Paktik Maṣlaḥat al-Istibdāl Wakaf (Studi Penukaran Tanah Wakaf Masjid Baitul Qodim di Loloan Timur Negara Jembrana Bali, Tanah Wakaf Masjid Kampung Bugis Suwung Sesetan Denpasar Bali dan Tanah beserta Bangunan Wakaf Persyarikatan Muhammadiyah Kota Blitar)
Main Author: | Siddiq, Achmad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.walisongo.ac.id/22/1/ACHMAD_SIDDIQ_DISERTASI_Abstrak.pdf http://eprints.walisongo.ac.id/22/2/ACHMAD_SIDDIQ_DISERTASI_SINOPSIS.pdf http://eprints.walisongo.ac.id/22/ |
Daftar Isi:
- Penelitian dalam disertasi ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman nazhir tentang maṣlahat al-istibdâl wakaf, praktik maṣlaḥat al-istibdâl wakaf, dan fungsi hukum dalam praktik maṣlaḥat al-istibdâl wakaf tersebut. Obyek wakaf dalam penelitian ini adalah tanah wakaf Masjid Baitul Qodim di Desa Loloan Timur Negara Jembrana Bali, tanah wakaf Masjid Kampung Bugis Suwung Sesetan di Denpasar Bali dan tanah beserta bangunan wakaf Persyarikatan Muhammadiyah Kota Blitar. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosio legal. Data dalam penelitian ini berjenis kualitatif dan bersumber pada data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dan dikumpulkan melalui studi di lapangan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi, sedang data sekunder diperoleh dari beberapa studi bahan pustaka. Data yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif-kualitatif. Temuan dalam penelitian ini adalah: Pertama, pemahaman nazhir wakaf tentang kemaslahatan dalam istibdâl (maṣlahat al-istibdâl) terorientasi pada aspek nilai ekonomi (Nilai Jual Obyek Pajak tanah, letak kestrategisan tanah, produktifitas tanah) dan aspek hukum (satus hak kepemilikan tanah). Kedua, praktik istibdâl tidak hanya terjadi karena kemaslahatan yang mendesak (al-maṣlaḥah aḍ-ḍarûriyyah) seperti praktik istibdâl tanah wakaf Masjid Baitul Qodim Loloan Timur, namun praktik istibdâl juga terjadi karena kemaslahatan yang sangat dibutuhkan (al-maṣlaḥah al-ḥâjiyah) seperti mengeluarkan keadaan harta benda wakaf dari kekurangberdayaannya dalam memberikan manfaat sebagaimana istibdâl yang terjadi pada tanah wakaf Masjid Kampung Bugis Denpasar, atau alasan kepentingan umum yang lebih besar terhadap pemanfaatan harta benda wakaf sebagaimana istibdâl yang terjadi pada tanah dan bangunan wakaf Persyarikatan Muhammadiyah Kota Blitar. Ketiga, fungsi hukum dalam praktik maṣlaḥat istibdâl antara lain adalah: mengontrol masyarakat (law as a social control) sehingga masyarakat melakukan praktik maṣlaḥat istibdâl sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, merekayasa masyarakat (law as a tool of social engineering) sehingga masyarakat mempunyai paradigma produktif dalam mengelola harta benda wakaf, dan memberikan kontribusi hukum bahwa praktik maṣlaḥat istibdâl wakaf dalam masyarakat tidak selalu terjadi karena kemaslahatan yang mendesak (al-maṣlaḥat aḍ-ḍarûriyyah). ABSTRACT This research aims at describing the views of nazhirs on maṣlahat al-istibdâl waqf, the practices of maṣlahat al-istibdâl waqf and the law function of maṣlahat al-istibdâl in waqf. The waqf locations of this research are the land of Baitul Qadim Mosque in Loloan Timur Negara Jembrana Bali, the land of Kampung Bugis Mosque in Suwung Sesetan Denpasar Bali and the land as well as the building of Muhammadiyah Organization in Blitar. This study uses socio-legal approach. The data type in this study is qualitative data taken from primary and secondary data. The primary data are collected through interviews, observation, and documentation while the secondary data are obtained from literature. Then, the data are analyzed by using descriptive-qualitative analysis. The findings in this study are as follows. First, the understandings of nazhirs about maṣlahat al-istibdâl are oriented to economic consideration (land price, strategic location of land and productivity of land) and legal aspect (status of land ownership). Second, istibdâl practices do not only happen for al-maṣlaḥah aḍ-ḍarûriyyah (emergency benefit) as shown in the case of Baitul Qadim Mosque in Loloan Timur Negara Jembrana Bali, but also for al-maṣlaḥah al-ḥâjiyah (required benefit) as illustrated in Kampung Bugis Mosque in Suwung Sesetan Denpasar Bali, or for greater public interest as practiced by Muhammadiyah Association in Blitar. Third, the functions of law at maṣlahat al-istibdâl practice are to control society for practicing maṣlahat al-istibdâl in accordance with applicable regulations (law as social control), to motivate society to have productive paradigm in managing their waqf asset, and to give law contribution that maṣlahat al-istibdâl practice in society is not only for al-maṣlaḥah aḍ-ḍarûriyyah (emergency benefit).