Peranan Tarekat Shiddiqiyyah Dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia Di Jombang
Main Author: | Andi Irawan; Jurusan Sejarah Fakultas Sastra. Pembimbing (1) Drs. Irawan, M.Hum,. (2) Drs. Joko Sayono, M.Pd, M.Hum |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/790 |
Daftar Isi:
- Sepintas akan sulit untuk mengkaitkan antara kehidupan tasawuf dengan pembangunan. Tasawuf senantiasa identik dengan orientasi terhadap kehidupan akhirat, sedangkan pembangunan merupakan implementasi dari usaha manusia dalam meningkatkan kesejahteraan manusia dalam kehidupan didunia. Pada perkembangan selanjutnya tasawuf identik dengan lembaga tarekat, sebagai sebuah perhimpunan yang mengembangkan ajaran tasawuf. Tarekat Shiddiqiyyah pada awal kemunculannya banyak dikecam oleh berbagai pihak. Di Jawa Timur Tarekat Shiddiqiyyah dikenal memiliki kepedulian dan berhasil dalam membantu orang-orang yang “gagal” dan frustasi dalam kehidupan. Peranan merupakan keikutsertaan aktif seseorang atau sekelompok orang dalam aspek-aspek kehidupan masyarakat, yang dalam hal ini adalah aspek pembangunan sumber daya manusia. Tasawuf merupakan ilmu kebatinan dan amalan-amalan yang bertujuan untuk mendekatkan rohani seseorang dengan Tuhannya sehingga terbentuk pola hidup yang senantiasa mementingkan kepentingan akherat. Dalam konsep tasawuf, tarekat merupakan aktifitas praktis dan diorientasikan untuk mencapai tujuan tasawuf, yaitu ma’rifat kepada Allah. Tarekat sendiri memiliki dua pengertian, pertama berarti metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan diri dengan Tuhan. Kedua, tarekat sebagai suatu perkumpulan atau organisasi kaum sufi. pembangunan sumber daya manusia adalah sebagai sebuah proses perubahan perilaku menuju arah positif dalam kualitas dan tingkat keberadaan manusia yang bertujuan untuk kebahagiaan hidup, kemerdekaan berpikir, dan lepasnya dari ketakutan, kegelapan, dan kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1.Mengetahui peranan mursyid Tarekat Shiddiqiyyah dalam pembangunan sumber daya manusia. 2. Mengetahui peranan ajaran Tarekat Shiddiqiyyah dalam pembangunan sumber daya manusia. 3. Mengetahui peranan Yayasan Pendidikan Shiddiqiyyah (YPS) Pusat dalam pembangunan sumber daya manusia. 4. Mengetahui peranan solidaritas antar anggota Tarekat Shiddiqiyyah dalam pembangunan sumber daya manusia. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis , lisan, dan perilaku dari orang-orang yang diamati. Penelitian yang dilakukan merupakan usaha memperoleh informasi deskriptif yaitu melukiskan sesuatu apa adanya. Sumber data adalah kata-kata dan tindakan, dan didukung oleh data-data berupa dokumen. Tehnik pengumpulan data yang dipakai yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi sumber tertulis. Proses analisis data yang dilakukan yaitu pemrosesan satuan, kategorisasi, dan penafsiran data. ii Lokasi penelitian ini difokuskan di Yayasan Pendidikan Shiddiqiyyah (YPS) Pusat sebagai pusat kegiatan Tarekat Shiddiqiyyah Indonesia. Yayasan Pendidikan Shiddiqiyyah terletak di Dusun Losarirowo, Desa Losari Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa mursyid Tarekat Shiddiqiyyah mempunyai peranan penting sebagai mediator, motivator, fasilitator, dan pelaku utama dalam pembangunan sumber daya manusia. Ajaran Tarekat Shiddiqiyyah memiliki metode pelatihan mental spiritual yang mampu membentuk kepribadian invidu yang sejalan dengan konsep pembangunan sumber daya manusia. Yayasan Pendidikan Shiddiqiyyah (YPS) Pusat sebagai pusat aktivitas anggota Tarekat Shiddiqiyyah mempunyai sistem pendidikan yang mampu menghasilkan manusia yang memiliki skill dan keterampilan khusus, YPS juga memiliki agenda rutin untuk menyalurkan dana bantuan kepada fakir miskin. Ajaan Tarekat Shiddiqiyyah adalah ajaran tasawuf, didalamnya terdapat metode pelatihan dan penggemblengan mental spiritual anggotanya, sehingga mampu membentuk manusia yang bermental positif. Solidaritas yang terjalin kuat antar anggotanya, menjadikan setiap anggota Shiddiqiyyah senantiasa saling menjaga angota Shiddiqiyyah yang lain, dan menjadi rambu-rambu agar anggota Shiddiqiyyah senantiasa tetap berada dalam jalan yang benar. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar YPS lebih mengorganisir dan selektif dalam menugaskan kader-kadernya didaerah-daerah agar tidak terjadi kesalah tafsiran masyarakat dalam menilai tarekat Shiddiqiyyah. Saran berikutnya ditujukan kepada masyarakat dan pemerintah agar lebih arif dalam menyikapi bermunculannya aliran-aliran agama baru di Indonesia.