ctrlnum 833
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.untag-sby.ac.id/833/</relation><title>Kaji Eksperimen Pengaruh Variasi Temperatur Penuangan dan Temperatur Cetakan Terhadap Struktur Mikro Paduan Al-Cu Hypoeutectic</title><creator>SAYUTI, ABDUR ROHMAN</creator><subject>TJ Mechanical engineering and machinery</subject><description>Penelitian ini menganalisa temperatur penuangan dan temperatur cetakan yang berpengaruh terhadap struktur pada material Al-Cu. Al-Cu hypoutektik merupakan paduan aluminium dan tembaga dengan fasa eutektik yang memiliki keuntungan&#xD; dari segi peleburan dan mampu tuang (terutama disekitar daerah eutektik) pada temperatur 548&#xB0;C. Aluminium adalah salah satu logam yang memiliki sifat reaktif dan mudah teroksidasi dengan oksigen membentuk lapisan aluminium oksida atau alumina (Al2O3), sehingga membuatnya tahan terhadap korosi. Namun, apabila kadar Fe, Cu dan Ni ditambahkan, dapat mengakibatkan penurunan sifat tahan&#xD; korosi sebab kadar aluminanya berkurang. Tembaga dapat membentuk eutektik yang benar dengan alumunium pada kadar sebesar 33%. Paduan tembaga (Al/Cu) berisi 10-20%, Al menunjukkan kekuatan pengecualian untuk kekerasan dan pemakaian menyesuaikan dari beberapa paduan baja. Dengan&#xD; menggunakan metode gravity casting cetakan permanen akan mudah dibongkar pasang. Komposisi bahannya yaitu aluminium 3.375 gram dan tembaga 1.125 gram. Temperatur penuangan yang digunakan yaitu 600&#xB0;C, 650&#xB0;C dan 700&#xB0;C, sedangkan&#xD; temperatur cetakan yang digunakan yaitu suhu kamar, 100&#xB0;C dan 200&#xB0;C. Spesimen dibagi menjadi kodefikasi A&#x2019;, B, dan A&#x2019;&#x2019; pada saat pemotongan dengan menggunakan mesin bubut dan frais. Temperatur penuangan dan temperatur cetakan akan mempengaruhi strukur mikro yang terbentuk. Semakin tinggi temperatur penuangan, maka akan semakin terlihat jelas strukturnya. Struktur mikro terlihat jelas pada temperatur penuangan 700&#xB0;C. Semakin kecil temperatur cetakan, maka bentuk strukturnya semakin kasar yaitu akan terlihat keluar ke segala arah dan bisa dikatakan awal mula terbentuk struktur yang dinamakan dendrit. Kodefikasi B merupakan inti atau titik tengah cetakan adalah titik terjauh dari proses laju pendinginan, struktur yang terbentuk pada kodefikasi B adalah jelas, tebal dan saling berhimpitan.</description><date>2018</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.untag-sby.ac.id/833/3/ABSTRAK.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.untag-sby.ac.id/833/1/BAB%20I.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.untag-sby.ac.id/833/4/BAB%20II.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.untag-sby.ac.id/833/2/BAB%20III.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.untag-sby.ac.id/833/5/BAB%20IV.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.untag-sby.ac.id/833/6/BAB%20V.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.untag-sby.ac.id/833/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.untag-sby.ac.id/833/8/LAMPIRAN.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.untag-sby.ac.id/833/9/JURNAL.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.untag-sby.ac.id/833/10/JURNAL%20TURNITIN.pdf</identifier><identifier> SAYUTI, ABDUR ROHMAN (2018) Kaji Eksperimen Pengaruh Variasi Temperatur Penuangan dan Temperatur Cetakan Terhadap Struktur Mikro Paduan Al-Cu Hypoeutectic. Undergraduate thesis, UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945. </identifier><recordID>833</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author SAYUTI, ABDUR ROHMAN
title Kaji Eksperimen Pengaruh Variasi Temperatur Penuangan dan Temperatur Cetakan Terhadap Struktur Mikro Paduan Al-Cu Hypoeutectic
publishDate 2018
topic TJ Mechanical engineering and machinery
url http://repository.untag-sby.ac.id/833/3/ABSTRAK.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/833/1/BAB%20I.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/833/4/BAB%20II.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/833/2/BAB%20III.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/833/5/BAB%20IV.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/833/6/BAB%20V.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/833/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/833/8/LAMPIRAN.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/833/9/JURNAL.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/833/10/JURNAL%20TURNITIN.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/833/
contents Penelitian ini menganalisa temperatur penuangan dan temperatur cetakan yang berpengaruh terhadap struktur pada material Al-Cu. Al-Cu hypoutektik merupakan paduan aluminium dan tembaga dengan fasa eutektik yang memiliki keuntungan dari segi peleburan dan mampu tuang (terutama disekitar daerah eutektik) pada temperatur 548°C. Aluminium adalah salah satu logam yang memiliki sifat reaktif dan mudah teroksidasi dengan oksigen membentuk lapisan aluminium oksida atau alumina (Al2O3), sehingga membuatnya tahan terhadap korosi. Namun, apabila kadar Fe, Cu dan Ni ditambahkan, dapat mengakibatkan penurunan sifat tahan korosi sebab kadar aluminanya berkurang. Tembaga dapat membentuk eutektik yang benar dengan alumunium pada kadar sebesar 33%. Paduan tembaga (Al/Cu) berisi 10-20%, Al menunjukkan kekuatan pengecualian untuk kekerasan dan pemakaian menyesuaikan dari beberapa paduan baja. Dengan menggunakan metode gravity casting cetakan permanen akan mudah dibongkar pasang. Komposisi bahannya yaitu aluminium 3.375 gram dan tembaga 1.125 gram. Temperatur penuangan yang digunakan yaitu 600°C, 650°C dan 700°C, sedangkan temperatur cetakan yang digunakan yaitu suhu kamar, 100°C dan 200°C. Spesimen dibagi menjadi kodefikasi A’, B, dan A’’ pada saat pemotongan dengan menggunakan mesin bubut dan frais. Temperatur penuangan dan temperatur cetakan akan mempengaruhi strukur mikro yang terbentuk. Semakin tinggi temperatur penuangan, maka akan semakin terlihat jelas strukturnya. Struktur mikro terlihat jelas pada temperatur penuangan 700°C. Semakin kecil temperatur cetakan, maka bentuk strukturnya semakin kasar yaitu akan terlihat keluar ke segala arah dan bisa dikatakan awal mula terbentuk struktur yang dinamakan dendrit. Kodefikasi B merupakan inti atau titik tengah cetakan adalah titik terjauh dari proses laju pendinginan, struktur yang terbentuk pada kodefikasi B adalah jelas, tebal dan saling berhimpitan.
id IOS19079.833
institution DEFAULT
institution_type library:public
library
library DEFAULT
collection DEFAULT
city DEFAULT
province DEFAULT
repoId IOS19079
first_indexed 2023-07-27T06:05:59Z
last_indexed 2023-07-27T06:05:59Z
recordtype dc
_version_ 1772571071422136320
score 17.617317