Chairil Anwar (Bagimu Negeri Menyediakan Api)

Main Author: Suyono, Seno Joko
Format: Book x, 152 hal.; 23 cm.
Bahasa: ind
Terbitan: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) , 2016
Subjects:
920
Online Access: http://perpussma.sekolahathalia.sch.id//index.php?p=show_detail&id=8627
http://perpussma.sekolahathalia.sch.id//lib/minigalnano/createthumb.php?filename=../../images/docs/Chairil_Anwar_(Bagimu_Negeri_Menyediakan_Api)_2.jpg.jpg&width=200
Daftar Isi:
  • Chairil Anwar bukanlah sastrawan yang hanya merenung di balik meja lalu menulis puisi. "Dipenogoro" yang petilannya menerakan kata-kata maju serbu serang terjang, misalnya, ia tuliskan untuk menggelorakan kembali semangat juang. Melalui sajak ini, ia mengungkapkan sosok Dipenogoro yang kuat dan liat menghadapi Belanda. Chairil tegas melawan kolonialisme. Sebuah kutipan populer yang menandakan semangat itu terambil dari puisi itu: Sekali berarti, sudah itu mati.Sesudah kemerdekaan, sikap juang Chairil semakin kuat terlukis dalam puisi-puisinya. Salah satunya adalah sakak "Krawang Bekasi" yang ditulis berdasarkan pengalamannya saat agresi militer Belanda I pada 21 Juli 1947.Tapak Berkesenian Chairil mencuatkan namanya sebagai pelopor angkatan 45 yang mendibrak angkatan sebelumnya. Terkenal dengan potret diri yang ikonik dalam pose mengisap sebatang rokok, Chairil menghasilkan sajak-sajak yang memperkaya khazanah sastra Indonesia.