ANALISIS KEKUATAN TARIK TEKNIK SIMPLE INTERRUPTED SUTURE DAN DOUBLE SLING SUTURE DENGAN BENANG NON ABSORBABLE

Main Author: ROSA PRATIWI, 021618056301
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/80991/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/80991/2/full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/80991/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Latar belakang: Penjahitan merupakan salah satu aspek penting dalam keberhasilan bedah flap periodontal. Tujuan utama dari penjahitan adalah untuk stabilitas dan imobilisasi luka. Keberhasilan penjahitan dipengaruhi oleh pemilihan teknik dan material penjahitan yang tepat. Teknik simple interrupted suture sering digunakan pada luka dengan primary intention. Namun, teknik ini memiliki beberapa kekurangan sehingga dilakukan modifikasi menjadi teknik double sling suture. Terdapat berbagai macam material benang jahit, salah satunya adalah benang non-absorbable. Sifat mekanik yang paling penting dari benang jahit adalah kekuatan tarik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kekuatan tarik teknik simple interrupted suture dan double sling suture dengan benang non-absorbable. Material dan Metode: Penelitian ini menggunakan 24 sampel yang dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu kelompok simple interrupted suture dan double sling suture yang masing-masing menggunakan benang silk dan nylon. Proses penjahitan dilakukan pada media gingiva tiruan kemudian dilakukan uji tarik dan dicatat penyebab kegagalan yang terjadi pada setiap sampel. Hasil: Rerata kekuatan tarik teknik double sling suture lebih tinggi daripada teknik double sling baik pada kelompok benang silk maupun nylon. Berdasarkan hasil uji ANOVA menunjukkan perbedaan signifikan (p≤ 0.05) antar kelompok. Kegagalan pada benang silk lebih banyak disebabkan oleh media ruptur, sedangkan pada benang nylon disebabkan oleh lepasnya simpul. Simpulan: Kekuatan tarik teknik double sling suture lebih besar apabila dibandingkan teknik simple interrupted suture sehingga lebih baik digunakan pada penjahitan luka dengan primary intention.