NGIDER NINI TRADITION IN THE PIODALAN CEREMONY AT SIMPANG TEMPLE, DESA PAKRAMAN PILING, PENEBEL DISTRICT, TABANAN REGENCY
| Main Author: | paramitha, anggy |
|---|---|
| Format: | Article info application/pdf Journal |
| Bahasa: | eng |
| Terbitan: |
UHN IGB Sugriwa Denpasar
, 2022
|
| Subjects: | |
| Online Access: |
https://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/WD/article/view/1858 https://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/WD/article/view/1858/1114 |
Daftar Isi:
- Bali is a small island in Indonesia that is famous for its beautiful nature and cultural richness which is still strongly attached to the locals, therefore Bali is also known as the Island of the Gods or the Island of a Thousand Temples. In Tabanan Regency, there are several Subak Temples as a place for worshiping Dewi Sri. This is inseparable from the nickname of Tabanan city as the city of rice granaries and Dewi Sri symbolize as a giver of welfare. Among the existing Subak Temples, the author is interested in investigating one of the Subak Temples in Tabanan Regency, precisely in Desa Pakraman Piling, Penebel District, which is called Simpang Temple. This temple is carried out by the entire community of Desa Pakraman Piling. Piodalan ceremony occurs once every six months after the harvest arrives. At the piodalan in this temple, there is a unique tradition called the ngider nini. Ngider nini has become a tradition in Pakraman Piling Village, but it is not clearly understood yet about the basis of implementation and the Procession of this ngider nini, so that different interpretations of the ngider nini tradition arise because it is still based on the gugon tuwon tradition. Based on the background of the problem, Ngider Nini tradition deserves to be investigated in a scientific paper with the title "Ngider Nini Tradition in the Piodalan Ceremony at Simpang Temple, Desa Pakraman Piling, Penebel District, Tabanan Regency". The purpose of this study is to obtain a clear understanding of the basis and procession of the Ngider Nini tradition.
- Bali merupakan sebuah pulau kecil di Negara Indonesia yang terkenal dengan keindahan alam dan juga kekayaan budayanya yang masih sangat kental yang melekat pada penduduknya oleh karena itu Bali disebut juga sebagai Pulau Dewata atau Pulau Seribu Pura. Di Kabupaten Tabanan terdapat beberapa Pura Subak sebagai tempat untuk pemujaan terhadap Dewi Sri. Hal ini tidak terlepas dari julukan kota tabanan sebagai kota lumbung padi dan Dewi sri sebagai simbol dari pemberi kesejahteraan. Diantara Pura Subak yang ada, penulis tertarik untuk meneliti salah satu Pura Subak di Kabupaten Tabanan tepatnya di Desa Pakraman Piling, Kecamatan Penebel yang disebut dengan Pura Simpang. Pura ini disungsung oleh seluruh masyarakat Desa Pakraman Piling. Upacara piodalannya setiap enam bulan sekali setelah panen tiba. Pada piodalan di pura ini ada satu tradisi yang unik yakni tradisi ngider nini. Ngider nini sudah menjadi tradisi di Desa Pakraman Piling, akan tetapi belum dipahami secara jelas mengenai dasar pelaksanaan serta implikasi ngider nini ini sehingga muncul berbagai penafsiran yang berbeda tentang tradisi ngider nini karena masih didasarkan pada tradisi gugon tuwon. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut tradisi ngider nini layak untuk diteliti dalam sebuah karya ilmiah dengan judul “Tradisi Ngider Nini dalam Upacara Piodalan di Pura Simpang Desa Pakraman Piling Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan”. Tujuan penelitian ini agar didapat suatu pemahaman yang jelas tentang dasar serta implikasi dari Tradisi ngider nini.