Analisis Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas
Main Author: | Risdianto, - |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed application/pdf |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.undip.ac.id/37617/1/016-RUSDIANTO.pdf http://eprints.undip.ac.id/37617/ |
ctrlnum |
37617 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title>
Analisis Mitigasi Bencana Gerakan Tanah
Di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas
</title><creator>Risdianto, -</creator><subject>Q Science (General)</subject><description>
ABSTRAK

Bencana longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Potensi longsor di Indonesia sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2008, tercatat 647 kejadian bencana, dimana 85% dari bencana tersebut merupakan bencana banjir dan longsor (Fadli, 2009). Kabupaten Banyumas merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang sangat rawan terhadap longsor. Data BPBD Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 tercatat 117 kejadian longsor di kabupaten banyumas. Kondisi tersebut membutuhkan penelitian yang difokuskan pada skala lokal mengenai tingkat risiko longsor dan upaya mitigasinya. Informasi geografis tentang risiko longsor dan upaya mitigasi sangat penting untuk mengurangi tingkat kerentanan bencana. Penyajian tentang kebencanaan secara spasial sangat menguntungkan masyarakat karena dapat secara langsung mengenali kondisi daerah yang rawan bencana. Dari penelitian , kecamatan Pekuncen memiliki luas 92,7 km². dan terdiri dari 16 desa. Kecamatan Pekuncen memiliki relief pegunungan dengan ketinggian antara 500 meter sampai dengan 1200 meter dpl. Kemiringan lereng didominasi oleh kelas lereng menengah sampai curam yaitu kemiringan lereng antara 8% - 25%. Salah satu pemicu terjadinya longsor adalah curah hujan yang tinggi. Berdasarkan data curah hujan di Kecamatan Pekuncen, curah hujan tertinggi rata-rata yaitu 221 mm, dengan curah hujan tahunan setinggi 2648 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 266 hari. Berdasarkan data kondisi topografi dan curah hujan terlihat bahwa wilayah ini rawan terhadap bencana longsor. Kondisi topografi serta dipicu oleh curah hujan tinggi merupakan faktor utama yang menyebabkan bencana longsor.
Kata kunci: Mitigasi, gerakan tanah, Banyumas
</description><date>2012-09-11</date><type>Journal:Article</type><type>PeerReview:PeerReviewed</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://eprints.undip.ac.id/37617/1/016-RUSDIANTO.pdf</identifier><identifier>Risdianto, - (2012) Analisis Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas. Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan .</identifier><relation>http://eprints.undip.ac.id/37617/</relation><recordID>37617</recordID></dc>
|
format |
Journal:Article Journal PeerReview:PeerReviewed PeerReview File:application/pdf File |
author |
Risdianto, - |
title |
Analisis Mitigasi Bencana Gerakan Tanah
Di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas |
publishDate |
2012 |
topic |
Q Science (General) |
url |
http://eprints.undip.ac.id/37617/1/016-RUSDIANTO.pdf http://eprints.undip.ac.id/37617/ |
contents |
ABSTRAK
Bencana longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Potensi longsor di Indonesia sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2008, tercatat 647 kejadian bencana, dimana 85% dari bencana tersebut merupakan bencana banjir dan longsor (Fadli, 2009). Kabupaten Banyumas merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang sangat rawan terhadap longsor. Data BPBD Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 tercatat 117 kejadian longsor di kabupaten banyumas. Kondisi tersebut membutuhkan penelitian yang difokuskan pada skala lokal mengenai tingkat risiko longsor dan upaya mitigasinya. Informasi geografis tentang risiko longsor dan upaya mitigasi sangat penting untuk mengurangi tingkat kerentanan bencana. Penyajian tentang kebencanaan secara spasial sangat menguntungkan masyarakat karena dapat secara langsung mengenali kondisi daerah yang rawan bencana. Dari penelitian , kecamatan Pekuncen memiliki luas 92,7 km2. dan terdiri dari 16 desa. Kecamatan Pekuncen memiliki relief pegunungan dengan ketinggian antara 500 meter sampai dengan 1200 meter dpl. Kemiringan lereng didominasi oleh kelas lereng menengah sampai curam yaitu kemiringan lereng antara 8% - 25%. Salah satu pemicu terjadinya longsor adalah curah hujan yang tinggi. Berdasarkan data curah hujan di Kecamatan Pekuncen, curah hujan tertinggi rata-rata yaitu 221 mm, dengan curah hujan tahunan setinggi 2648 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 266 hari. Berdasarkan data kondisi topografi dan curah hujan terlihat bahwa wilayah ini rawan terhadap bencana longsor. Kondisi topografi serta dipicu oleh curah hujan tinggi merupakan faktor utama yang menyebabkan bencana longsor.
Kata kunci: Mitigasi, gerakan tanah, Banyumas
|
id |
IOS2852.37617 |
institution |
Universitas Diponegoro |
institution_id |
69 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Diponegoro |
library_id |
485 |
collection |
Diponegoro University Institutional Repository |
repository_id |
2852 |
city |
SEMARANG |
province |
JAWA TENGAH |
repoId |
IOS2852 |
first_indexed |
2016-09-15T18:29:03Z |
last_indexed |
2016-09-22T21:14:37Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1683116382420467712 |
score |
17.610363 |