Daftar Isi:
  • Dalam rangka memenangkan pemilihan umum pada pemilu 2014 yang lalu, setiap partai harus memiliki cara tersendiri dan berbeda dengan partai-partai yang lain, dalam kampanye Partai Aceh banyak ditemukan pesan-pesan yang disampaikan melalui komunikasi nonverbal seperti lambang-lambang, gambar, simbol, dan slogan-slogan serta baliho yang dipajang di tempat-tempat umum, di sudut-sudut kota dan di pinggir-pinggir jalan raya yang tujuannya untuk menarik simpati masyarakat agar memilih Partai Aceh, karena komunikasi nonverbal juga banyak digunakan dalam komunikasi politik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi nonverbal yang digunakan Partai Aceh untuk menarik simpati masyarakat pada pemilu 2014 di Kabupaten Aceh Selatan. Manfaat penelitian ini untuk memberi sumbangan serta kontribusi pemikiran terhadap perkembangan ilmu komunikasi Islam terkait dengan komunikasi nonverbal Partai Aceh. Metodologi penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data lapangan (field research) yang dilakukan melalui wawancara tidak berstruktur, observasi dan dokumentasi. Sumber data dipilih berdasarkan tujuan dan jenis data yang diperlukan. Sumber data yang terpenting adalah sumber data skunder yang diperoleh dari pengurus Partai Aceh dan beberapa orang masyarakat yang ikut memilih partai Aceh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan hasilnya bahwa: beberapa bentuk komunikasi nonverbal yang digunakan oleh Partai Aceh diantaranya adalah melalui foto-foto caleg yang menggunakan pakaian adat, bendera dan lambang Partai Aceh, berfoto dengan tokoh agama, posko pemenangan Partai Aceh, melakukan pendekatan dengan masyarakat dan perangkat adat, menampilkan seni budaya Aceh Selatan, dekorasi lapangan kampanye, dan menghadirkan pemimpin yang berpengaruh atau karismatik. Meski sudah dilakukan semaksimal mungkin masih tetap terjadi hambatan dalam Partai Aceh yang terjadi di lapangan, baik dari hambatan internal yang ada dalam tubuh partai itu sendiri maupun hambatan eksternal yang terjadi dari luar Partai Aceh. Hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan, ternyata tidak menurunkan suara masyarakat untuk memilih Partai Aceh dalam memenangkan pemilu 2014 yang lalu, hal ini terbukti bahwa Partai Aceh tetap meraup suara terbanyak dan dapat mengungguli partai-partai pesaing lainnya.