HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BAYI UMUR O-<28 HARI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIREJO KECAMATAN NEGERI KATON LAMPUNG SELATAN TAHUN 2003
Main Author: | Hidayat, Nurman |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Terbitan: |
, 2003
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.undip.ac.id/17843/1/1758.pdf http://www.fkm.undip.ac.id http://eprints.undip.ac.id/17843/ |
Daftar Isi:
- Pendahuluan : penyakit infeksi khususnya yabng diakibatkan oleh lingkungan yang kurang sehat termasuk ISPA diperkirakan terus meningkat. Kabupaten Lampung Selatan terdapat kasus rawat jalan untuk ISPA pda kelompok umut 0-<28 hari sebanyak 45,48%, sedangkan untuk Puskesmas Kalirejo 37,86%. Ke[padatan rumah dan lingkungan mempunyai peranan sebagai faktor risiko kejadian atau penularan ISPA. Penyakit ISPA pada bayi umur 0-<28 hari dipengaruhi oleh suhu, kelmbaban dan pencahayaan sinar matahari di kamar tidur. Hal ini karena bayi pada usia tersebut banyak berada dan menghabiskan waktu di kamar tidur. Rumah yang memenuhi syarat yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo cukup rendah yaitu 31%. Tujuan dari penulisan ini adalah mendeskripsikan hubungan kondisi sanitasi rumah dengan kejadian ISPA pada bayi umur 0-<28 hari di wilayah klerja Puskesmas Kalirejo, menilai kondisi sanitasi rumah (teknis bangunan, kepadatan hunian, sumber polutan),serta menilai risiko kejadian ISPA pad bayi umur 0-<28 hari hubungannnya dengan kondisi sanitasi rumah di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo. Jenis penelitian ini analitik observasional dengan menggunakan desain case control. Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang memiliki bayi 0-<28 hari di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo. Adapun sampel yang diambil yaitu 33 bayi kelompok kasus dan 33 bayi kelompok kontrol. Pengolahan data menggunakan uji statistik Odds Ratio dengan menggunakan program komputer. Hasil hipotesis OR menunjukkan bahwa jenis lantai , jenis dinding, ventilasi, pencahayaan siang hari, jendela di kamar tidur, lubang asap di dapur, kelembaban udara di kamar tidur, hunian rumah, keadaan udara dan jarak kandang merupakan faktor risiko, sedangkan hunian kamar, bahan bakar dan cara pembuangan sampah bukan merupakan faktor risiko terjadinya ISPA pada bayi 0-<28 hari. Saran yang dapat diberikan antara lain yaitu perlu ditingkatkan penyuluhan yang intensif dan kerja sama terpadu oleh Puskesmas dan pihak terkait untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai faktor risiko ISPA serta peningkatan kerja sama dengan instansi terkait untuk meningkatkan kualitas rumah dengan sistem stimulan, dana bergilir, arisan dan dasawisma. Kata Kunci: Bayi, ISPA, Sanitasi rumah, Puskesmas kalirejo tahun 2003