PENINGKATAN UTILITAS BIJI SORGHUM DENGAN PERLAKUAN PEMANASAN
Main Authors: | Pujaningsih, Retno Iswarin , Mukodiningsih, Sri |
---|---|
Format: | Monograph NonPeerReviewed application/pdf |
Terbitan: |
FAKULTAS PETERNAKAN
, 2002
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.undip.ac.id/21777/1/642-ki-fpet-03-a.pdf http://eprints.undip.ac.id/21777/2/642-ki-fpet-03.pdf http://eprints.undip.ac.id/21777/ |
Daftar Isi:
- Biji sorghum berpotensi sebagai bahan substitusi jagung pada ransum unggas karena nilai nutrisi keduanya tidak banyak berbeda. Adanya kandungan tanin dalam biji sorghum (terutama sorghum yang berwama merah-coklat) menjadi factor pembatas untuk digunakan dalam ransum ayam. Mengingat bahwa kadar tanin biji sorghum sebagian besar berada pada lapisan epikarp dan testa, perlakuan pemanasan dengan cam disangrai maupun dikukus pada tahap I penelitian ini diharapkan mampu menghilangkan sebagian besar kandungan tanin pada rlakuan pemanasan, pada tahap 11 penelitian ini sorghum let. Selanjutnya setelah dilakukan pengamatan secara r. § c 6 mtuk mengetahui kandungan nutrisinya secara proksimat o eL ngan tnenggunakan metode Sibbald (1992). st. 0, sing perlakuan mengalami peningkatan dad kontrol, 0 p ag perlakuan pemanasan lebih rendah dibanding dengan _ diduga terjadi selama pemanasan, yang seharusnya g terlibat pada reaksi tersebut (khususnya asam amino Q 6, BETN), temyata dalam hal ini kadar protein terjadi . k k) a. 7). t c ‘h- ,_(41 k. sah ( 5 dan 10 menit) menghasilkan pellet terbaik pada T.c' 1- k c). r,"1 c. f silkan pellet dengan bentuk yang lebih kompak (tidak c L. U k mudah hancur. Perlakuan pengukusan 10 menit 0 a karena kadar airnya lebih dari 25 %. Kondisi ini akan gelatinisasi. Lama perlakuan pemanasan kering (5 dan 10 menit) menghasilkan pellet yang berwama coklat tua, tekstur lebih halus, kekerasannya bagus dan penampakannya kompak. Pemanasan yang relative lama akan menyebabkan pati yang terkandung dalam biji sorghum mengalami gelatinisasi lebih optimal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlakuan pemanasan kering (penyangraian) biji sorghum sebelum proses pelleting menghasilkan pellet lebih baik dibandingkan dengan biji sorghum yang memperoleh pemanasan basah (pengukusan) terlebih dahulu