dimana proyeksi penduduk nasional akan konsisten dengan jumlah proyeksi penduduk pada wilayah setingkat dibawahnya. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan demografi multiregional. Salah satu perbedaan yang mendasar antara demografi uniregional dan demografi multiregional adalah pada penduduk yang diamati serta definisi dari tingkat flow. Pada pendekatan uniregional, pengamatan setiap baglan penduduk regional dilakukan pada suatu waktu. Sedang melalui pendekatan multiregional, penduduk tingkat nasional dipandang sebagai suatu sistem yang merupakan interaksi pada tingkat regional.
<br><br>
Pendekatan ini sebenarnya telah lama berkembang di beberapa negara Eropa. Metode multiregional untuk proyeksi penduduk telah dikembangkan oleh Willekens dan Rogers (1978) dan oleh Rogers (1985). Dl negara-negara berkembang metode ini belum digunakan mengingat tidak tersedianya data migrasi yang memadai serta rumitnya perhitungan. Metode ini memerlukan estimasi angka migrasi khusus menurut umur di setiap wilayah dengan wilayah lainnya.
<br><br>
Prinsip proyeksi penduduk dengan pendekatan multiregional adalah penduduk pada periode berikutnya adalah jumlah penduduk pada periode sebelumnya yang mampu bertahan hidup sampai mencapai awal dari periode tersebut ditambah dengan penduduk yang masuk ke wilayah tersebut pada periode sebelumnya yang bertahan hidup pada periode tersebut serta ditambah dengan jumlah bayi yang lahir dan bertahan hidup yang dilahirkan oleh perempuan dari wilayah tersebut atau oleh perempuan dari wilayah lain yang masuk ke wilayah tersebut dan mampu bertahan hidup sampai periode tersebut.
<br><br>
Sedang proyeksi penduduk dengan pendekatan uniregional pada prinsipnya adalah jumlah penduduk pada periode berikutnya berasal dari penduduk pada periode sebelumnya yang mampu bertahan hidup dan mencapai periode berikutnya ditambah dengan jumlah bayi yang lahir dan bertahan hidup pada periode tersebut sampal mencapai akhir periode itu.
<br><br>
Dalam peneiitian ini, penduduk nasional diasumsikan hanya terbagi dalam dua wilayah saja, yaitu Sumatera Utara dan Luar Sumatera Utara. Hal Ini dilakukan karena data migrasi yang tersedia merupakan data sampel sehingga Jika dilakukan estimasi angka migrasi khusus menurut umur di setiap wilayah dengan wilayah lain maka banyak ditemukan sel kosong yang menunjukkan tidak adanya migran yang keluar pada kelompok umur yang diamati dari wilayah satu ke wilayah lain.
<br><br>
Dari hasil yang diperoleh, proyeksi penduduk dengan pendekatan uniregional dibandingkan dengan proyeksi penduduk pendekatan multiregional, maka jumlah penduduk hasil proyeksi dengan pendekatan multiregional relatif lebih rendah Jika dibandingkan dengan Jumlah penduduk hasil proyeksi dengan pendekatan uniregional. Tetapi selisih jumlah penduduk antara hasil proyeksi dengan pendekatan uniregional dengan pendekatan multiregional semakin kecil dengan semakin tinggi periode proyeksi. Dari sisi hasil, selisih yang relatif kecil ini tentu tidak terlalu banyak
<br><br>
pengaruhnya dalam perencanaan. Namun pada sisi lain yang merupakan kelebihan
<br><br>
dan pendekatan multi regional adalah dihasilkannya terlebih dahulu proyeksi penduduk untuk tingkat wilayah di bawah nasional (propinsi). Sedang proyeksi penduduk nasional merupakan rekapitulasi dari proyeksi penduduk propinsi. Kelebihan ini memberikan dampak positif bagi pengembangan sumber daya manusia dibidang kependudukan di daerah. Untuk mendapatkan proyeksi nasional, maka pembahasan mengenai skenario proyeksi harus dimulai dari bawah (propinsi). Untuk ini dituntut sumber daya manusia dibidang kependudukan yang ahli mengenai wilayahnya.
<br><br>
Disamping itu melalui pendekatan demografi multiregional dimungkinkan untuk melakukan dekomposisi tiga indikator sintetis, yaitu angka harapan hidup sejak lahir (eo), angka reproduksi neto (Net Reproduction Rate/NRR) dan angka migra-produksi neto (Net Migra-production Rate/NMR). Hal ini didapat dilakukan karena penduduk stasioner pada tabel kehidupan multiregional dapat didekomposisi menurut ternpat tinggal sekarang. Ketiga indikator ini dapat memberikan gambaran mengenai kontribusi penduduk dari satu wilayah pada wilayah dimana penduduk tersebut bertempat tinggal. Gambaran ini akan sangat membantu para pembuat kebijakan di daerah (pembangunan regional).
<br><br>
Mengingat sangat pentingnya peran data migrasi dalam pendekatan demografi
<br><br>
multiregional, maka disarankan agar data tersebut dikumpulkan didalam sensus
<br><br>
penduduk pada pertanyaan kor (inti), sehingga kesalahan sampling dapat diatasi dan
<br><br>
proyeksi penduduk dapat dilakukan secara utuh sesuai dengan banyaknya wilayah.
<br><br></description><identifier>http://lontar.ui.ac.id/detail?id=77210</identifier><recordID>77210</recordID></dc>
|
format |
Thesis:Masters Thesis Thesis:Thesis |
author |
Putera, Rufiansyah, author Add author: M. Djuhari Wirakartakusumah, supervisor Add author: Aris Ananta, supervisor Add author: Rajagukguk, Omas Bulan, supervisor Add author: Sugiharso Safuan, supervisor |
title |
Proyeksi Penduduk Indonesia 1995-2025 Dengan Pendekatan Demografi multiregional |
publishDate |
1998 |
topic |
DEMOGRAPHY |
url |
http://lontar.ui.ac.id/detail?id=77210 |
contents |
<b>ABSTRAK</b><br>
<br><br>
Untuk keperiuan perencanaan dan analisis yang berhubungan dengan kependudukan salah satunya dapat dipenuhi melalui proyeksi penduduk yang merupakan suatu perhitungan ilmiah dengan asumsi-asumsi tertentu mengenai kecenderungan dari tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk dimasa yang akan datang. Proyeksi penduduk yang dibuat saat ini adalah proyeksi dengan pendekatan demografi uniregional. Demografi uniregional adalah demografi yang membahas perubahan komposisi penduduk di suatu daerah tanpa mengkaitkan perubahan komposisi yang terjadi di daerah lain. Dengan pendekatan ini, maka proyeksi wilayah setingkat dibawah nasional dilakukan secara sendiri-sendiri. Akibatnya jika dilakukan perhitungan proyeksi penduduk pada tingkat nasional, maka jumlah penduduk yang dihasilkan tidak konsisten dengan jumlah penduduk dari proyeksi seluruh wilayah tersebut. Untuk menyajikan proyeksi penduduk nasional menurut wilayah setingkat di bawahnya, maka perlu dilakukan iterasi. Upaya seperti ini dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
<br><br>
Selain melalui iterasi, terdapat pendekatan lain dimana proyeksi penduduk nasional akan konsisten dengan jumlah proyeksi penduduk pada wilayah setingkat dibawahnya. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan demografi multiregional. Salah satu perbedaan yang mendasar antara demografi uniregional dan demografi multiregional adalah pada penduduk yang diamati serta definisi dari tingkat flow. Pada pendekatan uniregional, pengamatan setiap baglan penduduk regional dilakukan pada suatu waktu. Sedang melalui pendekatan multiregional, penduduk tingkat nasional dipandang sebagai suatu sistem yang merupakan interaksi pada tingkat regional.
<br><br>
Pendekatan ini sebenarnya telah lama berkembang di beberapa negara Eropa. Metode multiregional untuk proyeksi penduduk telah dikembangkan oleh Willekens dan Rogers (1978) dan oleh Rogers (1985). Dl negara-negara berkembang metode ini belum digunakan mengingat tidak tersedianya data migrasi yang memadai serta rumitnya perhitungan. Metode ini memerlukan estimasi angka migrasi khusus menurut umur di setiap wilayah dengan wilayah lainnya.
<br><br>
Prinsip proyeksi penduduk dengan pendekatan multiregional adalah penduduk pada periode berikutnya adalah jumlah penduduk pada periode sebelumnya yang mampu bertahan hidup sampai mencapai awal dari periode tersebut ditambah dengan penduduk yang masuk ke wilayah tersebut pada periode sebelumnya yang bertahan hidup pada periode tersebut serta ditambah dengan jumlah bayi yang lahir dan bertahan hidup yang dilahirkan oleh perempuan dari wilayah tersebut atau oleh perempuan dari wilayah lain yang masuk ke wilayah tersebut dan mampu bertahan hidup sampai periode tersebut.
<br><br>
Sedang proyeksi penduduk dengan pendekatan uniregional pada prinsipnya adalah jumlah penduduk pada periode berikutnya berasal dari penduduk pada periode sebelumnya yang mampu bertahan hidup dan mencapai periode berikutnya ditambah dengan jumlah bayi yang lahir dan bertahan hidup pada periode tersebut sampal mencapai akhir periode itu.
<br><br>
Dalam peneiitian ini, penduduk nasional diasumsikan hanya terbagi dalam dua wilayah saja, yaitu Sumatera Utara dan Luar Sumatera Utara. Hal Ini dilakukan karena data migrasi yang tersedia merupakan data sampel sehingga Jika dilakukan estimasi angka migrasi khusus menurut umur di setiap wilayah dengan wilayah lain maka banyak ditemukan sel kosong yang menunjukkan tidak adanya migran yang keluar pada kelompok umur yang diamati dari wilayah satu ke wilayah lain.
<br><br>
Dari hasil yang diperoleh, proyeksi penduduk dengan pendekatan uniregional dibandingkan dengan proyeksi penduduk pendekatan multiregional, maka jumlah penduduk hasil proyeksi dengan pendekatan multiregional relatif lebih rendah Jika dibandingkan dengan Jumlah penduduk hasil proyeksi dengan pendekatan uniregional. Tetapi selisih jumlah penduduk antara hasil proyeksi dengan pendekatan uniregional dengan pendekatan multiregional semakin kecil dengan semakin tinggi periode proyeksi. Dari sisi hasil, selisih yang relatif kecil ini tentu tidak terlalu banyak
<br><br>
pengaruhnya dalam perencanaan. Namun pada sisi lain yang merupakan kelebihan
<br><br>
dan pendekatan multi regional adalah dihasilkannya terlebih dahulu proyeksi penduduk untuk tingkat wilayah di bawah nasional (propinsi). Sedang proyeksi penduduk nasional merupakan rekapitulasi dari proyeksi penduduk propinsi. Kelebihan ini memberikan dampak positif bagi pengembangan sumber daya manusia dibidang kependudukan di daerah. Untuk mendapatkan proyeksi nasional, maka pembahasan mengenai skenario proyeksi harus dimulai dari bawah (propinsi). Untuk ini dituntut sumber daya manusia dibidang kependudukan yang ahli mengenai wilayahnya.
<br><br>
Disamping itu melalui pendekatan demografi multiregional dimungkinkan untuk melakukan dekomposisi tiga indikator sintetis, yaitu angka harapan hidup sejak lahir (eo), angka reproduksi neto (Net Reproduction Rate/NRR) dan angka migra-produksi neto (Net Migra-production Rate/NMR). Hal ini didapat dilakukan karena penduduk stasioner pada tabel kehidupan multiregional dapat didekomposisi menurut ternpat tinggal sekarang. Ketiga indikator ini dapat memberikan gambaran mengenai kontribusi penduduk dari satu wilayah pada wilayah dimana penduduk tersebut bertempat tinggal. Gambaran ini akan sangat membantu para pembuat kebijakan di daerah (pembangunan regional).
<br><br>
Mengingat sangat pentingnya peran data migrasi dalam pendekatan demografi
<br><br>
multiregional, maka disarankan agar data tersebut dikumpulkan didalam sensus
<br><br>
penduduk pada pertanyaan kor (inti), sehingga kesalahan sampling dapat diatasi dan
<br><br>
proyeksi penduduk dapat dilakukan secara utuh sesuai dengan banyaknya wilayah.
<br><br> |
id |
IOS18070.77210 |
institution |
Universitas Indonesia |
institution_id |
51 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Indonesia |
library_id |
492 |
collection |
Repository Tugas Akhir Universitas Indonesia |
repository_id |
18070 |
city |
KOTA DEPOK |
province |
JAWA BARAT |
repoId |
IOS18070 |
first_indexed |
2022-12-14T06:22:48Z |
last_indexed |
2022-12-14T06:22:48Z |
recordtype |
dc |
merged_child_boolean |
1 |
_version_ |
1752206276211769344 |
score |
17.610285 |