KAJIAN ANTIPROLIFERATIF EKSTRAK DAUN BENALU DUKU (Loranthaceae dendrophthoe) TERHADAP SEL MYELOMA SECARA In Vitro
Main Authors: | Thomas V. Widiyatno, M.Si., drh., M. Lazuardi, Dr., M.Si., drh., Nanik Sianita Widjaja, Dr., M.Si., drh, Nuraini Farida, Dra., Apt., Sri Susila, M.S., drh. |
---|---|
Format: | Lainnya NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
UNIVERSITAS AIRLANGGA
, 2006
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/43003/1/gdlhub-gdl-res-2008-widiyatnot-6806-kkckkl-k.pdf http://repository.unair.ac.id/43003/2/gdlhub-gdl-res-2008-widiyatnot-6806-lp4008-j.pdf http://repository.unair.ac.id/43003/ http://lib.unair.ac.id |
ctrlnum |
43003 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.unair.ac.id/43003/</relation><title>KAJIAN ANTIPROLIFERATIF EKSTRAK DAUN BENALU DUKU (Loranthaceae dendrophthoe) TERHADAP SEL MYELOMA SECARA In Vitro</title><creator>Thomas V. Widiyatno, M.Si., drh.</creator><creator>M. Lazuardi, Dr., M.Si., drh.</creator><creator>Nanik Sianita Widjaja, Dr., M.Si., drh</creator><creator>Nuraini Farida, Dra., Apt.</creator><creator>Sri Susila, M.S., drh.</creator><subject>Q Science</subject><subject>QK Botany</subject><description>Seduhan daun Benalu duku diketahui dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat sebagai tanaman obat pada kanker payu dara. Temuan empirik tersebut mendorong beberapa peneliti mengkaji Iebih lanjut mengenai khasiat anti kanker tumbuhan Benalu duku. Hasil kajian laboratorium tersebut menunjukkan bahwa 20% sari daun Benalu duku menggunakan air mendidih selama 15 menit, memiliki daya antiproliferatif secara in vitro maupun in vivo. Namun demikian dilaporkan pula bahwa pemberian dalam jumlah tertentu kadar mendekati 90%, mampu bersifat toksik bahkan mampu menembus sawar otak dan mampu memunculkan manifestasi keradangan pada serebrum mencit. Sementara beberapa peneliti menyatakan bahwa pemberian dosis lazim pada mencit tak menyebabkan perubahan terhadap harga normal nilai transaminase pada mencit. Ilustrasi faktor keamanan tersebut menjadikan masyarakat memanfaatkan sebagai herba medicina. Substansi esensial Benalu duku sebagai tumbuhan herba medicna diperkirakan akan terlarut secara optimal pada pelarut organik kuat seperti metanol dan kloroform. Seandainya hal tersebut dapat dilakukan maka akan menambah data primer akan khasiat anti kanker substansi tumbuhan Benalu duku. Namun permasalahannya adalah hingga saat ini laporan mengenai substansi penimbul antiproliferatif terlarut dalam metanol dan kioroform, hingga saat ini belum pernah diteliti. Dilatarbelakangi dengan permasalah tersebut di atas maka dilakukan penelitian mengenai potensi antiproliferatif substansi terlarut metanol, kioroform secara in vitro. Rancangan penelitian yang dipilih adalah pasca perlakuan dengan grup kontrol, dimana perolehan data primer disesuaikan dengan variabel tergantung penelitian yaitu kadar antiproliferatif substansi terlarut metanol dan kloroform. Tumbuhan benalu duku diambil dari tumbuhan Duku usia 3 tahun asal Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Sebagai objek kajian adalah bagian daun. Kultur set in vitro yang digunakan adalah sel myeloma dengan media pertumbuhan RPMI 1640 mengandung Foetal Bovine Serum 10%. Perlakuan kultur sel dilakukan pada mikroptat 24 sumuran pada media sel 2 ml. Rentang kadar yang bakal diuji adalah 1 µg/ml, 3 µg/ml, 5µg/ml 10 µg/ml, 20 µg/ml, 30 µg/ml dengan masing-masing kadar diwakili 3 sumuran mikroptat. Sebagai kontrol digunakan NaCl dengan jumlah setara dengan analit perlakuan yaitu 100 µl dalam sumuran 2 ml pada jumlah sel minimum 1.105 sel/ml. Masa pengamatan dilakukan 48 jam pasca inkubasi diawali dengan penghitungan viabilitas sel dibandingkan sel kontrol melalui bantuan metilen biru (1:1). Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop inverted pada pembesaran 200x. Analisis data masing-masing kadar dibandingkan kontrol, dilakukan menggunakan independent t test (siknifikansi 5%). Sedangkan uji hipotesis dilakukan menggunakan analisis komparasi ketepatan dari Fisher siknifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan kloroform daun benalu duku memiliki daya antiproliferatif. Kadar hambat ekstrak methanol ditemukan pada 20 µg/ml sedangkan ekstrak kloroform ditemukan pada 10 µg/ml (p&lt;0,05). Saran hasil pengerjaan penelitian yaitu perlu dilakukan penelitian sejenis menggunakan rentang kadar 10 µg/ml hingga 20 µg/ml terhadap ekstrak metanol, demikian pula kadar 5 µg/ml hingga 10 µg/ml terhadap ekstrak kloroform.</description><publisher>UNIVERSITAS AIRLANGGA</publisher><date>2006</date><type>Other:Other</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>ind</language><identifier>http://repository.unair.ac.id/43003/1/gdlhub-gdl-res-2008-widiyatnot-6806-kkckkl-k.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>ind</language><identifier>http://repository.unair.ac.id/43003/2/gdlhub-gdl-res-2008-widiyatnot-6806-lp4008-j.pdf</identifier><identifier> Thomas V. Widiyatno, M.Si., drh. and M. Lazuardi, Dr., M.Si., drh. and Nanik Sianita Widjaja, Dr., M.Si., drh and Nuraini Farida, Dra., Apt. and Sri Susila, M.S., drh. (2006) KAJIAN ANTIPROLIFERATIF EKSTRAK DAUN BENALU DUKU (Loranthaceae dendrophthoe) TERHADAP SEL MYELOMA SECARA In Vitro. UNIVERSITAS AIRLANGGA, Surabaya. (Unpublished) </identifier><relation>http://lib.unair.ac.id</relation><recordID>43003</recordID></dc>
|
language |
ind |
format |
Other:Other Other PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
Thomas V. Widiyatno, M.Si., drh. M. Lazuardi, Dr., M.Si., drh. Nanik Sianita Widjaja, Dr., M.Si., drh Nuraini Farida, Dra., Apt. Sri Susila, M.S., drh. |
title |
KAJIAN ANTIPROLIFERATIF EKSTRAK DAUN BENALU DUKU (Loranthaceae dendrophthoe) TERHADAP SEL MYELOMA SECARA In Vitro |
publisher |
UNIVERSITAS AIRLANGGA |
publishDate |
2006 |
topic |
Q Science QK Botany |
url |
http://repository.unair.ac.id/43003/1/gdlhub-gdl-res-2008-widiyatnot-6806-kkckkl-k.pdf http://repository.unair.ac.id/43003/2/gdlhub-gdl-res-2008-widiyatnot-6806-lp4008-j.pdf http://repository.unair.ac.id/43003/ http://lib.unair.ac.id |
contents |
Seduhan daun Benalu duku diketahui dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat sebagai tanaman obat pada kanker payu dara. Temuan empirik tersebut mendorong beberapa peneliti mengkaji Iebih lanjut mengenai khasiat anti kanker tumbuhan Benalu duku. Hasil kajian laboratorium tersebut menunjukkan bahwa 20% sari daun Benalu duku menggunakan air mendidih selama 15 menit, memiliki daya antiproliferatif secara in vitro maupun in vivo. Namun demikian dilaporkan pula bahwa pemberian dalam jumlah tertentu kadar mendekati 90%, mampu bersifat toksik bahkan mampu menembus sawar otak dan mampu memunculkan manifestasi keradangan pada serebrum mencit. Sementara beberapa peneliti menyatakan bahwa pemberian dosis lazim pada mencit tak menyebabkan perubahan terhadap harga normal nilai transaminase pada mencit. Ilustrasi faktor keamanan tersebut menjadikan masyarakat memanfaatkan sebagai herba medicina. Substansi esensial Benalu duku sebagai tumbuhan herba medicna diperkirakan akan terlarut secara optimal pada pelarut organik kuat seperti metanol dan kloroform. Seandainya hal tersebut dapat dilakukan maka akan menambah data primer akan khasiat anti kanker substansi tumbuhan Benalu duku. Namun permasalahannya adalah hingga saat ini laporan mengenai substansi penimbul antiproliferatif terlarut dalam metanol dan kioroform, hingga saat ini belum pernah diteliti. Dilatarbelakangi dengan permasalah tersebut di atas maka dilakukan penelitian mengenai potensi antiproliferatif substansi terlarut metanol, kioroform secara in vitro. Rancangan penelitian yang dipilih adalah pasca perlakuan dengan grup kontrol, dimana perolehan data primer disesuaikan dengan variabel tergantung penelitian yaitu kadar antiproliferatif substansi terlarut metanol dan kloroform. Tumbuhan benalu duku diambil dari tumbuhan Duku usia 3 tahun asal Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Sebagai objek kajian adalah bagian daun. Kultur set in vitro yang digunakan adalah sel myeloma dengan media pertumbuhan RPMI 1640 mengandung Foetal Bovine Serum 10%. Perlakuan kultur sel dilakukan pada mikroptat 24 sumuran pada media sel 2 ml. Rentang kadar yang bakal diuji adalah 1 μg/ml, 3 μg/ml, 5μg/ml 10 μg/ml, 20 μg/ml, 30 μg/ml dengan masing-masing kadar diwakili 3 sumuran mikroptat. Sebagai kontrol digunakan NaCl dengan jumlah setara dengan analit perlakuan yaitu 100 μl dalam sumuran 2 ml pada jumlah sel minimum 1.105 sel/ml. Masa pengamatan dilakukan 48 jam pasca inkubasi diawali dengan penghitungan viabilitas sel dibandingkan sel kontrol melalui bantuan metilen biru (1:1). Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop inverted pada pembesaran 200x. Analisis data masing-masing kadar dibandingkan kontrol, dilakukan menggunakan independent t test (siknifikansi 5%). Sedangkan uji hipotesis dilakukan menggunakan analisis komparasi ketepatan dari Fisher siknifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan kloroform daun benalu duku memiliki daya antiproliferatif. Kadar hambat ekstrak methanol ditemukan pada 20 μg/ml sedangkan ekstrak kloroform ditemukan pada 10 μg/ml (p<0,05). Saran hasil pengerjaan penelitian yaitu perlu dilakukan penelitian sejenis menggunakan rentang kadar 10 μg/ml hingga 20 μg/ml terhadap ekstrak metanol, demikian pula kadar 5 μg/ml hingga 10 μg/ml terhadap ekstrak kloroform. |
id |
IOS3215.43003 |
institution |
Universitas Airlangga |
institution_id |
33 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Airlangga |
library_id |
468 |
collection |
Airlangga Institutional Repositories |
repository_id |
3215 |
subject_area |
Adat Istiadat Administrasi Negara dan Militer Agama |
city |
KOTA SURABAYA |
province |
JAWA TIMUR |
repoId |
IOS3215 |
first_indexed |
2016-09-24T05:39:11Z |
last_indexed |
2016-09-24T05:39:11Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1675277567260622848 |
score |
17.610468 |