STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI PULAU WANCI, KABUPATEN WAKATOBI, SULAWESI TENGGARA

Main Authors: Ikhsan, Nur, Zamani, Neviaty Putri, Soedharma, Dedi
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan , 2019
Subjects:
Online Access: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtpk/article/view/28116
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtpk/article/view/28116/18965
Daftar Isi:
  • Seagrass is sea plant that is no less important to other coastal ecosystems such as coral reefs and mangroves in terms of physical, ecological, and economic. Indonesia has 12 species of seagrasses from 58 species of seagrasses in the world. Not all regions in Indonesia has the same species seagrasses due to differences in environmental conditions or anthropogenic pressures, a study of seagrass species diversity in Indonesian waters need to be done. This research was conducted to indentify seagrass community structure in intertidal area of Wanci waters, Wakatobi Regency, Southeast Sulawesi Province. Stations of observation was located in seagrass bed area that divided in to four stations. Sampling methods was conducted refers to McKenzie et al. (2001) by using quadratic transect 50 cm x 50 cm. In each the quadratic transect, there was recorded of species, and total of the plant. The result of research showed that there were 7 species of segrasses found in Wanci island waters namely Halophila ovalis, Halodule uninervis, Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, Enhalus acroides, Thalasodendron, and Syringodium isoetifolium. The highest density of seagrass species was dominated by Thalassia hemprichii, Halodule uninervis, and Cymodocea rotundata. The overall distribution pattern of seagrass species were cluster. There is correlation between environmental parameters and seagrass density. Sand substrate has a high positive correlation to the density of seagrass whereas clay substrate, current velocity, salinity, and temperature had a negative correlation (low to high) to the density of seagrass in Wanci Island waters.
  • Lamun merupakan tumbuhan laut yang memiliki peran yang tidak kalah penting dengan ekosistem pesisir lainnya seperti terumbu karang dan mangrove baik dari segi fisik, ekologi, dan ekonomi. Indonesia memiliki 12 jenis lamun dari 58 jenis lamun di dunia. Tidak semua wilayah di Indonesia memiliki jumlah jenis yang sama karena perbedaan kondisi lingkungan atau tekanan antropogenik, sehingga perlu ada kajian keragaman jenis lamun di wilayah perairan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur komunitas lamun dan keterkaitan antara kerapatan lamun dan parameter lingkungan di perairan Pulau Wanci, Sulawesi Tenggara. Stasiun pengamatan berada pada daerah padang lamun yang dibagi menjadi 4 stasiun. Metode sampling yang digunakan mengacu pada McKenzie et al. (2001) menggunakan transek kuadrat 50 cm x 50 cm. Selanjutnya menghitung jumlah tegakan lamun dan mencatat jenis lamun yang ditemukan pada tiap transek kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 7 jenis lamun di perairan Pulau Wanci yaitu Halophila ovalis, Halodule uninervis, Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, Enhalus acroides, Thalasodendron ciliatum, dan Syringodium isoetifolium dengan kerapatan tertinggi didominasi oleh T. hemprichii, H. uninervis, dan C. rotundata dengan pola sebaran keseluruhan adalah mengelompok. Terdapat keterkaitan antara kerapatan lamun dengan parameter lingkungan, substrat berpasir memiliki korelasi positif yang tinggi terhadap kerapatan lamun sedangkan substrat liat, kecepatan arus, salinitas, dan suhu memiliki korelasi negatif yang rendah sampai tinggi terhadap kerapatan lamun di perairan Pulau Wanci.