REPRESENTATION OF SAPTA TIMIRA IN PALEGONGAN AMBEKING MANUSA USING THE ANGRIPTA SASOLAHAN METHOD
Main Author: | Putu Setyarini |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
UHN IGB Sugriwa Denpasar
, 2023
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/WD/article/view/2317 https://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/WD/article/view/2317/1530 |
Daftar Isi:
- Ambeking Manusa is a new creation of Palegongan dance work which was developed according to the changing times. With the advancement of science and technology, human nature begins to shift according to what they see. These phenomena that occur in society are what the stylists put into the art of a Palegongan work entitled Ambeking Manusa. Ambeking means character / behavior while Manusa means human, which means the nature contained in humans. This displays seven human traits that make humans forget themselves, which are commonly called Sapta Timira. Palegongan work is embodiment of the seven human traits that are contained presented in the form dance and seven masks character. Palegongan Ambeking Manusa's theoretical foundation is Angripta Sasolahan theory. This Palegongan Ambeking Manusa work is in the form of a palegongan creation, with seven dancers wearing masks and multimedia to enhance the presenting technique. The gamelan Semar Pagulingan provides the accompaniment. This art contains a message about education, creativity, and morals. Messages for community education on integrity, work ethic, and mutual collaboration. The lesson for creativity in this piece is to be able to work with what you have, including movement, floor patterns, and costumes. The last messag is a moral message that expects humans to avoid traits that cause them to forget themselves and be self-centered, so that they could have a sense of responsibility and like to help others.
- Karya kreasi baru Palegongan Ambeking Manusa adalah sebuah karya tari Palegongan yang digarap disesuaikan dengan perkembangan jaman.Dengan adanya kemajuan iptek, maka sifat manusia mulai berubah sesuai dengan apa yang dilihatnya. Fenomena-fenomena yang terjadi dimasyarakat inilah yang penata tuangkan ke dalam bentuk karya Palegongan dengan judul Ambeking Manusa. Ambeking artinya sifat / kelakuan sedangkan Manusa artinya manusia. Jadi Ambeking Manusa artinya sifat yang terdapat dalam diri manusia,Garapan ini menampilkan tujuh sifat manusia yang membuat manusia tersebut lupa diri, yang biasa disebut dengan Sapta Timira.Tujuan dari garapan Palegongan ini adalah dapat mewujudkan ketujuh sifat manusia yang tertuang kedalam bentuk dan karekter topeng.Karya ini dibagi menjadi tiga rumusan ide penciptaan, 1).Bagaimanakah proses penciptaannya ?; 2) Bagaimanakah wujud garapan Palegongan Ambeking Manusa dan yang ke 3) Pesan apa yang terkandung dalam garapan palegongan Ambeking Manusa ini. Landasan teori yang dipergunakan dalan penciptaan Palegongan Ambeking Manusa ini menggunakan teori Angripta Sasolahan.Karya kreasi Palegongan Ambeking Manusa ini berbentuk kreasi palegongan menggunakan tujuh orang penari dengan menggunakan topeng dan didukung oleh multimedia untuk memperkuat dari teknik penyajiannya.Iringan yang dipergunkan adalah gamelan Semar Pagulingan.Pesan yang terkandung dalam garapan ini adalah pesan untuk pendidikan, kreativitas dan moral. Pesan untuk pendidikan bagi masyarakat tentang integritas, etos kerja dan gotong royong.Pesan untuk kreativitas dalam garapan ini mampu untuk berkarya dengan kreasi yang dimiliki, baik dari segi gerak, pola lantai maupun kostum. Pesan yang terakhir adalah pesan moral, yang mengharapkan manusia menghindari sifat-sifat yang membuat manusia itu lupa diri dan sombong,yang mempunyai rasa tanggung jawab dan suka menolong sesama.