IDENTIFIKASI DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN HIJAUAN DALAM UPAYA PENANGKARAN ANOA
Main Authors: | Pujaningsih, Retno Iswarin, Sukanno, Benedictus, Labiro, Maya |
---|---|
Format: | Monograph NonPeerReviewed application/pdf |
Terbitan: |
FAKULTAS PETERNAKAN
, 2004
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.undip.ac.id/21370/1/918-ki-fp-2005-a.pdf http://eprints.undip.ac.id/21370/2/918-ki-fp-2005.pdf http://eprints.undip.ac.id/21370/ |
Daftar Isi:
- Menurut Syarn (1977), Aiwa (Bubolus sp) di Sulawesi pada akhir abad ke- 19 masih mernpunyai daerah penycbaran yang luas sampai ke ujung utara Sulawesi, bahkan setengah abad lalu masih mudah dijumpai di dalam hutan 13olaang Mangondow (Gorontalo). Semakin sempitnya habitat Anoa akibat adanya kegiatan eksploitasi hutan, konversi hutan menjadi lahan pertanian, penempatan transmigrasi, perkebunan, maupun industri turut mempercepat kepunahan satwa thi. Sebagaimana ruminansia pada urnumnya, pakan Anoa terdiri atas pakan hijauan sebagai pakan dasar yang kaya serat kasar untuk sumber energi dan tangsal perut, dan pakan konsentrat yang kaya protein, energi, mineral organik dan vitamin yang diperlukan ternak. Man tetapi meskipun komponen pakan utama yang terdapat di kawasan hutan tersebut dapat menyediakan kebutuhan nutrisi bagi satwa Anoa, secara ekotogis jumlah individu tanmnan per satuan I uas bdum terdeteksi dengan baik. Informasi ini diperlukan dalam upaya penyediaan pakan alami Anoa di habitat aslinya. Keadaan alam mempengaruhi persediaan hijauan pakan, di musim kering akan berkurang hasilnya, dan biasanya di musim hujan hasil akan melimpah. Hasil yang berlebih dapat diawetkan untuk persediaan hijauan di musirn kemarau. Cara yang umum dilakukan adalah dengan mengeringkan hijauan (hay) atau membuat silase (silage). Penelitian dilalcukan dalam bentuk penelitian di lapangan (Kawasan Hutan Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah) dan penelitian di laboratorium pada laboratorium Ilmu Tanarnan Makanan Ternak serta laboratorium Teknologi Makanan Ternak inrusan Nutrisi dan Makanan Tcrnak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Plot contoh dibual dengan ukuran 10 x 10 m sebanyak 30 buah dan kemudian diternpatkan pada habitat/tempat satwa endemik ini mencari makan. Plot diletakkan secara sistematis dengan jarak masing-masing plot disesuaikan pada area yang telah ditentukan. Inventarisasi jenis vegetasi yang merupakan pakan utama Anoa dilakukan dengan cara survey dan tabulasi. Kepadatan / kerapatan jenisnya dihitung dengan rumus Odum (1971). Kandungan nutrisi thanalisis secara proksimat. Hash dan Pembahasan Desa Toro —area penelitian lapangan-- secara administratif berada di wilayah Kecamatan Kulawi, Kabupaten Denggala Propinsi Sulawesi Tengah. Luas wilayah Desa Toro adalah 22.950 Ha yang terdiri dad tujuh dusun. Masyarakat desa ini sangat mendukung hukum adat yang diwariskan secara turun temurun, diantaranya adalah adat untuk tnenjaga kelestarian flora dan fauna di sekitarnya, misalnya Anoa (Pratama, 2004). Anoa adalah spesies paling kecil dad jenis lembu liar. Kedua spesies Anoa ini -- Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) dan Anoa dataran tinggi (Bubalus quarksi)-- memiliki ciri-ciri umum yaitu hentuk badan yang kecil padat dan helmet sena leher yang pendek dan gempal. Anoa dewasa sebagian besar berwarna coklat gelap hingga kehitarnan. Anoa diketahui mengkonsurnsi berbagai macam jenis pakan antara lain berupa rumput dan hijauan lain, tumbuh-turnbu ban air, dedaunan semak belukar dan tunas/pohon muda, umbi-umbian maupun buah-buenhan. Hal ini sesuai dengan kebiasaan makan lembu liartkerbau pada umurnnya seperti yang dilaporkan Natural Heritage Trust (2004). Lebih lanjut dilaporkan bahwa pada musim hujan (November—April), kerbau merumput berbagai jenis tumbuhan air dan jenis-jenis rumput yang lazim di dapat di daerah basah. Pada musim kering, jenis pakan Bubalus sp. bertarnbah variasinya dengan berbagai macam tumbuhan dan dedaunan ahernatif. Dari basil penelitian disimpulkan bahwa Anoa (Bubalus sp.) memiliki variasi pakan hijauan yang cukup luas dan mainpu beradaptasi dengan pakan alternatif, baik yang dielah mauptui yang langsung eibaikan beg.itu saja. Ditemuk an 11 jenis vegetasi yang disukai Anea yaitu, Areca sp, Etatastema sp, Rubus sp, Zingiber sp. Nephrolepis sp, Cyrtandra s•, Begonia sp, Eragraslis sp, Sac•harum sp serta dua jenis tanarnan dengan nama lokal Kaloma (Fain. Pahnaceae) dan Padalebo (Fam. Utricaeae) yang belum dapat diidentifikasikan genus maupun spesiesnya. Areca sp (Gompu), Elatasterna sp (Letuha), Zingiber sp (Karondowana/Katiniba) dan Cyrtandra sp (Utawarta) rnerupakan vegetasi yang dominan disukai oleh Anoa. Elatostema sp ditemukan cukup rnelirnpah di wilayah tepi tengah Taman Nasional Lore Lindu. Rubus sp, Zingiber sp, Nephrolepis sp, Begonia sp dan Kaloma termasuk dalam klasifikasi jarang ditemukan di wilayah penelitian lapangan. Dfidentifikasikan bahwa vegetasi pakan alarni Anoa ini memiliki kemampuan tumbult dengan baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi oleh karenanya upaya konservasi serta budidayanya perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Diiinbangi dengan teknologi pengolahan pakan yang tepat (pengeringan/pelayuan, fermentasi, ensilase) maka vegetasi alami ini akan mampu mendukung upaya budidaya Anoa, khususnya untuk mengurangi stress hewan ini pada saat diadaptasikan dengan jenis pakan alternatif. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan tentang prospek budidaya vegetasi alami pakan Artoa dilihat dui potensi produksi, ketersediaannya sepanjang tahun serta kualitas nutrisi pada berbagai usia panen. Informasi yang diperoleh dari penelitian lanjutan ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung upaya pelestarian hewan endemik dari Sulawesi Mi, khususnya dari aspek penyediaan pakannya. Di samping Ru, sosialisasi penyediaan pakan untuk Anoa ini dapat diharapkan mampu menambali penghasilan penduduk di sekitar batas hutan tropis dan sekaligus mencegah keinginan penduduk untuk membuka hutan lindung serta membuni Anoa secara liar. SUMMARY IDENTIFICATION AND TECHNOLOGY OF FORAGE PROCESSING IN TERM OF ANOA'S CAPTIVE. Retno Iswarin Pujaningsih, Benedictus Sukamto 3 dan Elhayat Labiro 4. 2004: 27 hal. According to Syam ( 1977). Anoa (I3ubalus sp) by the end of 19t1i century still has the wide spreading area to north back part Sulawesi, even in middle of last century is still easy to met in forest of Bolaang Mangondow (Gorontalo). Progressively as narrow-tight as of Anoa's habitat is the effect of existence of forest exploitation activities, convening the forest to become the agriculture farm, transmigration location, plantation, and also industrial partake to quicken this animal destruction Generally as ruminants, Anoa's feed consisted of the forage crop as rich basal feed of harsh fibre for the source of energy and bulky factor, protein concentrate, energy, organic mineral and vitamin needed by livestock. However though especial feed component which is in the forest area can provide the nutrient requirement for animal Anoa, ecologically, individual amount of crop per set of wide has not been detected better yet. This information is needed in the effort of preparing natural Anoa's feed in its genuine habitat. Experienced circumstance influences the supply of forage crop, in dry season will decrease its result, and usually in the rainy season the result will abundance. Preferable excessive result for the supply of forage crop in dry season. It is common by the farmer to storage by drying the crop ( hay) cr make the silage. Research is conducted in the form of field research (Zona of National Lore Lindu Park, Sulawesi) and laboratory research at laboratory of Forage Crop Science and also by Laboratory of Technology and Feed Industry in the Department of Animal Nutrition and Feed Science, Faculty of Animal Agriculture at Diponegoro University. Plot of samples were made by the size of 10 x 10 rn as much as 30 plots; then placed in the habitat of this endemic animal. Plot placed systematically with the distance of each plot accommodated on the area which have been determined. Stocktaking of vegetation type representing especial of Anoa's feed that conducted by survey and tabulation. Density and its type of closeness is calculated by the method of Odum ( 1971). Nutrient content was analysed by proximate analysis method. Result and Discussion. Toro village -- area of field research-- administratively reside in the region of Subdistrict Kulawi, Regency of Middle Donggala Sulawesi Province, The region of Toro village is 22.950 Ha consisted of seven orchards The society on this village is very supporting of customary law endowed ercditarily, among other things is custom to take care of the continuity of flora and fauna of around, for example Anon ( Pratama, 2004 ). Anoa is the smallest species from hull type. Both of this species Anoa - Lowland Anoa (Buba(us Depressicornis) and MountaM Anoa (Bubalus Quarles° usually owning marking such as muscular and solid small physique and also lump with short neck. Wild anoas are known to feed on aquatic plants, ferns, grasses, saplings, fallen fruit, palm, and ginger. In addition, they have been recorded to drink sea water which is thought to fulfill their mineral needs in areas that do not have salt licks or mineral spring water. Captive anoas are fed a diet of hay and herbivore pellets. (Parker, 1990; Nowak, 1999; Anonymous, 2001; Massicot, 2001). During dry season, Bubalus sp. was increasing its variation of feed by assorted from plant and alternative crops. The research showed that Anoa (Bubalus sp.) has large variation of forage crop which wide enough and well adapted by alternative feed - both processed and or not processed. Eleven type of vegetation was founded and known as delicates feed for Anoa, namely, Areca sp Elatosterna sp, Rubus sp, Zingiber sp, Nephrolepis sp, Cyrtandra sp, Begonia sp, Eragrostis sp, Saccharurn .sp and also two types of crop by. the local's name of Kalorna (FantEalmaceae) and Padalebo (Fam.Utricaeae) which has not been identified by its genus and also its species yet. Areca sp (Gompu), Elatastema sp (Leluha), Zingiber sp (KarondowanatKatimba) and Cyriandra sp (Utawana) represent as the dominant and favorite vegetation for Anoa. Moreover, Eknosterna sp was founded in a large of amount on the middle edge of National Lore Undo Park. Ruhus sp, Zingiber sp, Nephrolepis sp, Begonia sp and Kalorna were classified to rarely seen in the field research. It is identified that natural feed vegetat on of Anoa has the ability to grow better both in lowland and also in the upland. Su, for the reasons strive of the conservation and its cultivation, it requires to be considered furthermore. Supporting by precisely technology of forage processing (drying, fermentation, ensilage) would make this native vegetation more useful in term of Anoa's cultivation, especially in the part of supplying alternative feed in the captive. Moreover, it is suggested to conduct the continuation research about natural prospective cultivation for Anna's feed in term of its potential production, nutrient quality during the harvest time at its various age. Information obtained from this continuation research can be exploited to support the effort of conservation for this endemic animal, especially from aspect of feeding. Despitefully, a good socialization about Anoa's feed cultivation is hopeabled to increase the economic growth for resident who lives around tropical forest and also preventing the resident to open the protected forest and to hunt the Anoa wildly.