The Influence of Pharmaceutical Care Intervention on Inpatient Community Acquired Pneumonia: A Small Randomized Single Blind Study

Main Authors: Presley, Bobby, Setiabudi, I., Lestiono, Lestiono, Ediyono, Ediyono
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Fakultas Farmasi Universitas Andalas , 2015
Subjects:
Online Access: http://jsfk.ffarmasi.unand.ac.id/index.php/jsfk/article/view/54
http://jsfk.ffarmasi.unand.ac.id/index.php/jsfk/article/view/54/47
Daftar Isi:
  • Pneumonia, one of infectious diseases, becomes a major health care problem in Indonesia. The inappropriateness use of treatment can lead to greater unexpected health outcome and prolonged length of stay. A lot of research has proved that pharmacists, as a part of health care professionals, has important role in assuring patients to get the most optimal treatment benefit. The aim of this study is to identify the influence of pharmaceutical care intervention in reducing the length of stay of inpatients community acquired pneumonia. This experimental study involved 32 subjects with community acquired pneumonia hospitalized without any other infection between 18th August and 31st December 2010. Subjects were divided into two groups, i.e. intervention and control group, by simple random sampling technique. Intervention group received pharmaceutical care services i.e. drug related problems identification and solving based on Pharmaceutical Care Network Europe Classification and therapy guideline. Both group received hospital standard care. The primary outcome of this study was length of stay. All subjects were followed until 31 December 2010. Most of drug related problems identified in this study were classified as treatment effectiveness (intervention group 76.19% and control group 81.82%) and treatment cost (intervention group 23.81% and control group 18.18%). Inappropriate use of antibiotic was the main cause for this drug related problems based on the pneumonia guideline. Ceftriaxone and ciprofloxacin (28.21%) were the most inappropriate used antibiotics found in this study. The mean of length of stay between intervention (6 days) and control group (8 days) was significantly different (P<0.05). Pharmaceutical care intervention significantly improved the length of stay of inpatients community acquired pneumonia.
  • Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan terkait infeksi yang banyak terjadi di Indonesia. Ketidaktepatan pemilihan terapi dapat mengakibatkan keluaran kesehatan yang tidak terduga dan memperpanjang lama perawatan. Apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan profesional memiliki perang penting dalam menjamin terapi obat yang optimal bagi penderita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian layanan kefarmasian dalam mengurangi rata-rata lama perawatan pasien pneumonia komunitas rawat inap. Studi ini melibatkan 32 penderita pneumonia komunitas tanpa penyakit infeksi lain antara 18 Agustus – 31 Desember 2010. Pasien terbagi menjadi dua kelompok, kelompok uji dan kelompok kontrol, dengan metode simple random sampling. Kedua kelompok tersebut mendapat pelayanan kesehatan standar, namun kelompok uji mendapatkan layanan kefarmasian berupa identifikasi masalah terkait obat dan rekomendasi terapi berdasarkan Pharmaceutical Care Network Europe Classification dan pedoman terapi. Keluaran utama pada penelitian ini adalah rata-rata lama perawatan penderita. Semua penderita dimonitor hingga 31 Desember 2010. Efektivitas terapi (kelompok uji 76,19% dan kelompok kontrol 81,82%) dan biaya terapi ( kelompok uji 23,81% dan kelompok kontrol 18,18%) merupakan masalah terkait obat yang paling banyak ditemukan. Seftriakson dan siprofloksasin (28,21%) merupakan antibiotik yang paling banyak ditemukan tidak sesuai dengan pedoman terapi pneumonia komunitas. Perbedaan yang signifikan ditemukan antara rata-rata lama perawatan pasien kelompok uji (6 hari) dan kelompok kontrol (8 hari) (P< 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian layanan kefarmasian dapat menurunkan secara signifikan rata-rata lama perawatan penderita pneumonia komunitas rawat inap.