KENAKALAN REMAJA DI PROPINSI JAWA BARAT DAN BALI
Main Authors: | Santoso, Siti Sapardiyah; Puslit Ekologi Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Kristanti, CH. M.; Puslit Ekologi Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan |
---|---|
Other Authors: | BADAN LITBANGKES KEMENKES |
Format: | Article eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
, 2012
|
Online Access: |
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/990 |
Daftar Isi:
- Telah dilakukan penelitian di propinsi Jawa Barat dan Bali, tentang kenakalan remaja yang meliputi sifat dan perilaku remaja dalam mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepalan tinggi (ngebut). keterlibatan perkelahian antar pelajar, termasuk keinginan untuk tidak mengikuti pelajaran di sekolah (membolos), meninggalkan rumah tanpa seizin orang tua, dan melakukan coret-coret di dinding, tindakan kriminal termasuk pemerasan, pencurian serta perusakan gedung. Responden adalah remaja berumur 13—19 tahun yang masih sekolah atau sudah putus sekolah, belum menikah dan berada di wilayah puskesmas terpilih. Jumlah responden 1110 remaja di Jawa Barat (Bandung dan Cianjur) dan 877 remaja di propinsi Bali (Denpasar dan Gianyar). Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data kualitatif dikumpulkan melalui diskusi kelompok terarah (DKT). Sebagai hasil penelitian dapat dikemukakan disini bahwa remaja yang pernah mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi di Jawa Barat-urban sebesar 22,4%, sementara di rural 10,6%. Sebaliknya di Bali di urban hanya 18,4%, sedangkan di rural 22,4%. Pengalaman pemah absen tidak mengikuti pelajaran di sekolah tanpa izin guru (membolos) di Jawa Barat-urban 51,9%, rural 33,7%, sebaliknya di Bali-urban 30,1%, rural 37,1% dan meninggalkan rumah tanpa izin orang tua, secara berturut-turut dapat dikemukakan sebagai berikut : di Jawa Barat-urban 54,4%, rural 42,3% sementara di Bali-urban 58,4%, rural 52,7%. Kenakalan remaja berupa coret-coret dinding baik di propinsi Jawa Barat maupun di Bali cukup tinggi juga. Di propinsi Jawa Barat hampir seimbang yaitu untuk urban 26,3%, sedangkan di rural 23,6%. Sebaliknya di Bali-urban 31,7% lebih tinggi daripada di rural 19,6%. Bentuk kenakalan remaja yang lain kearah kriminalitas, meliputi pemerasan dan pencurian ditemukan pula melalui penelitian di Jawa Barat-urban, remaja yang pernah melakukan pemerasan hanya sekitar 2,2%. Nampaknya di rural agak meningkat yaitu 5,0%. Sementara di propinsi Bali-urban sekitar 7,2%; keadaan ini hampir sama dengan di rural yaitu 5,8%. Pencurian yang dilakukan oleh remaja juga dapat dikemukakan di sini, 6,3% remaja di Jawa Barat-urban pernah melakukannya, sedangkan di rural sedikit meningkat 8,2%. Lain halnya di Bali, di urban 8,9% lebih rendah daripada di rural 17, 7%. Beberapa gedung menjadi sasaran para remaja untuk melampiaskan kenakalannya, nampak bahwa di Jawa Barat-urban 12,5% remaja melakukan perusakan gedung, di rural Jawa Barat 5,7%, sedangkan di Bali-urban 36,9% menyusul di rural 2,2%. Dari data tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa umur rata-rata remaja yang mulai melakukan kenakalan tersebut antara 5-9 tahun. Sedangkan remaja yang mulai melakukan coretan di dinding pada umur <5 tahun. Beberapa faktor yang melatar belakangi kenakalan remaja antara lain adalah disharmoni keluarga, gangguan fungsi sekolah, sakit hati, pelampiasan kekesalan, solidaritas kawan dan ketidakpuasan remaja.