Jawa Temple as a Media for Religious Social Education in Kelating Village, Kerambitan District, Tabanan Regency

Main Authors: Aryatnaya Giri, I Putu Agus , Ni Made Muliani, Iluh Werdi Sai Lakmi, Ulio
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: eng
Terbitan: UHN IGB Sugriwa Denpasar , 2024
Online Access: https://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/WD/article/view/3545
https://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/WD/article/view/3545/2097
Daftar Isi:
  • Jawa Temple is one of the temples in the Kelating Village area,Kerambitan District, Tabanan Regency which has its own uniqueness. At first glance, this temple looks like a family temple that is only used by one soroh/clans, but in reality, when you explore it more deeply, it turns out that the patrons of this temple come from different soroh/clans. Apart from that, many of the visitors to this temple come from outside the Kelating village area. This type of research is descriptive qualitative research. The data collection techniques used in this research are observation, documentation and literature techniques. The data analysis steps in this research are data reduction, data classification, data display, interpretation and drawing conclusions. The results of the research show that the structure of the Jawa Temple in Kelating Village is divided into three courtyards (Tri Mandala) and inside there are ten palinggih, one Gedong simpen, bale piyasan, bale gong, bale kulkul, and two pawaregan. Jawa Temple in Kelating Village, apart from functioning as a medium for worship of Ida Sang Hyang Widhi and the holy spirits of the ancestors, also functions as a medium for religious social education in an effort to build harmonious relations in the relations of the various races/residents who visit the Jawa Temple. This can be seen from the interaction of mutual cooperation and togetherness of the “pengempon/penyungsung” in preparing and carrying out all forms of ceremonies held at Jawa temples regardless of social status.
  • Pura Jawa merupakan salah satu candi yang ada di kawasan Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan yang mempunyai keunikan tersendiri. Pura ini sekilas terlihat seperti pura keluarga yang hanya digunakan oleh satu soroh/marga saja, namun kenyataannya jika ditelusuri lebih dalam ternyata para pengunjung pura ini berasal dari soroh/marga yang berbeda-beda. Selain itu, pengunjung pura ini banyak yang berasal dari luar wilayah desa Kelating. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, dokumentasi dan kepustakaan. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data, klasifikasi data, penyajian data, interpretasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur Pura Jawa di Desa Kelating terbagi menjadi tiga pelataran (Tri Mandala) dan didalamnya terdapat sepuluh palinggih, satu Gedong simpen, bale piyasan, bale gong, bale kulkul, dan dua pawergan. Pura Jawa di Desa Kelating selain berfungsi sebagai media pemujaan Ida Sang Hyang Widhi dan roh suci para leluhur, juga berfungsi sebagai media pendidikan sosial keagamaan dalam upaya membangun hubungan harmonis dalam hubungan berbagai ras. /warga yang mengunjungi Pura Jawa. Hal ini terlihat dari interaksi gotong royong dan kebersamaan para pengempon/ penyungsung dalam mempersiapkan dan melaksanakan segala bentuk upacara yang diadakan di Pura Jawa tanpa memandang status sosial.