Menemani Minoritas Paradigma Islam Tentang Kepribadian dan Pembelaan Kepada Yang Lemah

Main Author: Ahmad Najib Burhani
Format: Book
Terbitan: PT Gramedia Pustaka Utama , 2019
Subjects:
290
Online Access: https://elibrary.poltekpel-banten.ac.id:443/index.php?p=show_detail&id=1238
https://elibrary.poltekpel-banten.ac.id:443/images/docs/43_%282%29.jpg.jpg
ctrlnum ai:slims-1238
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title>Menemani Minoritas : Paradigma Islam Tentang Kepribadian dan Pembelaan Kepada Yang Lemah</title><creator>Ahmad Najib Burhani</creator><publisher>PT Gramedia Pustaka Utama</publisher><date>2019</date><hasVersion/><language>Indonesia</language><medium>Text</medium><type>Book:Book</type><extent>xxxii + 357 hlm. ; ilus. ; 15 x 21 cm.</extent><description>Dunia kita saat ini sedang mengalami sebuah krisis keberagaman dan pluralitas yang serius. Ada normalisasi intoleransi dan sikap diskriminatif pada kalangan minoritas. Apa yang disebut dalam konstitusi sebagai hak-hak yang sama sebagai warga negara, seringkali tidak berlaku penuh untuk kelompok minoritas. Kondisi ini justru sering diperparah dengan munculnya political entrepreneur yang merepresentasikan kelompok minoritas sebagai &#x201C;unsur asing&#x201D; yang harus disudutkan ataupun dibersihkan dari tubuh negara. Ada berbagai upaya untuk melawan arus itu. Imbauan atas dasar Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satunya. Imbauan berdasar atas kewarganegaraan yang setara tanpa ada pembedaan (differentiated citizenship) adalah upaya lainnya. Namun kedua pendekatan itu terkadang belum cukup. Bahkan keduanya bisa saja dilihat sebagai wacana yang kering ataupun kosong karena dianggap terlalu jauh dari nilai-nilai warga negara yang berdasar atas agama. Inilah yang menjelaskan mengapa pendekatan teologis menjadi sedemikian penting. Hak-hak fundamental kelompok minoritas bukan hanya dibela karena kategorinya yang non-derogable rights dalam konstruksi hukum, tetapi juga memiliki basis paradigmatik dalam khazanah pemikiran Islam. Bahwa membela dan menemani minoritas yang teraniaya tiada lain merefleksikan ajaran tauhid, satu ajaran pokok dari Islam. Di tengah langkanya narasi simpati dan cinta terhadap kelompok minoritas, buku ini menjawab kebutuhan kita bersama untuk memperteguh penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia yang sangat dijamin oleh konstitusi.</description><abstract>Dunia kita saat ini sedang mengalami sebuah krisis keberagaman dan pluralitas yang serius. Ada normalisasi intoleransi dan sikap diskriminatif pada kalangan minoritas. Apa yang disebut dalam konstitusi sebagai hak-hak yang sama sebagai warga negara, seringkali tidak berlaku penuh untuk kelompok minoritas. Kondisi ini justru sering diperparah dengan munculnya political entrepreneur yang merepresentasikan kelompok minoritas sebagai &#x201C;unsur asing&#x201D; yang harus disudutkan ataupun dibersihkan dari tubuh negara. Ada berbagai upaya untuk melawan arus itu. Imbauan atas dasar Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satunya. Imbauan berdasar atas kewarganegaraan yang setara tanpa ada pembedaan (differentiated citizenship) adalah upaya lainnya. Namun kedua pendekatan itu terkadang belum cukup. Bahkan keduanya bisa saja dilihat sebagai wacana yang kering ataupun kosong karena dianggap terlalu jauh dari nilai-nilai warga negara yang berdasar atas agama. Inilah yang menjelaskan mengapa pendekatan teologis menjadi sedemikian penting. Hak-hak fundamental kelompok minoritas bukan hanya dibela karena kategorinya yang non-derogable rights dalam konstruksi hukum, tetapi juga memiliki basis paradigmatik dalam khazanah pemikiran Islam. Bahwa membela dan menemani minoritas yang teraniaya tiada lain merefleksikan ajaran tauhid, satu ajaran pokok dari Islam. Di tengah langkanya narasi simpati dan cinta terhadap kelompok minoritas, buku ini menjawab kebutuhan kita bersama untuk memperteguh penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia yang sangat dijamin oleh konstitusi.</abstract><subject>Nafi' Muthohirin</subject><subject>Toleransi Dalam Islam</subject><subject>290</subject><identifier>https://elibrary.poltekpel-banten.ac.id:443/index.php?p=show_detail&amp;id=1238</identifier><identifier>9786020622828</identifier><identifier>297.613 AHM m</identifier><hasPart>P001331</hasPart><relation>https://elibrary.poltekpel-banten.ac.id:443/images/docs/43_%282%29.jpg.jpg</relation><recordID>ai:slims-1238</recordID></dc>
format Book:Book
Book
author Ahmad Najib Burhani
title Menemani Minoritas : Paradigma Islam Tentang Kepribadian dan Pembelaan Kepada Yang Lemah
title_sub Paradigma Islam Tentang Kepribadian dan Pembelaan Kepada Yang Lemah
publisher PT Gramedia Pustaka Utama
publishDate 2019
isbn 9786020622828
topic Nafi' Muthohirin
Toleransi Dalam Islam
290
url https://elibrary.poltekpel-banten.ac.id:443/index.php?p=show_detail&id=1238
https://elibrary.poltekpel-banten.ac.id:443/images/docs/43_%282%29.jpg.jpg
contents Dunia kita saat ini sedang mengalami sebuah krisis keberagaman dan pluralitas yang serius. Ada normalisasi intoleransi dan sikap diskriminatif pada kalangan minoritas. Apa yang disebut dalam konstitusi sebagai hak-hak yang sama sebagai warga negara, seringkali tidak berlaku penuh untuk kelompok minoritas. Kondisi ini justru sering diperparah dengan munculnya political entrepreneur yang merepresentasikan kelompok minoritas sebagai “unsur asing” yang harus disudutkan ataupun dibersihkan dari tubuh negara. Ada berbagai upaya untuk melawan arus itu. Imbauan atas dasar Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satunya. Imbauan berdasar atas kewarganegaraan yang setara tanpa ada pembedaan (differentiated citizenship) adalah upaya lainnya. Namun kedua pendekatan itu terkadang belum cukup. Bahkan keduanya bisa saja dilihat sebagai wacana yang kering ataupun kosong karena dianggap terlalu jauh dari nilai-nilai warga negara yang berdasar atas agama. Inilah yang menjelaskan mengapa pendekatan teologis menjadi sedemikian penting. Hak-hak fundamental kelompok minoritas bukan hanya dibela karena kategorinya yang non-derogable rights dalam konstruksi hukum, tetapi juga memiliki basis paradigmatik dalam khazanah pemikiran Islam. Bahwa membela dan menemani minoritas yang teraniaya tiada lain merefleksikan ajaran tauhid, satu ajaran pokok dari Islam. Di tengah langkanya narasi simpati dan cinta terhadap kelompok minoritas, buku ini menjawab kebutuhan kita bersama untuk memperteguh penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia yang sangat dijamin oleh konstitusi.
id IOS19590.ai:slims-1238
institution Politeknik Pelayaran Banten
institution_id 7460
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Politeknik Pelayaran Banten
library_id 7668
collection OPAC Politeknik Pelayaran Banten
repository_id 19590
city TANGERANG
province BANTEN
repoId IOS19590
first_indexed 2023-11-01T00:57:54Z
last_indexed 2023-11-01T00:57:54Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1831692636612722689
score 9.9049015