Kajian Manajemen dalam Pelaksanaan Sanitasi Lingkungan di Pelabuhan Pontianak

Main Author: Sutrisno, Sutrisno
Format: Thesis NonPeerReviewed application/pdf
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://eprints.undip.ac.id/8822/1/Sutrisno.pdf
http://eprints.undip.ac.id/8822/
ctrlnum 8822
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title>Kajian Manajemen dalam Pelaksanaan Sanitasi Lingkungan di Pelabuhan Pontianak</title><creator>Sutrisno, Sutrisno</creator><subject>RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine</subject><description>Manajemen sanitasi lingkungan merupakan kegiatan untuk menciptakan kondisi lingkungan di wilayah pelabuhan yang sehat, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Aktivitas Pelabuhan Pontianak menimbulkan masalah kesehatan, berupa pencemaran; udara, tanah, air, makanan/ minuman dan kejadian penyakit. Pada tahun 2007 terjadi 1.277 kasus penyakit. Penyakit berbasis lingkungan sebanyak 1.057 kasus (82,77 %), diantaranya ISPA; 407 kasus (31, 87 %), deare; 317 kasus (24,82 %), Typus Abdominalis; 105 kasus (8,22 %), Dermatitis Alergi; 70 kasus (5,48 %), Konjunctivitis; 64 kasus (5,01 %), Iritasi Mata; 49 kasus (3,84 %) dan Tenia Pedis; 45 kasus (3,52 %). Penyakit tidak berbasis lingkungan sebesar 220 kasus (17,23 %), yang terdiri dari penyakit General Weakness; 139 kasus (10,88 %), Hypotensi; 50 kasus (3,92 %) dan Gastritis; 31 kasus (2,43 %). &#xD; Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan analisis kualitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Teknik Purposive Sampling, dengan jumlah sampel 22 orang. Data diperoleh secara primer dan skunder, untuk mengidentifikasi dan menganalisis lima aspek komponen manajemen dari enam komponen sanitasi lingkungan pelabuhan. Dilakukan pengukuran inspeksi sanitasi, pemeriksaan sampel, survei, pemberantasan dan anlisa manjemen. &#xD; Hasil penelitian menunjukan bahwa pada air minum jumlah MPN Coliform tinggi (96,240,240,240,12). TPM mempunyai risiko pencemaran tinggi pada prosedur (80 %), tempat (100 %), prasarana (100 %) dan pengelola (100 %). Dapur dan alat masak kapal kondisinya kotor. Tersedia gerobak (10 bh), container (5 bh) dan WC (46 bh), tidak tersedia IPAL dan peresapan. Pengendalian vektor dengan fogging, abatisasi dan pemasangan perangkap tikus. Inspeksi sanitasi dan pengambilan sampel terkadang dilakukan pada sebagian komponen sanitasi. Institusi pengelola mempunyai fokus biaya dan kegiatan berbeda, tidak koordinatif. Permenkes No. 340 tahun 1985, belum dilaksanakan dengan konsisten. Masyarakat mengeluhkan keberadaan fasilitas sanitasi lingkungan baik kuantitas maupun kualitas. &#xD; Pengelolaan sanitasi lingkungan di Pelabuhn Pontianak belum sesuai standar kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan Republik Indonesia) dan dunia internasional (International Health Regulation/ IHR 2005). Harus dilakukan pengelolaan sanitasi pelabuhan secara maksimal dan kontinua, penegakkan peraturan, agar tercipta kondisi kesehatan masyarakat yang optimal.&#xD; </description><date>2008</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://eprints.undip.ac.id/8822/1/Sutrisno.pdf</identifier><identifier>Sutrisno, Sutrisno (2008) Kajian Manajemen dalam Pelaksanaan Sanitasi Lingkungan di Pelabuhan Pontianak. Masters thesis, Master in Environmental Health.</identifier><relation>http://eprints.undip.ac.id/8822/</relation><recordID>8822</recordID></dc>
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
File:application/pdf
File
author Sutrisno, Sutrisno
title Kajian Manajemen dalam Pelaksanaan Sanitasi Lingkungan di Pelabuhan Pontianak
publishDate 2008
topic RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
url http://eprints.undip.ac.id/8822/1/Sutrisno.pdf
http://eprints.undip.ac.id/8822/
contents Manajemen sanitasi lingkungan merupakan kegiatan untuk menciptakan kondisi lingkungan di wilayah pelabuhan yang sehat, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Aktivitas Pelabuhan Pontianak menimbulkan masalah kesehatan, berupa pencemaran; udara, tanah, air, makanan/ minuman dan kejadian penyakit. Pada tahun 2007 terjadi 1.277 kasus penyakit. Penyakit berbasis lingkungan sebanyak 1.057 kasus (82,77 %), diantaranya ISPA; 407 kasus (31, 87 %), deare; 317 kasus (24,82 %), Typus Abdominalis; 105 kasus (8,22 %), Dermatitis Alergi; 70 kasus (5,48 %), Konjunctivitis; 64 kasus (5,01 %), Iritasi Mata; 49 kasus (3,84 %) dan Tenia Pedis; 45 kasus (3,52 %). Penyakit tidak berbasis lingkungan sebesar 220 kasus (17,23 %), yang terdiri dari penyakit General Weakness; 139 kasus (10,88 %), Hypotensi; 50 kasus (3,92 %) dan Gastritis; 31 kasus (2,43 %). Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan analisis kualitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Teknik Purposive Sampling, dengan jumlah sampel 22 orang. Data diperoleh secara primer dan skunder, untuk mengidentifikasi dan menganalisis lima aspek komponen manajemen dari enam komponen sanitasi lingkungan pelabuhan. Dilakukan pengukuran inspeksi sanitasi, pemeriksaan sampel, survei, pemberantasan dan anlisa manjemen. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada air minum jumlah MPN Coliform tinggi (96,240,240,240,12). TPM mempunyai risiko pencemaran tinggi pada prosedur (80 %), tempat (100 %), prasarana (100 %) dan pengelola (100 %). Dapur dan alat masak kapal kondisinya kotor. Tersedia gerobak (10 bh), container (5 bh) dan WC (46 bh), tidak tersedia IPAL dan peresapan. Pengendalian vektor dengan fogging, abatisasi dan pemasangan perangkap tikus. Inspeksi sanitasi dan pengambilan sampel terkadang dilakukan pada sebagian komponen sanitasi. Institusi pengelola mempunyai fokus biaya dan kegiatan berbeda, tidak koordinatif. Permenkes No. 340 tahun 1985, belum dilaksanakan dengan konsisten. Masyarakat mengeluhkan keberadaan fasilitas sanitasi lingkungan baik kuantitas maupun kualitas. Pengelolaan sanitasi lingkungan di Pelabuhn Pontianak belum sesuai standar kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan Republik Indonesia) dan dunia internasional (International Health Regulation/ IHR 2005). Harus dilakukan pengelolaan sanitasi pelabuhan secara maksimal dan kontinua, penegakkan peraturan, agar tercipta kondisi kesehatan masyarakat yang optimal.
id IOS2852.8822
institution Universitas Diponegoro
institution_id 69
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Diponegoro
library_id 485
collection Diponegoro University Institutional Repository
repository_id 2852
city SEMARANG
province JAWA TENGAH
repoId IOS2852
first_indexed 2016-09-15T18:03:04Z
last_indexed 2016-09-22T20:49:10Z
recordtype dc
_version_ 1683115775408209920
score 17.607244