Daftar Isi:
  • Kebutuhan energi dunia meningkat cepat, sehingga program energi dunia fokus pada pengembangan sumber energi alternatif, salah satunya adalah biodiesel. Biodiesel adalah bahan bakar nabati yang memiliki sifat-sifat seperti minyak solar yang mengandung metil ester/etil ester. Biodiesel dapat diproduksi dari bahan baku yang terbarukan, salah satunya adalah minyak jelantah. Sebagai limbah, minyak jelantah memiliki kandungan free faty acid (FFA) yang cukup tinggi dan menjadi masalah serius dalam produksi biodiesel. Maka salah satu metode yang digunakan untuk menurunkan free faty acid (FFA) adalah adsorpsi menggunakan adsorben dari abu sekam padi yang mengandung 85-90 % silika. Dalam penelitian ini dilaporkan bahwa minyak jelantah yang telah diolah dengan abu sekam padi dapat diperbaiki warna minyak sebesar 41,79% dan menurunkan kadar trigliserida sebesar 68,65% dan selanjutnya digunakan sebagai bahan baku produksi biodiesel dengan reaksi transesterifikasi menggunakan metanol dan katalis NaOH. Hasil biodiesel yang optimum adalah pada perbandingan vulume minyak jelantah dan metanol 27,26 mL : 5,675 mL, konsentrasi NaOH 4% pada suhu 60 C selama 2 jam. Densitas 0,890 g/mL, viskositas 2,45% dan kadar air 0,36%, ini belum sesuai dengan yang tercantum didalam SNI 7182-2012 tentang biodiesel.