Jamaah kraton: the Muslim new agers from Pekalongan

Main Author: Aida, Noor
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: State Institute of Islamic Studies (IAIN) Salatiga , 2012
Subjects:
Online Access: http://ijims.iainsalatiga.ac.id/index.php/ijims/article/view/94
http://ijims.iainsalatiga.ac.id/index.php/ijims/article/view/94/57
ctrlnum article-94
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="en-US">Jamaah kraton: the Muslim new agers from Pekalongan</title><creator>Aida, Noor</creator><subject lang="en-US">New Age; Reiki; Meditation; Sufism; Hybrid</subject><description lang="en-US">The objective of this research was to know Muslim New Age identity, how theNew Age practitioners identify themselves as Muslim and apply religiosity, attitudeand expression in their personal and social life. This research discussesabout the religious experiences perceived by those practitioners of ShamballaMulti Dimension Healing.It was a qualitative research using analytical descriptive method, in which theresearcher tried to describe the Muslim New Agers identity by explaining theirritual and their perception about their religion and tradition. The location of thisresearch was in Pekalongan, because it is a good example to describe how NewAge impact to religion and tradition by describing how some Arabian MoslemPekalongan conducted some New Age activities.The research finding shows that Jamaah Kraton from Pekalongan feel comfortablewith New Age because of two main reasons: the fascinating teaching andthe charismatic leader. Moreover, they able to negotiate their religious identityproblem by passing over and mixed all religion&#x2019;s teaching which has no contrarywith their main religion and tradition, Islam and Arab tradition. If they find anycontradiction (in common definition of other Muslim), they will not feel that theyconduct heresy, and the comfort ability they had picturing of a &#x2018;merger and crossover&#x2019;,&#x2018;a creation of a mixed cultures and&#x2019; and &#x2018;syncretism&#x2019;.Di Indonesia, terutama sejak awal 1990-an, kita menyaksikan penuhnya tempatkajian tasawuf dan maraknya buku-buku tentang ini. Bahkan fenomena bangkitnyaspiritualitas ini sudah pula memasuki kalangan profesional dan bisnis, berkatkehadiran KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dengan Manajemen Qolbu, atau M.Arifin Ilham dengan gerakan zikir, atau Ary Ginandjar dengan pelatihan ESQ.Teknik reiki dan meditasi modern seperti Anand Asram dan Brahma Kumarisjuga digemari di kalangan kaum muda dan paruh baya, tidak terkecuali denganReiki Shamballa yang tergolong baru di Indonesia, juga berkembang pesat disebuah kota kecil, Pekalongan. Teknik ini dikombinasikan dengan sufisme Islamoleh Jamaah Kraton, sebuah grup diskusi Islam di Pekalongan.Subyek penelitian ini adalah sejumlah anggota dan penggerak dari Jamaah Kratonyang sudah melangsungkan diskusi dan latihan meditasinya selama bertahuntahun.Kebanyakan anggotanya adalah Arab keturunan yang sudah lama hidup diIndonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasimendalam selama beberapa bulan di Pekalongan. Penelitian ini berguna untukmemberikan batasan tentang identitas seorang Muslim yang melakukan spiritualitasNew Age. Pada dasarnya penelitian ini untuk melihat kegiatan religius dan jugamemaparkan pandangan keberagamaan anggota Jamaah Kraton sebagai seorangArab, Muslim, dan praktisi New Age.Hasil penelitian menunjukkan bahwa seorang Arab dan Muslim New Age padaawalnya merupakan seorang Muslim dan Arab seperti kebanyakan. Ketikadihadapkan dengan keragaman yang ada, mereka mengambil sikap negosiasi,dan melakukan passing over serta membentuk identitas hybrid. Dengan cara inimereka merasa bahwa Islam yang mereka yakini adalah Islam yang dikehendakioleh Nabi Muhammad. Penelitian ini juga menemukan bahwa agama dan tradisimereka membentuk identitas mereka sebagai seorang yang universal inklusif.</description><publisher lang="en-US">State Institute of Islamic Studies (IAIN) Salatiga</publisher><contributor lang="en-US"/><date>2012-12-01</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Journal:Article</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://ijims.iainsalatiga.ac.id/index.php/ijims/article/view/94</identifier><identifier>10.18326/ijims.v2i2.191-214</identifier><source lang="en-US">Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies; Vol 2, No 2 (2012): Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies; 191-214</source><source>2406-825X</source><source>2089-1490</source><language>eng</language><relation>http://ijims.iainsalatiga.ac.id/index.php/ijims/article/view/94/57</relation><recordID>article-94</recordID></dc>
language eng
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
File:application/pdf
File
Journal:eJournal
author Aida, Noor
title Jamaah kraton: the Muslim new agers from Pekalongan
publisher State Institute of Islamic Studies (IAIN) Salatiga
publishDate 2012
topic New Age
Reiki
Meditation
Sufism
Hybrid
url http://ijims.iainsalatiga.ac.id/index.php/ijims/article/view/94
http://ijims.iainsalatiga.ac.id/index.php/ijims/article/view/94/57
contents The objective of this research was to know Muslim New Age identity, how theNew Age practitioners identify themselves as Muslim and apply religiosity, attitudeand expression in their personal and social life. This research discussesabout the religious experiences perceived by those practitioners of ShamballaMulti Dimension Healing.It was a qualitative research using analytical descriptive method, in which theresearcher tried to describe the Muslim New Agers identity by explaining theirritual and their perception about their religion and tradition. The location of thisresearch was in Pekalongan, because it is a good example to describe how NewAge impact to religion and tradition by describing how some Arabian MoslemPekalongan conducted some New Age activities.The research finding shows that Jamaah Kraton from Pekalongan feel comfortablewith New Age because of two main reasons: the fascinating teaching andthe charismatic leader. Moreover, they able to negotiate their religious identityproblem by passing over and mixed all religion’s teaching which has no contrarywith their main religion and tradition, Islam and Arab tradition. If they find anycontradiction (in common definition of other Muslim), they will not feel that theyconduct heresy, and the comfort ability they had picturing of a ‘merger and crossover’,‘a creation of a mixed cultures and’ and ‘syncretism’.Di Indonesia, terutama sejak awal 1990-an, kita menyaksikan penuhnya tempatkajian tasawuf dan maraknya buku-buku tentang ini. Bahkan fenomena bangkitnyaspiritualitas ini sudah pula memasuki kalangan profesional dan bisnis, berkatkehadiran KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dengan Manajemen Qolbu, atau M.Arifin Ilham dengan gerakan zikir, atau Ary Ginandjar dengan pelatihan ESQ.Teknik reiki dan meditasi modern seperti Anand Asram dan Brahma Kumarisjuga digemari di kalangan kaum muda dan paruh baya, tidak terkecuali denganReiki Shamballa yang tergolong baru di Indonesia, juga berkembang pesat disebuah kota kecil, Pekalongan. Teknik ini dikombinasikan dengan sufisme Islamoleh Jamaah Kraton, sebuah grup diskusi Islam di Pekalongan.Subyek penelitian ini adalah sejumlah anggota dan penggerak dari Jamaah Kratonyang sudah melangsungkan diskusi dan latihan meditasinya selama bertahuntahun.Kebanyakan anggotanya adalah Arab keturunan yang sudah lama hidup diIndonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasimendalam selama beberapa bulan di Pekalongan. Penelitian ini berguna untukmemberikan batasan tentang identitas seorang Muslim yang melakukan spiritualitasNew Age. Pada dasarnya penelitian ini untuk melihat kegiatan religius dan jugamemaparkan pandangan keberagamaan anggota Jamaah Kraton sebagai seorangArab, Muslim, dan praktisi New Age.Hasil penelitian menunjukkan bahwa seorang Arab dan Muslim New Age padaawalnya merupakan seorang Muslim dan Arab seperti kebanyakan. Ketikadihadapkan dengan keragaman yang ada, mereka mengambil sikap negosiasi,dan melakukan passing over serta membentuk identitas hybrid. Dengan cara inimereka merasa bahwa Islam yang mereka yakini adalah Islam yang dikehendakioleh Nabi Muhammad. Penelitian ini juga menemukan bahwa agama dan tradisimereka membentuk identitas mereka sebagai seorang yang universal inklusif.
id IOS3213.article-94
institution IAIN Salatiga
affiliation ptki.onesearch.id
institution_id 412
institution_type library:university
library
library Perpustakaan IAIN Salatiga
library_id 58
collection Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies
repository_id 3213
subject_area Agama
city KOTA SALATIGA
province JAWA TENGAH
repoId IOS3213
first_indexed 2016-09-21T13:18:01Z
last_indexed 2017-07-11T01:56:19Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1686307924871217152
score 17.60987