Identifikasi Tingkah Laku Siswa dari Keluarga Broken Home (Studi Kasus tentang Keluarga Broken Home dan Tingkah Laku Siswa MTs)
Main Authors: | Mahnunin, Jauharotul, Ridjal, Tadjoer |
---|---|
Format: | Article info application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
FKIP Universitas Darul Ulum Jombang
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://ejournal.undar.or.id/index.php/Thalaba/article/view/118 https://ejournal.undar.or.id/index.php/Thalaba/article/view/118/78 |
Daftar Isi:
- : Keluarga Broken home merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suasana keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalannya kondisi keluarga yang rukun dan sejahtera sehingga menyebabkan terjadinya konflik dan perpecahan dalam keluarga tersebut. Selain itu broken home juga bias diartikan sebagai suatu keluarga yang tidak utuh dalam segi struktur dan tidak berfungsi dengan baik apa yang dinamakam fungsi keluarga. Penyebab dari keluarga broken home adalah bermacam-macam, bisa disebabkan karena perceraian orangtua, ayah atau ibu atau keduanya meninggal dunia, ayah atau ibu atau kedunya bekerja jauh di luar daerah, ayah atau ibu sibuk bekerja karena keadaan ekonomi yang mendesak serta karena jauh dari nilai-nilai agama yang ditanamkan oleh orangtuanya. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan perspektif studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa instrument observasi. Untuk uji keabsahan data dilakukan triangulasi data berupa triangulasi metode, triangulasi sumber dan triangulasi waktu. Kegiatan analisis data dimulai dari analisis sebelum di lapangan dan analisis selama di lapangan yang meliputi tahap deskriptif, tahap reduksi dan tahap seleksi. Berdasarkan analisis data tersebut, diperolah kesimpulan bahwa Tingkah laku siswa di MTs AM yang disebabkan karena broken home ini juga beragam, ada tingkah laku positif dan ada tingkah laku yang negatif atau menyimpang. Tentunya tingkah laku positif ini tidak muncul dengan sendirinya tetapi dibarengi dengan kontrol yang baik serta perhatian yang maksimal dari orangtua. Sebaliknya, apabila orangtua lepas kontrol serta tidak memberikan perhatian yang lebih terhadap anak dan tidak menanamkan nilai-nilai baik nilai agama, nilai berperilaku dan nilai dalam bertutur kata, maka anak akan mempunyai tingkah laku yang negatif atau menyimpang.