kelestarian tradisi bubak manten dalam upacara pernikahan masyarakat islam (studi kasus di desa mojomati kec. jetis kab.ponorogo

Main Author: Anggraini, Devita Indri Novita
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://etheses.iainponorogo.ac.id/7787/1/e-thesis.pdf
http://etheses.iainponorogo.ac.id/7787/
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Anggraini, Devita Indri Novita (2019), Kelestarian Tradisi Bubak Manten dalam Upacara Pernikahan Masyarakat Islam (Studi kasus di desa Mojomati Kec. Jetis Kab. Ponorogo).Skripsi. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Pembimbing Dr. Anwar Mujahidin, MA. Kata Kunci : Kelestarian, Tradisi Bubak Manten, Fungsionalisme Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-Nya. Dalam upacara pernikahan yang dilakukan masyarakat, terdapat tradisi-tradisi yang menyertainya. Contohnya yaitu tradisi bubak manten. Tradisi bubak manten adalah upacara tradisi yang dilakukan ketika orang tua menikahkan anak pertama dan anak terakhirnya. Di dalam praktiknya, pelaksanaan tradisi bubak manten ini dilengkapi dengan penggunaan peralatan (uborampe) yang memiliki makna-makna filosofisnya. Dalam pelaksanaan dimasyarakat, terdapat dinamika-dinamika yang semakin memperkaya khazanah tradisi. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana dinamika pelaksanaan upacara tradisi bubak manten dan bagaimana makna tradisi bubak manten ini bagi masyarakat desa Mojomati Kec. Jetis Kab. Ponorogo. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serangkaian pelaksanaan tradisi bubak manten dan mengetahui dinamika serta makna pelaksanaan tradisi bubak manten sehingga tradisi ini bisa lestari di tengah modernisasi. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan beberapa teknik penelitian, yakni teknik dokumentasi dan wawancara. Analisis ini dipertajam dengan teori fungsionalisme bahwa sebuah tradisi akan tetap lestari apabila tradisi tersebut masih memiliki fungsi bagi masyarakat. Hasil penelitian menemukan bahwa tradisi bubak manten yang berkembang di masyarakat desa Mojomati ini bersifat dinamis. Yang paling pokok adalah tersedianya peralatan serta undangan yang hadir pun bersifat fleksibel. jika diteliti menggunaan teori fungsionalisme memiliki tiga fungsi yaitu, pertama, makna psikologis yaitu sebagai kebutuhan rohani berupa permohonan do’a. Kedua, makna Sosial Control dan komunikasi sosial berupa bertemunya masyarakat dan dapat menjalin silaturahim sehingga terjadi interaksi sosial. Ketiga, makna biologis, yaitu dalam bentuk sedekah dengan memberikan makanan kepada undangan yang hadir dalam upacara tradisi bubak manten. Dengan berdasarkan ketiga fungsi itulah maka tradisi bubak manten bisa tetap lestari di masyarakat.