Pengaruh Retinol (yang berfungsi mengatur sistem imun) Terhadap Keberhasilan Pengobatan Plasmodium falciparum di Lampung

Main Authors: LIEM HUI LING, Inge Sutanto, Alida Harahap, Joedo Prihartono
Format: Book xi, 79 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa: ind
Terbitan: S2 Program Studi Ilmu Biomedik , 2003
Subjects:
Online Access: http://library.fk.ui.ac.id//index.php?p=show_detail&id=21361
http://library.fk.ui.ac.id//lib/minigalnano/createthumb.php?filename=images/docs/AA_Cover.jpg.jpg&width=200
Daftar Isi:
  • Ruang lingkup dan cara penelitian: Vitamin A berperan terhadap fungsi mengatur sistem imun tubuh baik imunitas humoral maupun seluler. Kekebalan terhadap infeksi malaria berkembang secara perlahan-lahan tergantung pada intensitas paparan infeksi. Beberapa penelitian melaporkan adanya hubungan terbalik antara kadar retinol darah dengan parasit baik secara kualitatif maupun kuantitatif serta ada tidaknya gejala klinis.Sedangkan tolok ukur keberhasilan pengobatan adalah jumlah parasit dan ada tidaknya gejala klinis. Oleh karena itu dilakukan pengukuran kadar retinol dalam darah terhadap penderita malaria yang telah diberikan pengobatan obat standar malaria (klorokui atau sulfadoksin-pirimetamin) sesuai dengan berat badan penderita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian obat antimalaria akan lebih efektif pada individu dengan kadar retinol tinggi dibandingkan dengan individu dengan kadar retinol rendah. Penelitian ini merupakan studi nested case control yaitu suatu studi case control yang bersarang pada proses penelitian kohort retrospektif. Sebanyak 69 orang penderita malariafalciparum yang datang berobat ke Puskesmas Hanura, Lampung Selatan diobati dengan klorokuin atau sulfasoksin-pirimetamin (pemberian obat dilakukan secara randomisasi) dengan dosis sesuai dengan berat badan. Pasien tersebut diamati selama 28 hari untuk dilakukan uji in vivo efikasi obat malaria sesuai dengan kriteria WHO. Terhadap 56 dari 69 penderita tersebut kemudian diperiksa kadar retinol serum. Hasil dan Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar retinol dengan jumlah parasit (p = 0,028) dan dengan suhu tubuh (p = 0,026). Sebanyak 48,2 % (27/56) penderita yang diperiksa kadar retinol berhasil dalam pengobatan, sedangkan 51,8 % (29/56) penderita gagal dalam pengobatan. Tidak didapatkan perbedaan bermakna kadar retinol dengan keberhasilan pengobatan (p = 0,064), tetapi secara klinis kadar retinol > 0,7 /zMol/L mempunyai peluang tmtuk berhasil dalam pengobatan sebesar 2,857 kali dibandingkan dengan kelompok retinol < 0,7 /iMol/L. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kemungkinan ada pengaruh klinis kadar retinol dengan keberhasilan pengobatan malaria (terutama dengan klorokuin), meskipun secara statistik tidak bermakna, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar.Kata kunci : Plasmodium falciparum, kadar retinol, klorokuin, sulfadoksin-pirimetamin.