Daftar Isi:
  • ABSTRAK Bencana gempa bumi dan longsor yang terjadi pada 30 September 2009 Nagari Tanjung Sani Kabupaten Agam mengakibatkan kerugian diberbagai sector dan menyebabkan masyarakat harus di relokasi ketempat yang lebih aman dari bahaya longsor. Proses pembangunan huntap untuk masyarakat yang memakan waktu lama menyebabkan permasalahan pada proses relokasi. Setelah masyarakat menempati huntap terdapat beberapa permasalahan yang timbul akibat proses pembangunan yang belum selesai. Adapun penelitian ini mengidentifikasi permasalahan rekonstruksi rumah dengan pendekatan relokasi pasca bencana gempa bumi dan longsor tahun 2009 di Nagari Tanjung Sani Kabupaten Agam dengan mewawancarai masyarakat dan pemerintah lalu didapatkan hasil penelitian bahwa beberapa permasalahan sebelum rekonstruksi yaitu identifikasi kerusakan dan penerima bantuan dimana rumah masyarakat yang terdampak dianggap rusak berat semua, waktu pelaksanaan yang sangat lama. Kemudian untuk pada saat rekonstruksi yaitu pemilihan lokasi yang tidak melibatkan masyarakat, pembebasan lahan yang lama, masyarakat yang menolak relokasi dikarenakan permasalahan jika masyarakat pindah akan bekerja kembali ditempat yang lama, proses pembangunan yang menggunakan skema kontraktual, dan masyarakat yang kembali ke rumah lama mereka karena masalah perekonomian yang belum terpenuhi di tempat relokasi. Sedangkan untuk hasil rekonstruksi yaitu akses jalan yang belum dicor di beberapa blok perumahan, tempat ibadah yang belum tersedia aliran listrik, fasilitas pendidikan yaitu SMP dan SMA yang belum ada di sekitar relokasi kemudian drainase yang belum di cor. Kata kunci: Longsor , Rekontruksi, Permasalahan Rekonstruksi.