DETOKSIFIKASI DAN PENINGKATAN KADAR PROTEIN SINGKONG PAHIT

Main Authors: Purawisastra, Suryana, Affandi, Erwin, Almasyhuri, Almasyhuri, Apriyanto, Rossi R.
Other Authors: BADAN LITBANGKES KEMENKES
Format: Article application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik , 2012
Online Access: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/2370
ctrlnum article-2370
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="id-ID">DETOKSIFIKASI DAN PENINGKATAN KADAR PROTEIN SINGKONG PAHIT</title><creator>Purawisastra, Suryana</creator><creator>Affandi, Erwin</creator><creator>Almasyhuri, Almasyhuri</creator><creator>Apriyanto, Rossi R.</creator><description lang="id-ID">Telah dilakukan penelitian untuk detoksifikasi serta peningkatan kadar protein singkong dengan proses fermentasi menggunakan kapang rhizopus oryzae. Penelitian ini dilaksanakan karena cara detoksifikasi yang biasa dilakukan masyarakat, yaitu melalui perendaman dan perebusan yang berulang, hanya dapat menghilangkan zat racun sebesar 50%. Bahkan terjadi pengurangan kadar zat gizi yang dikandung singkong. Pemanfaatan singkong pahit sebagai bahan pangan yang aman untuk dikonsumsi terbatas hanya sebagai bahan pembuatan tapioka. Padahal jenis singkong ini mengandung pati yang lebih banyak daripada singkong biasa. Selain itu produksi singkong di Indonesia mencapai peringkat ke-3 setelah Brasil dan Thailand. Pada penelitian ini dilakukan cara detoksifikasi menggunakan mikroorganisme, yang selain mampu menghilangkan zat racun juga dapat meningkatkan protein singkong. Caranya, singkong terlebih dahulu dikeringkan di bawah sinar matahari hingga tercapai kadar air sekitar 10%. Setelah kering, singkong dijadikan tepung. Tepung singkong kemudian ditambah air dalam perbandingan (w/v) 1:1 untuk dipersiapkan sebagai substrat fermentasi yang diaduk hingga terbentuk pasta. Pasta singkong diinokulasi dengan suspensi spora kapang rhyzopus oryzar dalam perbandingan (w/v) 1:10, setelah dihomogenkan kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri. Cawan petri, kemudian diinkubasikan pada suhu 28 derajat celcius, hingga tampak pertumbuhan miselium (30 jam). Hasil fermentasi dikeringkan dan ditumbuk hingga berbentuk tepung. Jenis singkong pahit yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kebun percobaan Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan dan jenisnya diketahui yaitu jenis singkong Adira II, Adira IV, 46.8 dan 39-1-1, dengan kandungan sianida masing-masing sebesar 15.57 mg, 5.61 mg, 10.02 mg dan 24.67 mg per 100 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan sianida setelah fermentasi terhadap ke-4 jenis singkong pahit tersebut adalah bervariasi untuk setiap jenis singkong pahit. Singkong pahit Adira IV penurunan sianidanya dapat mencapai 100%, kemudian 87% untuk jenis Adira II dan jenis 46.8 serta 18% untuk jenis 39-1-1. Sedangkan peningkatan kadar protein setelah fermentasi sebesar 2 kali untuk jenis singkong 39-1-1, 0.88 kali untuk singkong Adira II, 0.56 kali untuk singkong Adira IV, dan 0.48 untuk singkong jenis 46.8. Dengan demikian melalui cara detoksifikasi yang digunakan dalam penelitian ini dapat menghilangkan kadar sianida singkong pahit 18%-100%, serta meningkatkan protein antara 0.5-2 kali.</description><publisher lang="en-US">Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik</publisher><contributor lang="id-ID">BADAN LITBANGKES KEMENKES</contributor><date>2012-11-26</date><type>Journal:Article</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/2370</identifier><source lang="en-US">Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research); JILID 20 (1997)</source><source lang="id-ID">Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan; JILID 20 (1997)</source><language>ind</language><recordID>article-2370</recordID></dc>
language ind
format Journal:Article
Journal
File:application/pdf
File
Journal:eJournal
author Purawisastra, Suryana
Affandi, Erwin
Almasyhuri, Almasyhuri
Apriyanto, Rossi R.
author2 BADAN LITBANGKES KEMENKES
title DETOKSIFIKASI DAN PENINGKATAN KADAR PROTEIN SINGKONG PAHIT
publisher Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik
publishDate 2012
url http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/2370
contents Telah dilakukan penelitian untuk detoksifikasi serta peningkatan kadar protein singkong dengan proses fermentasi menggunakan kapang rhizopus oryzae. Penelitian ini dilaksanakan karena cara detoksifikasi yang biasa dilakukan masyarakat, yaitu melalui perendaman dan perebusan yang berulang, hanya dapat menghilangkan zat racun sebesar 50%. Bahkan terjadi pengurangan kadar zat gizi yang dikandung singkong. Pemanfaatan singkong pahit sebagai bahan pangan yang aman untuk dikonsumsi terbatas hanya sebagai bahan pembuatan tapioka. Padahal jenis singkong ini mengandung pati yang lebih banyak daripada singkong biasa. Selain itu produksi singkong di Indonesia mencapai peringkat ke-3 setelah Brasil dan Thailand. Pada penelitian ini dilakukan cara detoksifikasi menggunakan mikroorganisme, yang selain mampu menghilangkan zat racun juga dapat meningkatkan protein singkong. Caranya, singkong terlebih dahulu dikeringkan di bawah sinar matahari hingga tercapai kadar air sekitar 10%. Setelah kering, singkong dijadikan tepung. Tepung singkong kemudian ditambah air dalam perbandingan (w/v) 1:1 untuk dipersiapkan sebagai substrat fermentasi yang diaduk hingga terbentuk pasta. Pasta singkong diinokulasi dengan suspensi spora kapang rhyzopus oryzar dalam perbandingan (w/v) 1:10, setelah dihomogenkan kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri. Cawan petri, kemudian diinkubasikan pada suhu 28 derajat celcius, hingga tampak pertumbuhan miselium (30 jam). Hasil fermentasi dikeringkan dan ditumbuk hingga berbentuk tepung. Jenis singkong pahit yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kebun percobaan Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan dan jenisnya diketahui yaitu jenis singkong Adira II, Adira IV, 46.8 dan 39-1-1, dengan kandungan sianida masing-masing sebesar 15.57 mg, 5.61 mg, 10.02 mg dan 24.67 mg per 100 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan sianida setelah fermentasi terhadap ke-4 jenis singkong pahit tersebut adalah bervariasi untuk setiap jenis singkong pahit. Singkong pahit Adira IV penurunan sianidanya dapat mencapai 100%, kemudian 87% untuk jenis Adira II dan jenis 46.8 serta 18% untuk jenis 39-1-1. Sedangkan peningkatan kadar protein setelah fermentasi sebesar 2 kali untuk jenis singkong 39-1-1, 0.88 kali untuk singkong Adira II, 0.56 kali untuk singkong Adira IV, dan 0.48 untuk singkong jenis 46.8. Dengan demikian melalui cara detoksifikasi yang digunakan dalam penelitian ini dapat menghilangkan kadar sianida singkong pahit 18%-100%, serta meningkatkan protein antara 0.5-2 kali.
id IOS1884.article-2370
institution Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
affiliation onesearch.kink.kemkes.go.id
hellis.onesearch.id
institution_id 12
institution_type library:special
library
library Perpustakaan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
library_id 16
collection Jurnal Penyakit Tidak Menular Indonesia
repository_id 1884
subject_area Kesehatan dan Kedokteran
city JAKARTA PUSAT
province DKI JAKARTA
repoId IOS1884
first_indexed 2016-09-24T06:24:28Z
last_indexed 2016-09-24T06:30:33Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1722469323284414464
score 17.203505