THE FACE OF HINDU RELIGION IN THE AGE OF KALI YUGA

Main Author: Putu Dana Yasa, Putu Dana Yasa
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: eng
Terbitan: UHN IGB Sugriwa Denpasar , 2022
Subjects:
Online Access: https://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/WD/article/view/1784
https://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/WD/article/view/1784/1115
Daftar Isi:
  • Hinduism has always been synonymous with peace and harmony throughout its civilization, but lately due to various factors, this condition has been eroded if you look at the quality of religious people, especially the Hindu environment. Various problems arise among Hindus in the midst of the current Kali Yuga era, ranging from religious debates, the emergence of truth claims, endless religious conflicts, until the politicization of religion becomes an appearance and even an open spectacle for anyone. This is of course due to the lack of literacy or religious understanding within Hinduism and is also connected to the negative impact of technological developments that make it easy for anyone to express opinions, especially in various social media networks. If this continues, the peaceful face of Hinduism will only collapse and be buried in such a deep pit. Hinduism with theological teachings that are anandi-ananta (no beginning and no end) should be able to survive in this yuga era, because Hinduism can always be adapted to the times, but sometimes due to the rigid thinking of its followers, Hinduism has so many religious problems.
  • Agama Hindu selalu identik dengan kedamaian dan keharmonisan sepanjang peradabannya, namun belakangan akibat dari berbagai faktor kondisi ini semakin terkikis jika melihat kualitas manusia beragama khususnya lingkungan umat Hindu. Berbagai permasalahan muncul ditengah umat Hindu ditengah zaman kali yuga saat ini, mulai dari perdebatan agama, munculnya klaim-klaim kebenaran, konflik agama yang tiada akhir, sampai politisasi agama menjadi penampakan bahkan tontonan terbuka bagi siapa saja. Hal ini tentu disebabkan akibat minimnya literasi atau pemahaman keagamaan di internal Hindu dan juga terhubung dengan dampak negatif dari perkembangan teknologi yang memberikan kemudahan bagi siapa saja dalam menyampaikan pendapat khususnya di berbagai jejaring sosial media. Jika hal ini terus dibiarkan, maka wajah Hindu yang begitu damai hanya akan runtuh dan terkubur dalam lubang yang begitu dalam. Hindu dengan ajaran teologis yang bersifat anandi-ananta (tidak berawal dan tidak berakhir) harusnya mampu bertahan di zaman kali yuga ini, sebab ajaran Hindu akan selalu dapat disesuaikan dengan zaman, namun terkadang akibat pemikiran kaku para umatnya menjadikan Hindu menjadi begitu banyak memiliki permasalahan keagamaan.