Daftar Isi:
  • Sambal tinuktuk merupakan sambal tradisi nenek moyang khas dari Simalungun. Tambar Tinuktuk saat ini hanya menjadi primadona lokal di Siantar untuk menjadi oleh-oleh karena merupakan sambal yang unik dari Tanah Simalungun. Namun tambar tinutuk ini belum dikenal masyarakat umum. Usaha rumahan tambar tinutuk yang dilakukan oleh Ibu Kasmi Sipayung dimulai pada bulan September 2019. Penjualan sambal tinuktuk sampai dengan 4 kg atau 16 toples per-minggu. Pemilik usaha juga belum menetapkan nama produk dan labelling pada kemasan dan belum mengetahui manajemn usaha serta pemasaran produk. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka program kemitraan masyarakat ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan dan pendampingan pembuatan labelling dan promosi usaha. Kegiatan ini berlangsung di kecamatan Siantar Timur pada bulan Juni 2022. Metode dalam kegiatan Program Kemitraan Masyarakat ini yaitu 1) Mengindentifikasi permasalahan yang dihadapi mitra terkait dengan Manajmen Usaha, Promosi, Branding dan Labelling 2) Penyuluhan terkait masalah yang ditemukan dan 3) Pendampingan Desain dan labelling serta Branding Tambar Tinutuk. Kegiatan program kemitraan masyarakat yang dilakukan oleh dosen Unimed didapatkan hasil pre-post pengetahuan terdapat peningkatan pengetahuan setelah diberikan materi. Selain itu juga didapatkan desain hasil labelling produk yang pada awalnya produk belum terdapat nama dan aspek labelling. Labeling memuat unsur nama produk, tanggal kadaluarsa, nama produsen dan alamat, bahan penyusun tambar tinutuk, serta logo halal. Selain itu juga pada kemasan tambar tinutuk di tambahkan gambar “Danau Toba” dan Rempah Khas Simalungun “Andaliman” sebagai potensi penyebaran produk wisata kuliner yang dapat memberikan kesan ke khasan daerah dan Sumatera Utara.