Penampilan Reproduksi Induk Kambing Peranakan Etawah yang Diinseminasi Buatan Menggunakan Semen Beku Kambing Gembrong
Main Authors: | Atmoko, Bayu Andri, Budisatria, I Gede Suparta, Bintara, Sigit, Maharani, Dyah |
---|---|
Format: | Proceeding PeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://repository.ugm.ac.id/275462/1/PROSIDING%202016%20VER%20TRONIK%20%28Bayu%20Andri%20Atmoko%29.pdf https://repository.ugm.ac.id/275462/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui penampilan reproduksi induk kambing Peranakan Etawah (PE) yang diinseminasi buatan menggunakan semen beku kambing Gembrong pada 14 ekor induk kambing PE yang telah diseleksi dan dipelihara dengan perlakukan yang sama. Semen beku terlebih dahulu diuji secara mikroskopis. Sinkronisasi estrus dilakukan pada induk kambing PE yang terseleksi menggunakan hormon PGF2α (lutelyze®) sebanyak 0,5 ml secara intramuscular yang sebelumnya sudah diamati ukuran vulva, hostologi sel epitel vagina dan tanda visual vulvanya. Pengamatan estrus dilakukan setiap 12 jam setelah dilakukan sinkronisasi estrus sampai jam ke-48. Inseminasi buatan dilakukan dua kali yaitu 12 dan 24 jam setelah gejala estrus. Pemeriksaan kebuntingan dilakukan dengan USG pada hari ke-60 setelah IB. Selama pemeliharaan diamati konsumsi pakan dan perubahan bobot badannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengecekan kualitas semen beku kambing Gembrong mempunyai viabilitas 86% dengan tingkat motilitas 80%. Semua induk kambing yang disinkronisasi estrus menunjukkan respon estrus (100%). Respon estrus terjadi setelah jam ke-24 setelah sinkronisasi estrus. Tingkat kebuntingan sebanyak 0%. Konsumsi pakan dan nutrien induk kambing PE tergolong rendah. Terjadi perubahan bobot badan harian induk selama 30 hari sebesar 47,62±43,84 g/ekor/hari. Dapat disimpulkan bahwa kambing PE yang diinseminasi buatan menggunakan semen beku kambing Gembrong sangat baik dalam respon sinkronisasi estrus menggunakan hormon PGF2α, namun tidak menghasilkan kebuntingan setelah diinseminasi.