Prevalensi Defisiensi Vitamin D Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Orang Hidup Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso

Main Authors: M Montain, Maya, G. Sinulingga, Janto, Fatmawati, NFN, Herlina, NFN, Kurniastuti, Nursanti
Format: Article info eJournal
Terbitan: Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso , 2017
Subjects:
Online Access: https://www.ijid-rspisuliantisaroso.co.id/index.php/ijid/article/view/2
ctrlnum article-2
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="en-US">Prevalensi Defisiensi Vitamin D Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Orang Hidup Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso</title><creator>M Montain, Maya</creator><creator>G. Sinulingga, Janto</creator><creator>Fatmawati, NFN</creator><creator>Herlina, NFN</creator><creator>Kurniastuti, Nursanti</creator><subject lang="en-US">HIV AIDS</subject><subject lang="en-US">efavirenz</subject><subject lang="en-US">25-hydroxyvitamin D</subject><subject lang="en-US">vitamin D deficiency</subject><subject lang="en-US">Immune Reconstitution Syndrome.</subject><description lang="en-US">Abstract:Most people with HIV AIDS have been found with vitamin D deficiency, which is evidently influence by efavirenz as one of antiretroviral therapy (ART) regimen for HIV AIDS therapy, the characteristics of people with HIV AIDS, vitamin D intake, people with HIV AIDS life style, &amp;amp; drug intake that effect vitamin D level. 25-hydroxyvitamin D (D 25-OH) serumlevel measured vitamin D status at people with HIV AIDS. Vitamin D insufficiency was defined at 50-75 nmol/ml (20-30 ng/ml)D 25 OH , while vitamin D deficiency was defined under 50 nmol/ml (&amp;lt; 20 ng/ml) D 25-OH. Vitamin D is needed to maintain the health of bone and adequate immune function, that controled HIV infection. Vitamin D deficiency can increase the risk of bone fracture and Immune Reconstitution Syndrome(IRIS). Up to now, there has not been any data of the prevalence of vitamin D deficiency and its influencing factors on the people with HIV AIDS in Indonesia. The objective of this research is to understand the prevalence of vitamin D deficiency and its influencing factors on the people with HIV AIDS in Sulianti Saroso communicable disease hospital, that already have or not yet have ART intake . The results indicated that 88,8% people with HIV AIDS suffered vitamin D deficiency, and 11,2% suffered vitamin D insufficiency. The tested factors did not evidently influence the vitamin D deficiency.Abstrak. Defisiensi vitamin D ditemukan pada sebagian besar Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dimana defisiensi ini dipengaruhi salah satunya oleh efavirenz sebagai rejimen NNRTI yang merupakan salah satu rejimen ART (Antiretroviral Therapy) dalam terapi pengobatan ODHA. Faktor-faktor lain yang juga diduga berpengaruh terhadap defisiensi vitamin D pada ODHA adalah karakteristik ODHA, asupan sumber vitamin D, perilaku ODHA, dan juga konsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi kadar vitamin D. Kadar vitamin D diketahui dengan mengukur kadar serum 25-hydroxyvitamin D dan dikategorikan sebagai insufiensi atau ketidakcukupan vitamin D bila kadar D 25-OH mencapai 50-75 nmol/ml (20-30 ng/ml), dan dikategorikan sebagai defisiensi atau kekurangan vitamin D bila jika kadar D 25-OH mencapai &amp;lt; 50 nmol/ml (&amp;lt; 20 ng/ml). Vitamin D dibutuhkan untuk mempertahankan kesehatan tulang dan untuk fungsi imun yang adekuat, yang membantu mengendalikan infeksi HIV. Defisiensi vitamin D pada ODHA dapat meningkatkan resiko fraktur tulang dan terjadinya Immune Reconstitution Syndrome (IRIS). Hingga saat ini belum ada data di Indonesia tentang prevalensi defisiensi D pada ODHA, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi defisiensi vitamin D pada 107 ODHA di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso tahun 2010, baik yang belum maupun yang sudah mendapat ART dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian menyebutkan bahwa 88,8% ODHA mengalami defisiensi vitamin D, dan yang mengalami insufisiensi vitamin D sebanyak 11,2%. Namun faktor-faktor yang diuji tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap defisiensi vitamin D.</description><publisher lang="en-US">Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso</publisher><date>2017-11-04</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Journal:Article</type><identifier>https://www.ijid-rspisuliantisaroso.co.id/index.php/ijid/article/view/2</identifier><identifier>10.32667/ijid.v1i01.2</identifier><source lang="en-US">The Indonesian Journal of Infectious Diseases; Vol. 1 No. 01 (2013): The Indonesian Journal of Infectious Diseases; 6-13</source><source>2599-1698</source><source>2354-6077</source><source>10.32667/ijid.v1i01</source><rights lang="en-US">Copyright (c) 2017 The Indonesian Journal of Infectious Diseases</rights><recordID>article-2</recordID></dc>
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
Journal:eJournal
author M Montain, Maya
G. Sinulingga, Janto
Fatmawati, NFN
Herlina, NFN
Kurniastuti, Nursanti
title Prevalensi Defisiensi Vitamin D Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Orang Hidup Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
publisher Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso
publishDate 2017
topic HIV AIDS
efavirenz
25-hydroxyvitamin D
vitamin D deficiency
Immune Reconstitution Syndrome
url https://www.ijid-rspisuliantisaroso.co.id/index.php/ijid/article/view/2
contents Abstract:Most people with HIV AIDS have been found with vitamin D deficiency, which is evidently influence by efavirenz as one of antiretroviral therapy (ART) regimen for HIV AIDS therapy, the characteristics of people with HIV AIDS, vitamin D intake, people with HIV AIDS life style, &amp; drug intake that effect vitamin D level. 25-hydroxyvitamin D (D 25-OH) serumlevel measured vitamin D status at people with HIV AIDS. Vitamin D insufficiency was defined at 50-75 nmol/ml (20-30 ng/ml)D 25 OH , while vitamin D deficiency was defined under 50 nmol/ml (&lt; 20 ng/ml) D 25-OH. Vitamin D is needed to maintain the health of bone and adequate immune function, that controled HIV infection. Vitamin D deficiency can increase the risk of bone fracture and Immune Reconstitution Syndrome(IRIS). Up to now, there has not been any data of the prevalence of vitamin D deficiency and its influencing factors on the people with HIV AIDS in Indonesia. The objective of this research is to understand the prevalence of vitamin D deficiency and its influencing factors on the people with HIV AIDS in Sulianti Saroso communicable disease hospital, that already have or not yet have ART intake . The results indicated that 88,8% people with HIV AIDS suffered vitamin D deficiency, and 11,2% suffered vitamin D insufficiency. The tested factors did not evidently influence the vitamin D deficiency.Abstrak. Defisiensi vitamin D ditemukan pada sebagian besar Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dimana defisiensi ini dipengaruhi salah satunya oleh efavirenz sebagai rejimen NNRTI yang merupakan salah satu rejimen ART (Antiretroviral Therapy) dalam terapi pengobatan ODHA. Faktor-faktor lain yang juga diduga berpengaruh terhadap defisiensi vitamin D pada ODHA adalah karakteristik ODHA, asupan sumber vitamin D, perilaku ODHA, dan juga konsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi kadar vitamin D. Kadar vitamin D diketahui dengan mengukur kadar serum 25-hydroxyvitamin D dan dikategorikan sebagai insufiensi atau ketidakcukupan vitamin D bila kadar D 25-OH mencapai 50-75 nmol/ml (20-30 ng/ml), dan dikategorikan sebagai defisiensi atau kekurangan vitamin D bila jika kadar D 25-OH mencapai &lt; 50 nmol/ml (&lt; 20 ng/ml). Vitamin D dibutuhkan untuk mempertahankan kesehatan tulang dan untuk fungsi imun yang adekuat, yang membantu mengendalikan infeksi HIV. Defisiensi vitamin D pada ODHA dapat meningkatkan resiko fraktur tulang dan terjadinya Immune Reconstitution Syndrome (IRIS). Hingga saat ini belum ada data di Indonesia tentang prevalensi defisiensi D pada ODHA, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi defisiensi vitamin D pada 107 ODHA di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso tahun 2010, baik yang belum maupun yang sudah mendapat ART dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian menyebutkan bahwa 88,8% ODHA mengalami defisiensi vitamin D, dan yang mengalami insufisiensi vitamin D sebanyak 11,2%. Namun faktor-faktor yang diuji tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap defisiensi vitamin D.
id IOS20143.article-2
institution RSPI Sulianti Saroso Jakarta
institution_id 10818
institution_type library:special
library
library Diklat Sulianti Saroso
library_id 8009
collection The Indonesian Journal of Infectious Disease
repository_id 20143
subject_area Kesehatan masyarakat
Penyakit Infeksi
city JAKARTA UTARA
province DKI JAKARTA
repoId IOS20143
first_indexed 2024-06-13T07:59:51Z
last_indexed 2024-06-13T07:59:51Z
recordtype dc
_version_ 1801734880983252992
score 9.9049015