Permodelan Kesesuaian Habitat Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus) di Koridor Satwa Kapuas Hulu Kalimantan Barat

Main Authors: Prayogo, Hari, Thohari, Thohari, Machmud, Achmad, Solihin, Solihin, Duryadi, Dedy, Prasetyo, Prasetyo, Budi, Lilik, Sugardjito, Sugardjito, Jito, Jito
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan , 2017
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/2886
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/2886/2120
ctrlnum --ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai?verb=ListSets:article-2886
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="id-ID">Permodelan Kesesuaian Habitat Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus) di Koridor Satwa Kapuas Hulu Kalimantan Barat</title><creator>Prayogo, Hari</creator><creator>Thohari, Thohari</creator><creator>Machmud, Achmad</creator><creator>Solihin, Solihin</creator><creator>Duryadi, Dedy</creator><creator>Prasetyo, Prasetyo</creator><creator>Budi, Lilik</creator><creator>Sugardjito, Sugardjito</creator><creator>Jito, Jito</creator><subject lang="id-ID">koridor satwa, orangutan, kesesuaian habitat, teknologi penginderaan jarak jauh, validasi</subject><description lang="id-ID">ABSTRACTKapuas Hulu, as conservation districts, established regional wildlife corridor that connected Betung Kerihun and Danau Sentarum National Park as a Strategic Area District which highlight aspects of the environment. This wildlife corridor holds a prominent role in the movement of animals, especially orangutans of both national parks. This research was conducted to identify the impact of land use policies on the distribution of orangutans in the corridor. Although it has been designated as a wildlife corridor, many land conversion disconnecting wildlife corridors such as road construction, large-scale plantations development, land clearing for settlement, cultivation, and deforestation. However, the two national parks still offers a secure place for orangutans. A remote sensing technology was used to map the distribution and habitat suitability for the orangutan in the wildlife corridor. Seven parameters were observed to study the habitat of orangutans. The results revealed that the habitat suitability level of wildlife corridor was 49.94%, 46.61% and 3.46% for high, moderate and low level of suitability respectively. The results were supported by validation of 32.29% and 67.71% for moderate and high suitability respectively.Key words : Corridor, habitat, orangutan, wildlife suitabilityABSTRAKKabupaten Kapuas Hulu sebagai kabupaten konservasi telah menetapkan daerah koridor satwa yang menghubungkan Taman Nasional Betung Kerihun dan Taman Nasional Danau Sentarum sebagai Kawasan Strategis Kabupaten yang menonjolkan aspek lingkungan. Koridor satwa ini memiliki peranan yang penting bagi pergerakan satwa terutama orangutan dari kedua taman nasional ini. Studi ini dilakukan untuk memahami dampak tata guna lahan terhadap sebaran orangutan, di koridor satwa. Pembukaan jalan, perkebunan skala besar, pembukaan lahan untuk pemukiman, perladangan serta penebangan hutan telah menjadi penyebab terputusnya habitat orangutan. Wilayah yang masih aman sebagai habitat orangutan adalah di dalam kawasan taman nasional. Penelitian ini dilakukan menggunakan teknologi penginderaan jarak jauh untuk memetakan sebaran dan kesesuaian habitat orangutan di kawasan koridor satwa. Tujuh parameter habitat orangutan digunakan dalam analisis spasial kesesuaian habitat. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa kawasan koridor memiliki tingkat kesesuaian habitat yang tinggi sebesar 49.94%, tingkat kesesuaian sedang sebesar 46.61% dan kesesuaian yang rendah sebesar 3.46%. dan hasil ini ditunjang dengan besaran nilai validasi untuk kelas kesesuaian sedang sebesar 32.29% dan kelas kesesuaian tinggi sebesar 67.71%.Kata kunci : Habitat, kesesuaian, koridor, orangutan, satwa</description><publisher lang="id-ID">Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan</publisher><contributor lang="id-ID"/><date>2017-08-18</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Other:</type><type>Other:</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/2886</identifier><identifier>10.20886/jphka.2016.13.2.137-150</identifier><source lang="en-US">Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam; Vol. 13, No. 2 (2016): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam; 137-150</source><source lang="id-ID">Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam; Vol. 13, No. 2 (2016): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam; 137-150</source><source>2540-9689</source><source>0216-0439</source><language>ind</language><relation>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/2886/2120</relation><rights lang="id-ID">##submission.copyrightStatement##</rights><rights lang="id-ID">http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0</rights><recordID>--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai?verb=ListSets:article-2886</recordID></dc>
language ind
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
Other:
File:application/pdf
File
Journal:eJournal
author Prayogo, Hari
Thohari, Thohari
Machmud, Achmad
Solihin, Solihin
Duryadi, Dedy
Prasetyo, Prasetyo
Budi, Lilik
Sugardjito, Sugardjito
Jito, Jito
title Permodelan Kesesuaian Habitat Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus) di Koridor Satwa Kapuas Hulu Kalimantan Barat
publisher Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
publishDate 2017
topic koridor satwa
orangutan
kesesuaian habitat
teknologi penginderaan jarak jauh
validasi
url http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/2886
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/2886/2120
contents ABSTRACTKapuas Hulu, as conservation districts, established regional wildlife corridor that connected Betung Kerihun and Danau Sentarum National Park as a Strategic Area District which highlight aspects of the environment. This wildlife corridor holds a prominent role in the movement of animals, especially orangutans of both national parks. This research was conducted to identify the impact of land use policies on the distribution of orangutans in the corridor. Although it has been designated as a wildlife corridor, many land conversion disconnecting wildlife corridors such as road construction, large-scale plantations development, land clearing for settlement, cultivation, and deforestation. However, the two national parks still offers a secure place for orangutans. A remote sensing technology was used to map the distribution and habitat suitability for the orangutan in the wildlife corridor. Seven parameters were observed to study the habitat of orangutans. The results revealed that the habitat suitability level of wildlife corridor was 49.94%, 46.61% and 3.46% for high, moderate and low level of suitability respectively. The results were supported by validation of 32.29% and 67.71% for moderate and high suitability respectively.Key words : Corridor, habitat, orangutan, wildlife suitabilityABSTRAKKabupaten Kapuas Hulu sebagai kabupaten konservasi telah menetapkan daerah koridor satwa yang menghubungkan Taman Nasional Betung Kerihun dan Taman Nasional Danau Sentarum sebagai Kawasan Strategis Kabupaten yang menonjolkan aspek lingkungan. Koridor satwa ini memiliki peranan yang penting bagi pergerakan satwa terutama orangutan dari kedua taman nasional ini. Studi ini dilakukan untuk memahami dampak tata guna lahan terhadap sebaran orangutan, di koridor satwa. Pembukaan jalan, perkebunan skala besar, pembukaan lahan untuk pemukiman, perladangan serta penebangan hutan telah menjadi penyebab terputusnya habitat orangutan. Wilayah yang masih aman sebagai habitat orangutan adalah di dalam kawasan taman nasional. Penelitian ini dilakukan menggunakan teknologi penginderaan jarak jauh untuk memetakan sebaran dan kesesuaian habitat orangutan di kawasan koridor satwa. Tujuh parameter habitat orangutan digunakan dalam analisis spasial kesesuaian habitat. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa kawasan koridor memiliki tingkat kesesuaian habitat yang tinggi sebesar 49.94%, tingkat kesesuaian sedang sebesar 46.61% dan kesesuaian yang rendah sebesar 3.46%. dan hasil ini ditunjang dengan besaran nilai validasi untuk kelas kesesuaian sedang sebesar 32.29% dan kelas kesesuaian tinggi sebesar 67.71%.Kata kunci : Habitat, kesesuaian, koridor, orangutan, satwa
id IOS1859.--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai?verb=ListSets:article-2886
institution Badan Litbang Kehutanan
institution_id 104
institution_type library:special
library
library Perpustakaan Badan Litbang Kehutanan
library_id 15
collection Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
repository_id 1859
city JAKARTA SELATAN
province DKI JAKARTA
repoId IOS1859
first_indexed 2018-01-09T20:50:10Z
last_indexed 2018-03-09T21:26:36Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1685950410950443008
score 17.610468