HUBUNGAN FAKTOR PENULARAN DENGAN KESAKITAN DEMAM BERDARAH DENGUE (ANALISIS LANJUT DATA RISKESDAS 2007 DI JAWA BARAT)
Main Authors: | Hakim, Lukman; Loka Litbang P2B2 Ciamis, Setiadi, Dedi; Poltekes Tasikmalaya |
---|---|
Format: | Article application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat
, 2015
|
Online Access: |
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jek/article/view/3842 |
Daftar Isi:
- Pemberantasan demam berdarah dengue (DBD) belum berhasil menurunkan jumlah penderita secara bermakna meskipun angka kematian bisa ditekan Di Jawa Barat, faktor yang berhubungan dengan kejadian DBD belum banyak diketahui sehingga pemberantasan yang dilakukan masih berdasarkan kasus. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD, dilaksanakan dengan melakukan analisis lanjut data hasil Riskesdas 2007 di 10 kabupaten/kota dengan incident rate DBD tertinggi. Dilakukan dengan menganalisis hubungan variabel independent yaitu jumlah penghuni rumah, pemanfaatan posyandu, kemudahan air sepanjang tahun, keberadaan tandon air, status gizi, kesakitan campak, dan kesakitan TB paru dengan variabel dependent yaitu kesakiran DBD. Analisis bivariat ditujukan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independent dengan dependent, dilanjutkan dengan analisis multivariat untu mengetahui variabel yang dominan serta untuk menduga peluang terjadinya DBD. Analisis dilakukan pada data hasil Riskesdas 2007 di Kota Cimahi, Kota Bandung, Kota Sukabumi, Kabupaten Cirebon, Kota Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Bandung dan Kota Bekasi serta keseluruhan di 10 kabupaten/kota. Hasil analisis bivariat menunjukan variabel kesakitan TB paru, variabel kesakitan campak, variabel jumlah penghuni rumah, dan variabel status gizi, berhubungan secara bermakna dengan kejadian DBD sehingga berpeluang menjadi faktor risiko kejadian DBD. Analisis multivariat yang dilaksanakan pada data di enam kabupaten/kota dan pada data gabungan, hanya di Kabupaten Bandung, Kota Bogor dan gabungan data 10 kabupaten/kota yang menunjukan adanya interaksi antara variabel independent dalam hubungannya dengan kesakitan DBD. Peluang terjadinya DBD bisa dihitung berdasarkan variabel kesakitan TB paru, kesakitan campak dan status gizi.